[Author P.O.V]
Di part sebelumnya, Sabila, Hani, dan Syifa sama-sama terjatuh dan mereka pun saling membantu supaya semuanya dapat bangkit dari jatuh yang mereka bertiga alami. Setelah itu, Sabila dan kedua teman barunya itu melangkah menuju kantin dan di sanalah Syifa dan Hani "berebutan" untuk mentraktir Sabila karena pada saat itu dia tidak memiliki uang dikarenakan lupa membawa uang jajan ke sekolah.
Setelah itu, satu hal lainnya sudah terjadi setelah pulang sekolah, di mana Sabila, Hani, Syifa, Rizqi, dan Radian kini berada dalam satu kelompok dan saat itulah mereka sedang bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kelompok yang cukup menguras pikiran masing-masing. Namun setelah beberapa saat berlalu cukup lama, akhirnya mereka bisa menyelesaikannya, dan menurut salah seorang di antara mereka, itu semua berkat Sabila.
Hingga pada suatu hari, suatu musibah pun menimpa salah seorang di antara mereka berlima.
Tiba-tiba saja, salah seorang di antara ketiga gadis itu mengalami infeksi mata. Kedua matanya pun kelilipan dan dia berusaha untuk menyingkirkan segala benda asing yang masuk ke mata kanan maupun kirinya. Tak disangka, yang mengalami itu semua adalah Sabila itu sendiri. Syifa dan Hani yang terkejut akan perubahan mendadak dari teman mereka itupun berseru secara bersamaan, "Sab, kamu baik-baik saja?"
Sabila pun hanya menggelengkan kepalanya, namun responnya yang tadi itu diangggap suatu hal yang disebut dusta bagi mereka berdua. Hani yang sedari khawatir terhadap kondisi matanya Sabila itu berpikir untuk mengambil obat ke apotek terdekat. Namun dia baru menyadari bahwa mereka berlima itu masih berada di sekolah, jadi gadis berkacamata itu segera melangkahkan kakinya menuju UKS untuk meminta obat mata kepada petugas yang masih berjaga di jam-jam pulang tersebut.
Sedangkan Syifa berusaha secara manual untuk menyingkirkan segala benda asing yang menginfeksi matanya, serta Radian dan Rizqi mengibas-ngibaskan kedua tangan mereka masing-masing, berharap tidak ada lagi benda asing yang masuk ke mata gadis tersebut.
"Bertahanlah, Sab. Matamu pasti baik-baik saja kok!" seru Rizqi itu kemudian. Sedangkan Sabila itu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya tanpa berkata apapun.
Hingga beberapa saat kemudian, barulah Hani kembali dengan membawa obat mata yang sebenarnya tidak diperkenankan untuk dibawa pulang oleh siswa-siswi yang notabenenya adalah peserta didik di SMP tersebut. Namun kali ini, dia diizinkan untuk membawa obat tersebut ke luar ruangan UKS. Segeralah gadis tersebut mendekati Sabila dan berkata, "Sab, ini aku bawakan obat mata dari UKS. Jangan bergerak ya, aku obati kamu nih." Hani berkata demikian sambil memegang dan mengelus bahu temannya yang mengalami infeksi itu.
Setelah itu, Hani memegang kepalanya Sabila dan mendekatkan kedua matanya kepada diri si pemberi obat itu. Setelah diamati dengan saksama, ternyata .... "Sab, matamu memang benar-benar merah lho! Harus segera diobati ini!" seru Hani kemudian.
Seketika itulah si Radian langsung membalas dengan sahutan seperti berikut. "Makanya cepat, Han! Kalau tidak, matanya itu bisa-"
Belum sempat Radian menyelesaikan sahutannya, Hani pun menyahut, "Sabar dululah, Rad. Kita tidak bisa sembarangan dalam mengobati mata orang lain. Takutnya ini terjadi masalah yang lebih parah lagi bagi Sabila. Oke?" Sedangkan Radian pun hanya menghela nafas beratnya, diikuti Rizqi dan juga Syifa.
Setelah menyahut Radian, kini pandangannya teralihkan kembali ke Sabila. "Sabar ya, Sab. Aku obati matamu, oke?" Sabila pun hanya mengangguk perlahan. Kemudian, Hani membuka tutup dari botol obat mata tersebut lalu meneteskannya sekitar 1-2 tetes masing-masing ke mata kiri juga mata kanannya, secara perlahan.
Seketika itulah, respon yang mengejutkan pun terjadi. Kedua mata Sabila kembali berkedip-kedip secara cepat, menyesuaikan dengan sedikit saja tetesan obat mata yang diberikan oleh teman barunya. Tak dapat dipungkiri, kedua matanya kelilipan namun gerakannya lebih gesit daripada pada saat kedua matanya terinfeksi sebelum diobati sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sabilillah: Hijrah
SpiritualIni adalah sekuel dari Sabilillah Dimana pada saat itu seorang gadis tidak bertemu lagi dengan teman barunya di masa lalu. Dia benar-benar berubah. Dia sudah mulai berhijrah, tetapi selalu mendapat banyak tantangan. Akankah dia tetap istiqomah, atau...