07.

970 51 0
                                    

Waktu menunjukan pukul 06:00 pagi gadis itu terbangun dari tidurnya, dia langsung pergi ke kamar mandi dengan gerakan yang sangat lemas.
Setelah selesai mandi dan memakai pakaian rumahan kirana pergi ke meja rias sekedar melihat lebam di pipinya yang sedikit memudar. Ia tersenyum dengan wajah pucatnya.

Kirana berjalan mendekati pintu ingin memastikan bahwa pintunya tidak dikunci, prediksi kirana salah ternyata masih terkunci. Padahal ia sangat laper karena dari kemarin dia belum makan, tangan kirana memegang perutnya sedikit berbunyi.

"Duh sakit.. Kirana lo harus kuat ga boleh lemah." ucap kirana menguatkan dirinya, ia memilih duduk disofa yang ada di balkon luar kamarnya, ia mengambil gitar yang berada di sisikanannya dan memetik gitar mulai bernyanyi...

Kau membunuhku dengan kepedihan hati..
Kau hempaskanku kedalam retaknya hati..

Kirana bernyanyi sangat mendalam suara merdunya mengalahkan suara kicauan burung yang berterbangan setiap pagi.

Hingga air mata tak mampu tuk melukiskan perih..
Yang kau ukir dalam hati ini..

Semua bayangan yang terjadi kemarin itu seperti video yang terus terputar di otakku. Aku tak kuasa menahan tangis air mataku selalu menetes lagi dan lagi seakan akan tak mau berhenti.

Kau hancurkan diriku saat engkau pergi..
Setelah kau patahkan sayap ini..

Hingga ku takkan bisa terbang tinggi lagi..
Dan mencari bintang yang dapat menggantikanmu..

Aku menarik napas sebentar dan bernyanyi lagi.

Sampai kini masih mencoba tuk terjaga dari mimpiku yang buatku tak sadar bahwa kau bukan lagi milikku..

Walau hati tak akan pernah dapat melupakan dirimu dan tiap tetes air mata yang jatuh kuatkan rinduku..

Mataku terpejam tapi jari-jariku masih memetik gitar kesayanganku. Aku merasakan hembusan angin yang menerpa ke wajahku.

Pada indah bayanganmu.. canda tawamu.. Pada indahnya duka.. Dalam kenangan kita..

Permainan gitar pun berhenti dengan suara nyayianku. Mendengar suara pintu terbuka aku langsung bangkit dan menghampiri, dan ternyata itu bi minah yang membukakan pintu sambil membawakan makanan. Aku langsung memeluk bibi dan menangis di dalam dekapan bi minah, bibi mebawa ku ke sofa yang berada di kamarku dan meletakan makanan itu di meja.

"Sudah non.. Jangan menangis bibi bawakan sup ayam dan susu hangat buat non spesial." ucapan bibi sambil menenangkanku dan mengusap air mataku.

"Tapi bi hiks... Om sangat jahat perut ran sakit dari tadi.." ucap ku sambil menangis, bibi hanya tersenyum sambil mengusap puncak kepalaku.

"Ga seperti itu ko non, bibi di suruh ibu bawakan makanan untukmu, dan kunci ini disuruh bpak untuk di bukakan pintu kamar non ini." ucapan bibi sambil memberikan kunci kamarku untukku, dan aku mengambilnya.

"Makasih ya bi, bibi sangat baik ran sayang bi minah." ucapanku sambil memeluk bi minah.

"Ya sudah non makan ya, bibi tinggal dulu masih banyak pekerjaan yang bibi belum selesai." ucapn bibi dan aku mengganguk. Bibi pun pergi meninggalkan kamar ku.

🌜🌜🌜

Di tempat yang berbeda cowo itu masih bergerliya di tempat tidurnya dia malas untuk ngapa ngapain di hari libur ini padalah waktu sudah menunjukan pukul 08:00.

"Hu bosan." ia mengambil benda persegi panjang itu di atas nakas yang sedari tadi berbunyi ada 90 notifikasi chat dari teman-temannya. Dia nampak bingung  penasaran jari jarinya lihai mebuka salah satu aplikasi Whatsapp karena penasaran, dan ternyata itu adalah grup chat cogan cecan😍 itu.

Lukisan Hati Gadis Kaku (LHGK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang