2. Cowok Penebar Pesona

3.8K 232 26
                                    

~Happy Reading~

"Cemburu? Sama sekali bukan hak gue karena gue nggak tertarik sama lo!"

__________


SUASANA kantin seperti biasa ramai pengunjung di jam istirahat. Kedua sahabat itu mencari-cari meja yang kosong Maudy dan Nabila mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin, namun masih belum menemukan tempat yang kosong. Saat Nabila menajamkan penglihatannya, akhirnya ia menemukan tempat kosong posisinya agak pojok. Nabila lalu mengajak Maudy untuk duduk di bangku pilihannya.

Mereka berdua akhirnya memesan makanan sesuai dengan yang diinginkan. Nabila duduk di sebelah Maudy, ia memesan bakso sedangkan Maudy memesan siomay. Begitu pesanan mereka datang, tanpa basa basi Nabila langsung melahap baksonya yang masih panas, terlihat dari kepulan asap masih terlihat jelas di atas mangkuknya. Maudy yang menatap kelakuan sahabatnya itu hanya mengerutkan dahi.

"Laper lo? Sampe nggak nawarin gue," ketus Maudy. "Itu masih panas kali Bil." Maudy memperingatkan.

"Iya sorry Ody, nggak kok ini sambil gue tiupin kok." Nabila menjawab dengan mulut penuh. "Gue laper Ody, tadi nggak sarapan. Sebelum berangkat ke sekolah gue mampir dulu ke butik Mas Raka, kemarin dia minta gue ambil baju di laundry untuk pesanan customer hari ini." Nabila menjelaskan sambil terus menyantap baksonya.

"Yah kok lo nggak bilang, tau gitu gue bawain sandwich tadi dari rumah," keluh Maudy menatap iba ke arah Nabila.

Walaupun Maudy terkenal jutek dan cuek, tapi ia punya sisi perhatian apalagi terhadap Nabila sahabat baiknya yang sudah ia anggap seperti saudara sendiri. Tak jarang teman-temannya memberi julukan 'si kembar' pada mereka, secara fisik memang rambut kedua gadis itu sama-sama panjang dan hitam lebat, kulit keduanya putih, tinggi badan juga sama hanya saja wajah Maudy sedikit oriental mirip dengan sang Mama. Sedangkan nabila mempunyai senyum yang menyejukkan, bagi siapapun yang melihatnya.

Maudy mulai menyantap siomay pesanannya, namun dari arah depan terlihat gerombolan anak laki-laki menghampiri meja Maudy. Kemudian anak laki-laki itu langsung duduk di kursi kosong tepat di depan mereka berdua.

"Eh ada yayang Maudy, yayang lagi makan apa?" Rey bertanya sambil mencondongkan tubuhnya ke arah Maudy.

Ya anak laki-laki itu adalah Rey Bastian, anak kelas XI IPA 2. Rey memang sering menggoda Maudy. Kalau menurut penuturan dari Nabila, Rey itu menyukai Maudy. Namun, selama ini, sikap Rey tidak pernah dianggap serius oleh Maudy. Membayangkan tingkahnya saja membuat Maudy muak apalagi untuk sekedar dekat dengan Rey, ia langsung menatap sinis dan gerah.

"Ngak lihat gue lagi makan siomay," jawab Maudy dengan nada juteknya. Predikat kutek Maudy memang sudah tersebar luas seantero sekolah, namun gadis itu tidak pernah peduli dengan pendapat publik tentang dirinya. Bagi Maudy yang terpenting adalah focus belajar dan melakukan hal positif.

"Suapin dong yang aaa ..." pinta Rey sambil membuka mulutnya. Tubuhnya kembali mendekat ke arah Maudy, tapi saat itu juga langsung mendapat pelototan dari gadis itu dan akhirnya Rey kembali duduk di kursinya dengan tenang.

"Yayang Maudy, gue punya lagu buat lo dengerin ya. Mainkan gitarnya bro!" Rey memerintahkan kepada teman-temannya yang berada di sampinya, lalu mereka langsung mengikuti perintah rey.

"Siap bro," jawab teman-teman Rey mantap.

"Mau ... dy bawa kemana hubungan kitaaaa

Jika kau terus menunda-nunda dan

Dan tak pernah nyatakan cinta ..."

Rey masih semangat bernyanyi sementara Maudy tetap asyik dengan makanannya. Beberapa murid sudah membuat lingkaran kecil, untuk menyaksikan Rey yang sedang bernyanyi untuk Maudy. Namun, dari sebagian murid itu ada sosok gadis yang menatap benci ke arah mereka lebih tepatnya ke arah Maudy.

I LOVE YOU, MY PRIVATE TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang