~Happy Reading~
"Aku harus mengalihkan perhatianmu agar kamu sadar bahwa di dunia ini bukan hanya dirimu yang sempurna"
__________
DI Kamarnya Maudy sedang merasa sangat kesal, ia berusaha mencari cara agar guru lesnya si Andra itu bisa berhenti mengajar. Sungguh Maudy tidak tahan dengan sikap dan sifat pria itu. Tapi bagaimana caranya? Supaya Andra berhenti mengajar, sedangkan menurut penuturan sang Mama. Maudy akan menjalani lesnya selama enam bulan, kalau begini bisakah ia bertahan dalam waktu yang cukup lama itu. Dalam seminggu saja ada tiga kali pertemuan yaitu di hari Selasa, Kamis dan hari Sabtu sedangkan hari ini baru pertemuan ketiganya.Maudy berpikir cara apakah yang sekiranya cocok untuk membuat guru lesnya tidak betah mengajar. Ia tidak bisa membayangkan belajar dengan Andra selama enam bulan, bahkan baru seminggu saja membuatnya sudah begitu kesal.
"Bil, lo ada cara nggak sih buat ngerjain si Andra? Gue udah bete banget deh," ujar Maudy. Ia mendekat ke arah Nabila yang sedang fokus dengan notebook-nya, karena mendapat tugas bahasa indonesia untuk meresensi sebuah novel sastra.
"Ngerjain gimana sih?" Nabila bertanya bingung lalu menengok kea rah Maudy sebentar.
"Ya ngerjain apa gitu, biar dia nggak betah ngajar gue les." Maudy menerangkan.
"Nikmatin aja sih Ody, katanya Andra ganteng." Nabila berkomentar, matanya tetap focus pada layar notebook.
"Ganteng sih ganteng kalau nyebelin buat apa?" Maudy kesal.
"Nanti juga naksir lo," ledek Nabila.
Maudy semakin kesal, percuma saja meminta saran dari Nabila. Sahabatnya bahkan tidak memberikan apapun yang bisa membantunya. Nabila memang belum pernah bertemu dengan Andra. Selama ini ia hanya mendengarkan cerita dari Maudy, jadi belum bisa menyimpulkan apakah guru les Maudy semenyebalkan yang diceritakan oleh sahabatnya itu.
"Oh iya Bil, lo tau nggak ternyata Andra itu cowok yang di toko buku." Maudy berhenti bicara lalu mengambil air mineral di atas meja. "Dia yang nganter gue sampe halte waktu itu." Maudy melanjutkan kalimatnya.
"Apa?" Nabila terkejut saat mendengarkan cerita dari sahabatnya itu. "Serius lo? Wah bener, terbukti kata-kata gue waktu itu," kata Nabila.
"Kata-kata lo yang mana?"
"Waktu itu gue pernah bilang, kalau jodoh lo bakal ketemu lagi sama cowok yang di toko buku itu and see kebukti kan." Nabila mengedipkan sebelah matanya.
"Ish jodoh apaan sih, nggak mau gue sama cowok nyebelin kayak dia."
"Jangan ngomong gitu kalau nanti lo jatuh cinta nggak bisa berkutik lo." Nabila tersenyum penuh arti. Maudy semakin tidak mengerti apa yang dikatakan Nabila soal jodoh, bisa-bisanya sahabatnya itu mengaitkan pertemuannya dengan Andra sebagai jodoh.
Maudy ingin membuktikan kalau ia bisa belajar tanpa dibantu oleh seorang guru les, apalagi guru lesnya seperti Andra. Pria itu selalu menanggap dirinya seolah sempurna, Maudy tidak ingin pikirannya di penuhi oleh nasehat dari Andra.
Andra selalu mengatur apapun yang dilakukan Maudy, seolah dirinya paling benar. Pria itu juga selalu meminta Maudy menjadi orang yang lebih dewasa, meski Maudy masih anak SMA tidak ada salahnya bersikap lebih bijak. Yah walaupun semua itu memang tidak salah, tapi Maudy tidak suka dengan sikap sok bijak Andra.
"Oh iya besok gue ada les, kalau lo ke sini bisa nggak? Kenalan sama Andra biar lo tau dia kayak gimana oranganya," pinta Maudy.
"Yaudah besok pulang dari butik gue ke sini deh," sahut Nabila.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, MY PRIVATE TEACHER
Teen Fiction[COMPLETED] Silakan FOLLOW untuk membaca! #DESTINY SERIES 1 *Tulisan masih berantakan Maudy dan Nabila akhirnya berteman dengan Andra. Namun, Maudy berpura-pura menjadi Lily, seorang gadis yang akhirnya dicintai oleh Andra. Berharap hal ini dapat m...