~Happy Reading~
"Apakah aku punya hak untuk bersikap cemburu kepadamu?"
__________
MAUDY dan Nabila sedang berada di perpustakaan sekolah, mencari beberapa buku referensi untuk tugas mereka. Lalu Rey datang menghampiri kedua gadis itu, bukannya ikut mencari buku cowok itu malah duduk dan menidurkan kepalanya di atas meja berbantalkan kedua tangannya.
"Bil, udah dapet bukunya?"
"Udah nih. Oh iya ini buku yang Rey titip, lo yang pegang. Gue mau baca buku ini dulu," ujar Nabila sambil memberikan satu buah buku pada sahabatnya.
"Mana sini." Maudy mengambil buku yang diberikan oleh Nabila. Dari arah depan, terlihat Rey datang menghampiri mereka berdua.
"Kalau udah bel, bangunin gue ya!" Rey memerintah. Tanpa ragu Maudy melayangkan buku yang dipegangnya tepat ke arah kepala cowok itu. Rey meringis dan mengumpat pada gadis itu.
"Yang, lo jahat banget sih. Bukannya disayang-sayang gue malah dianiaya begini. Parah lo, ini KDRT namanya." Rey mendumal, ucapannya sudah melantur kemana-mana seperti biasa. Sedangkan Maudy memasang muka tembok alias cuek.
"Tadi katanya lo minta dicariin buku Rey, tuh bukunya yang dilempar sama Ody," kata Nabila memberitahu, lalu Rey memungut buku yang sudah jatuh itu masih dengan wajah kesal.
"Nabila memang paling baik." Rey mengacungkan kedua jempolnya. "Yang, lo bisa lebih lembut lagi nggak sih kayak Nabila gitu. Jadi cewek kok jutek banget kali-kali lembut gitu." Rey merajuk menatap Maudy.
"Apaan sih, lo nggak jelas. Udah buruan baca bukunya jangan males deh!" Maudy memperingatkan lalu Rey menurut.
"Yang, jangan galak - galak sama gue dong." Rey kembali merajuk. Sekilas Maudy tersenyum hal itu tanpa sepengetahuan Rey, melihat bagaimana tadi tingkahnya merajuk. Ia sadar selama ini memang selalu bersikap jutek pada Rey, walaupun pada akhirnya Rey tidak pernah diambil hati perihal sikap Maudy. Tapi setelah dipikir-pikir benar juga, apa selama ini ia terlalu jutek sebagai seorang gadis?
Rey duduk di sebelah Maudy, lalu ikut membaca buku yang tadi dilempar oleh gadis itu. Lalu dengan penuh kesadaran dan perhatian Maudy mengelus lembut punggung Rey. Awalnya cowok itu terkejut dan menatap heran ke arah Maudy, namun gadis itu tetap diam dengan mode dinginnya seolah hal yang Maudy lakukan adalah tidak istimewa. Rey tahu, gadis itu mengekspresikan hatinya tanpa perlu berkata sebagai bentuk penyesalan karena sikapnya tadi. Rey tentu saja senang mendapatkan perlakuan hangat dari Maudy.
Bel berbunyi tandanya masuk kelas. Akhirnya mereka bertiga menyelesaikan proses peminjaman buku pada petugas perpustakaan agar buku bisa dibawa pulang.
Hari ini mereka bertiga berencana belajar bersama di rumah Maudy, kebetulan hari ini juga jadwal les Maudy. Jadi, mereka bisa sekalian bertanya bila ada pelajaran yang tidak dimengerti pada Andra.
Setelah pelajaran terakhir selesai, Maudy merapikan alat tulisnya lalu ia masukkan ke dalam tas. Maudy berjalan keluar kelas, lalu melihat sahabatnya sudah berada di depan kelasnya sedang menunggu.
"Hey Bil, udah lama?" Nabila menggeleng. "Lo libur kerja kan hari ini?" Maudy bertanya sambil menggandeng lengan Nabila.
"Iya, kita kan udah janjian." Nabila menjawab. "Yuk," ajak Nabila.
"Oh iya Rey mana, udah keluar kelas belum?" Maudy mencari sosok Rey di sekelilingnya.
"Tadi sih udah gue kirim pesan, Rey bilang kita disuruh duluan aja nanti dia nyusul, mau ada rapat basket dulu katanya." Nabila menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, MY PRIVATE TEACHER
Teen Fiction[COMPLETED] Silakan FOLLOW untuk membaca! #DESTINY SERIES 1 *Tulisan masih berantakan Maudy dan Nabila akhirnya berteman dengan Andra. Namun, Maudy berpura-pura menjadi Lily, seorang gadis yang akhirnya dicintai oleh Andra. Berharap hal ini dapat m...