~Happy Reading~
Mitos atau Fakta
"Cewek lebih suka cowok cuek dan misterius dibandingkan cowok yang terlihat baik?"
__________
BEL sekolah berbunyi tanda pelajaran selesai."Ody lo ada ekskul nggak hari ini?" Nabila bertanya sambil mensejajarkan langkahnya dengan Maudy.
"Ngak ada Bil, tapi gue mau ke toko buku. Buku buat bahan referensi tugas kimia," jawab Maudy. Lalu mereka berjalan menuju arah gerbang sekolah.
"Sorry ya Ody, gue nggak bisa nemenin lo. Gue harus langsung ke butik soalnya, lo nggak minta temenin Rey aja?" Nabila member saran.
"Nggak usah, lagipula dia tadi bilang ada kerja kelompok di rumah temennya." Maudy memberikan penjelasan pada sahabatnya.
"Udah rajin belajar tuh anak?" Nabila merangkul pundak Maudy dengan lembut.
"Eh iya ya, akhir-akhir ini jadi rajin tuh anak." Maudy menyahut cepat. Perlahan-lahan mereka berjalan dan akhirnya sampai di halte dekat gerbang sekolah.
"Yaudah lo hati-hati ya Ody, jangan sampe nyasar nanti di sana!" Nabila meledek sembari melambaikan tangannya.
"Mana mungkin gue nyasar." Maudy memamerkan wajah cemberutnya. "Lo juga hati-hati Bil, bye." Lalu membalas lambaian tangan sahabatnya itu. Tak lama angutan umum yang biasa Nabila naiki lewat di depan mereka, dengan segera ia naik. Sementara itu Maudy masih di halte menunggu taksi.
Maudy pergi dengan naik taksi, menuju toko buku di sebuah mall di kawasan Jakarta. Maudy menduga dirinya sendiri seperti anak hilang saja, berjalan-jalan di mall seorang diri. Maudy naik tangga berjalan menuju lantai tiga, untuk sampai ke toko buku di gedung mall tersebut.
Setelah sampai di tempat tujuan, ia langsung saja mencari-cari buku yang di rekomendasikan oleh Ibu Lisa guru kimianya. Ibu Lisa memang sering sekali menyuruh muridnya mencari buku, alasannya untuk bahan referensi tugas yang akan diberikan maupun untuk bahan ujian. Seorang guru memang bebas memberikan tugas apapun pada muridnya, selagi itu untuk kebaikan dan kemajuan pengetahuan sang murid.
Maudy berkeliling dari satu rak ke rak buku yang lain, mencari rak buku sekolah khususnya deretan buku kimia. Setelah dua puluh menit berlalu akhirnya Maudy mendapatkan bukunya. Ia tidak ingin berlama-lama di sini, karena hari akan semakin sore dan kaki Maudy juga sudah merasa lelah.
Lalu Maudy berjalan menuju kasir. Saat akan membayar, ia mendapatkan telepon dari Tasya teman sebangkunya.
"Halo, ada apa Sya?" Maudy bertanya dengan cepat.
"Maudy, lo jadi ke toko buku?" Gadis di seberang sana bertanya balik.
"Iya jadi, ini gue udah dapat bukunya mau bayar." Maudy menjawab sambil menunggu satu antrean di depannya.
"Gue nitip ya Dy, hari ini gue nggak bisa pergi ada urusan keluarga. Nanti uangnya gue ganti di sekolah oke! Makasih ya." Lalu dengan cepat Tasya langsung menutup panggilannya pada Maudy. Berani sekali anak itu pikirnya, ini sih namanya pemaksaan.
Maudy sempat berpikir sejenak, ia ragu untuk menuruti permintaan Tasya. Di sisi lain, ia merasa kasihan pada teman sebangkunya. Namun, di sisi lain ia harus merekalan antrean di depannya. Padahal posisi barisannya hampir di depan kasir. Maudy masih tenggelam dalam lamunannya, sampai sentuhan tangan di pundaknya menyadarkan lamunannya.
"Mbak mau bayar atau mau teleponan ya? Antreannya masih panjang lho." Cowok di belakang Maudy berkomentar dengan pedas. Maudy tidak menyadari orang di depannya sudah selesai membayar, dan ia masih menempelkan ponsel di telinganya padahal sambungan telepon sudah terputus sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, MY PRIVATE TEACHER
Teen Fiction[COMPLETED] Silakan FOLLOW untuk membaca! #DESTINY SERIES 1 *Tulisan masih berantakan Maudy dan Nabila akhirnya berteman dengan Andra. Namun, Maudy berpura-pura menjadi Lily, seorang gadis yang akhirnya dicintai oleh Andra. Berharap hal ini dapat m...