1. Senin Pagi

8.6K 373 55
                                    

~Happy Reading~

"Senin pagi ... hari baru ... semangat baru ... lanjutkan langkah gapai impianmu".

__________

"Perfect," ucapnya ketika menatap cermin. Kemudian gadis itu berjalan menuju lantai bawah untuk sarapan bersama kedua orang tuanya.

"Pagi Mama dan Papaku," sapa Maudy. Gadis itu duduk di samping kursi sang Mama, lalu mengambil selembar roti dan ia beri selai strawberry kesukaannya.

Pagi ini di halaman sekolah semua siswa dan siswi, serta guru sedang bersiap-siap melaksanakan upacara. Yup benar, ini adalah hari Senin. Setiap hari Senin di sekolah rutin mengadakan upacara sebagai bentuk nasionalisme sebagai anak bangsa.

Upacara merupakan salah satu kegiatan membosankan bagi sebagian siswa. Bagaimana tidak, kurang lebih satu jam para murid harus berdiri membentuk sebuah barisan di bawah teriknya sinar matahari, di hari Senin. Para guru juga tidak bosan mengingatkan para murid untuk berbaris dengan rapi, tidak mengobrol saat upacara serta lengkap mengenakan atribut sekolah sebagai contoh yakni topi.

Memakai topi adalah hal wajib ketika mengikuti upacara. Meski begitu, tak jarang banyak sekali murid yang lupa mengenakan benda tersebut pada saat upacara. Dan sebagai gantinya, mereka akan mendapatkan hukuman setelah upacara selesai nanti.

Mentari High School selalu mengadakan pembagian tugas untuk pelaksanaan upacara di setiap Minggunya. Pembagian jadwal pelaksana upacara sudah disusun rapi oleh pihak sekolah, dan sebagai murid hanya tinggal melaksanakan sesuai jadwal yang telah diatur. Pelaksana upacara harus mengatur seluruh rangkaian upacara, mulai dari petugas upacara, pembawa bendera, pembaca doa, dirigen serta tugas yang lainnya.

Kebetulan hari ini jadwal kelas XI IPA 1 --yang tak lain merupakan kelas Maudy-- bertugas melaksanakan upacara. Maudy sudah berada di barisan paduan suara beserta murid lainnya yang sangat sudah rapi mengenakan semua atribut upacara.

"Maudy, lo jadi dirigen ya soalnya Devi nggak masuk. Padahal kemarin udah latihan tapi dia mendadak sakit," pinta Niko ketua kelasnya.

"Oke deh." Maudy mengangguk setuju, tanpa berpikir. Baginya, setiap perintah yang berhubungan dengan sekolah dan peraturannya adalah hal wajib yang harus ia laksanakan tanpa penolakan.

Dengan sikap percaya dirinya, Maudy mengambil posisi dirigen berhadapan dengan barisan paduan suara. Sedikit banyak ia sudah mempelajari bagaimana menjadi seorang dirigen, jadi ia sudah siap bila harus ditunjuk langsung seperti sekarang ini.

"Ayo yang lain udah siap semua kan ya? Lima menit lagi kita mulai upacara," teriak Niko mencoba mengingatkan kembali pasukannya.

"Siap!" Seluruh siswa-siswi kelas XI IPA 1 menjawab dengan penuh percaya diri.

Bagaimana tidak, mereka semua latihan setiap hari selama satu minggu. Semua itu mereka lakukan semata-mata karena ingin menampilkan serangkaian upacara secara sempurna. Selain karena hal itu, di sekolah mereka selalu ada sistem penilaian dari para guru. Jadi, bila yang bertugas sebagai pelaksana upacara menampilkan serangkaian upacara dengan baik, itu bisa menjadi nilai tambah untuk setiap kelas.

Suasana sudah mulai tenang dan upacara pun akan segera dimulai. Petugas protokol membacakan satu persatu rangkaian upacara dengan khidmat, sampai akhirnya pada saat pengibaran sang bendera merah putih.

"Kepada sang saka merah putih hormat grak!" Sandy sang petugas upacara berteriak dengan lantang dan penuh percaya diri.

Lantunan irama lagu Indonesia Raya pun terdengar dari petugas paduan suara, dengan lantang mereka menghayati setiap bait lagu kebangsaan Indonesia itu. Kata demi kata, bait demi bait mereka nyanyikan tanpa ada satupun yang terlewat. Membuat semua telinga ikut mendengar dan menghayati alunan lagu tersebut, dan tanpa sadar beberapa orang dari mereka ikut melantunkannya.

I LOVE YOU, MY PRIVATE TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang