~Happy Reading~
"Persahabatan itu indah tapi memerlukan kesabaran untuk menjadikannya tetap indah."
___________
DUA minggu kemudian setelah ujian tengah semester
"Ody ..." Nabila berteriak, seketika membuat Maudy melonjak karena merasa kaget.
"Ish apa sih Bil, sakit tau kuping gue." Maudy menggerutu, lalu ia mencipratkan sedikit air kolam ke wajah Nabila.
"Aw, basah Ody lagian lo. Gue kan panggil-panggil dari tadi, lo malah melamun manja." Nabila mengercutkan bibirnya seolah ia begitu kesal. Kemudian Nabila mendekat ke arah Maudy, yang sedang duduk di tepi kolam renang.
"Gue lagi kepikiran soal les," curhatnya. Matanya masih menatap lurus ke arah kolam, yang airnya tenang tapi tidak setenang hatinya.
"Les? Siapa yang mau les?" Nabila betanya penasaran, tangannya mencomot snack di atas meja.
"Mama nyuruh gue les gara-gara nilai gue turun," keluh Maudy.
"Lo sih keasyikan paduan suara. Memangnya ekskul padus seru ya Ody? Banyak cowok gantengnya ya? Kok lo betah sih," gerutu Nabila dengan serentetan pertanyaan sambil menurunkan kakinya ke air kolam.
"Nggak juga sih, malahan kebanyakan cewek yang ikut paduan suara. Memangnya lo kalau ketemu cowok ganteng langsung lumer. Gue suka aja sih ikutan paduan suara, memang dasarnya kan gue suka nyanyi ya itung-itung menyalurkan bakat gue lah." Maudy menjelaskan secara rinci.
"Es krim kali lumer. Siapa sih yang nggak pengin ketemu cowok ganteng? Makanya pacaran Ody, biar lo bisa nikmatin hidup. Perasaan dari dulu lo belum mau punya pacar, milih yang kayak gimana sih lo?" Nabila kembali mengajukan pertanyaannya yang panjang. Namun Maudy tidak langsung menjawab, ia hanya terdiam dengan ucapan Nabila.
Maudy memang belum pernah sekali pun berpacaran, entah kenapa ia masih belum ingin menjalin hubungan dengan laki-laki. Walaupun ada beberapa yang mendekati, namun sejauh ini belum ada yang bisa membuat hatinya bergetar.
"Cowok itu harus baik, ganteng, setia, perhatian, ramah, lembut, nggak pelit, bertanggung jawab, tinggi, putih, senyumnya bikin meleleh dan lain-lain." Kemudian Maudy menjawab criteria yang diinginkannya dengan panjang lebar.
"Oh God, itu tipe cowok atau bahan-bahan buat nasi goreng? Banyak banget, lo kira cowok di dalam novel?" Nabila menatap heran kea rah Maudy, bisa-bisanya gadis itu menyebutkan tipe cowok dengan begitu banyaknya. "Nggak ada yang se-perfect itu Ody. Nanti ya, kalau lo udah jatuh cinta, semua kriteria cowok yang lo sebutin tadi akan hilang dengan sendirinya. Itu karena seburuk apapun cowok yang lo suka, pasti lo akan menerimanya. Itulah yang dinamakan cinta, menerima apa adanya bukan menerima karena ada apa-apanya." Nabila menjelaskan dengan panjang, kakinya terus bermain air, menimbulkan suara gemercik.
"Masa sih memang kayak gitu?" Maudy tidak percaya dengan perkataan sahabatnya.
"Gue serius, nanti deh kalo lo jatuh cinta. Lo bakal ngerasain itu semua," kata Nabila tegas.
"Oh iya Bil, gue belum cerita ya waktu ketemu cowok di toko buku?" Maudy bertanya namun sambil mengingat kejadian tempo hari. Lalu ia berjalan menuju tempat tidur santai di pinggir kolam diikuti langkah Nabila di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, MY PRIVATE TEACHER
Teen Fiction[COMPLETED] Silakan FOLLOW untuk membaca! #DESTINY SERIES 1 *Tulisan masih berantakan Maudy dan Nabila akhirnya berteman dengan Andra. Namun, Maudy berpura-pura menjadi Lily, seorang gadis yang akhirnya dicintai oleh Andra. Berharap hal ini dapat m...