~Happy Reading~
"Hal yang membuatku sedih adalah melihatmu dalam keadaan tidak berdaya."
__________
DALAM perjalanan pulang, Andra masih mengingat kata-kata Maudy. Gadis itu tidak mau memulai kisah baru dengannya. Andra terlalu percaya diri, mana mungkin seorang Maudy mau dengannya. Mungkin gadis itu sudah lupa, kalau ia pernah jatuh cinta dengan Andra.
Maudy sudah berubah, tidak ada lagi Maudy yang lembut dan hangat. Andra merindukannya, lalu apa yang harus ia lakukan? Andra tetap tidak ingin kehilangan gadis itu, sungguh!
Mengingat hal tentang Maudy, membuatnya kehilangan konsentrasi saat sedang menyetir. Andra membawa mobil dengan kecepatan tinggi, beruntung saja saat itu jalanan lumayan sepi. Namun, tiba-tiba saja ada seekor kucing yang akan menyebrang jalan, untuk menghindarinya Andra membanting setir ke kiri dan akhirnya menabrak sebuah pohon besar di sudut jalan.
Bruk.
Saat itu juga, Andra sudah tak sadarkan diri. Lalu darah segar mulai keluar dari kepalanya.
Di tempatnya Maudy sedang duduk di kursi kerjanya. Setelah kembali ke kantor, Maudy mulai disibukkan kembali dengan berkas-berkas yang harus ia periksa dan ditandatangani. Mengingat tentang Andra membuatnya merasa terluka, ia juga tidak mau bersikap kasar seperti itu pada Andra. Lebih baik ia menyibukkan dirinya dengan setumpuk pekerjaan kantor.
Selesai meeting Maudy kembali ke dalam ruangan. Ia melihat jarum jam di pergelangan tangannya, jarum pendeknya sudah mengarah ke angka tujuh dan jarum panjangnya tepat diangka dua belas. Ia bersiap-siap untuk pulang karena tubuhnya sudah merasa lelah.
Maudy sampai di rumahnya, ia langsung naik ke kamar. Tubuhnya sangat lelah, ia butuh tidur. Namun, pikirannya tidak kalah lelah, setelah bertemu dengan Andra di kafe tadi. Ia terus saja memikirkan pria itu.
Ada hal yang aneh di dalam hatinya. Ia masih merasa bersalah karena berkata cukup kasar pada Andra. Padalah, kalau dilihat ke belakang, justru Maudy lah yang mulai duluan permainan kebohongan ini, dan setelah itu semuanya menjadi semakin rumit karena ia sudah terlalu lama menyimpan kebenaran.
Ia tidak ingin menyiksa Andra lagi dengan kebohongannya selama ini, maka dari itu ia memilih mengakhiri semuanya. Meski sebenarnya, ia belum memulai sesuatu dengan Andra. Bagaimana caranya mengakhiri, bahkan ia belum memulai.
Apakah hatinya benar-benar mencintai Andra? Apakah ia pantas untuk berada di sisi pria itu. Maudy terus menganalisa berbagai pertanyaan yang ada di dalam benaknya. Sampai ia tak sadar ada panggilan masuk sejak tadi.
Maudy memutuskan membersihkan dirinya, ia pergi ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian, ia mencari sang Mama.
"Ayo makan sayang," ajak Manda pada sang anak. Maudy menghampiri sang Mama untuk bergabung bersamanya.
"Papa belum pulang Mah?"
"Udah. Masih di kamar," jawab Manda. Maudy hanya mengangguk paham. Maudy memang tidak pernah pulang bersama sang Papa, karena kesibukan mereka yang berbeda. Terkadang Adelio yang lebih dulu sampai di rumah, atau sebaliknya. Tergantung kesibukan mereka di hari itu.
Setelah makan malam bersama kedua orangtuanya, Maudy kembali ke kamar untuk istirahat. Namun, sebelum itu ia melihat ponselnya masih berada di dalam tas. Ia melihat beberapa panggilan tak terjawab dari nabila. Untuk apa gadis itu memanggilnya malam-malam begini. Maudy mondar-mandir di dalam kamarnya, ia merasa bingung serta penasaran. Kira-kira untuk apa nabila menghubunginya?
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, MY PRIVATE TEACHER
Teen Fiction[COMPLETED] Silakan FOLLOW untuk membaca! #DESTINY SERIES 1 *Tulisan masih berantakan Maudy dan Nabila akhirnya berteman dengan Andra. Namun, Maudy berpura-pura menjadi Lily, seorang gadis yang akhirnya dicintai oleh Andra. Berharap hal ini dapat m...