[Author P.O.V]
Apa maksud dari judul bab itu tadi, Thor? -Readers
Sudahlah kalian baca saja cerita ini, Insyaa Allah ketemu kok jawabannya apa. -Author
***
Sesungguhnya jika kita bersahabat dengan orang yang baik itu ibarat bersahabat dengan penjual minyak wangi, dan kita akan mendapatkan kebaikan atau minimal menjadi baik.
(Intisari dari Hadis Rasulullah Riwayat Bukhari 5534 dan Muslim 2628)Pada tahun 2013, iya tahun segitu, Sabila sudah lulus dari jenjang Sekolah Dasar. Ketika dia mendengar info tentang sekolah favorit di kotanya, dia langsung berniat untuk mendaftarkan dirinya ke sana. Mengapa? Karena ... begitulah. Ini alasannya.
[Flashback On]
"Bun, Sabila ingin bersekolah di seberang dong. Soalnya Sabila dengar bahwa SMP itu kualitasnya bagus lho," kata gadis kecil itu ketika membaca informasi yang didapat melalui ponselnya.
Bundanya yang tidak mengetahui apa-apa itu pun hanya bisa berkata, "Mana sini tunjukkan ke Bunda. Bunda ingin lihat apa yang kamu inginkan, Sab."
Tanpa basa-basi lagi, Sabila pun langsung menunjukkan apa yang dia lihat ke Bundanya. Ternyata, Sabila melihat website PPDB* Online di kotanya dan dia juga membuka informasi tentang sekolah-sekolah negeri tersebut melalui Google.
Setelah Bunda melihat informasi tersebut, beliau berkata kepada anak gadisnya itu. "Nak, apapun keputusan kamu, Bunda pasti selalu dukung. Asalkan, kamu rajin-rajin belajar di sana. Jangan nakal dan tidak boleh buat malu nama baik kamu, orangtuamu, dan juga sekolahmu. Jika kamu benar-benar niat ingin sekolah di situ, nanti Bunda daftarkan. Kita persiapkan segalanya, bagaimana?"
Bunda itu berpanjang lebar mengenai pendapatnya tentang Sabila yang memutuskan untuk bersekolah di suatu sekolah favorit di seberang kota. Ternyata, beliau menyetujuinya dengan diselipkan sedikit pesan yang tentu saja berguna bagi anak gadis seperti dirinya. Akhirnya, semua berkas yang diperlukan untuk pendaftaran pun dipersiapkan untuk mendaftarkan Sabila ke sekolah favorit, SMP Negeri 5.
[Flashback Off]
"Fiuh, seandainya aku dapat bersekolah di sekolah yang sama dengan teman-teman satu SD-ku, tetapi ini keputusanku tidak dapat diganggu gugat. Jadi ... biarkan saja. Tidak bakal banyak orang yang mencariku kok," ujar gadis itu ketika mengingat masa-masanya untuk meminta izin agar dia bisa bersekolah di seberang.
Tiba-tiba, ada yang menyapanya dari belakang. "Hai," sapa orang itu. Gadis itu pun langsung mengalihkan pandangannya ke belakang. Orang itu belum pernah dikenali oleh Sabila.
Siapa sih itu? pikirnya.
"Aku tidak menyangka bisa satu kelas denganmu di kelas ini. Bagaimana kalau kita saling berkenalan terlebih dahulu? Ya, biar lebih akrab gitu," usul seseorang yang ternyata dia itu adalah seorang gadis juga, sama seperti Sabila.
Sabila pun hanya mengangguk, kemudian dia memperkenalkan dirinya kepada orang yang duduk di sebelahnya kemudian. "Kenalkan, namaku Sabila. Ya, kamu tidak perlu mengetahui nama lengkapku, itu nanti saja ya, sip. Aku berasal dari seberang, jadi ya ... kalau aku pergi dari rumah ke sekolah itu lumayan jauh jaraknya," kata Sabila itu seraya memperkenalkan dirinya.
Gadis itu pun hanya membentuk huruf 'O' pada kedua bibirnya. Artinya, dia hanya bisa ber-'oh' ria mendengar ujaran Sabila itu. Nah, giliran dia yang akan memperkenalkan dirinya. "Oh oke. Sekarang giliranku. Kenalkan, namaku Syifa. Aku bukan berasal dari Sekolah Dasar, melainkan berasal dari Madrasah Ibtidaiyah. Ya, pasti orang menganggap kalau anak yang merupakan lulusan MI itu orangnya alim-alim 'kan? Tapi, aku tidak termasuk orang yang demikian, mungkin. Lihat saja nanti ketika kita berkenalan lebih dekat, pasti kau merasakan bahwa aku itu orang yang berbeda dari yang kalian kira. Sudah itu saja sih." Lebih parah dari Sabila, malah Syifa yang berpanjang lebar ketika memperkenalkan diri sendiri itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sabilillah: Hijrah
SpiritualIni adalah sekuel dari Sabilillah Dimana pada saat itu seorang gadis tidak bertemu lagi dengan teman barunya di masa lalu. Dia benar-benar berubah. Dia sudah mulai berhijrah, tetapi selalu mendapat banyak tantangan. Akankah dia tetap istiqomah, atau...