~Happy Reading~
"Perlahan-lahan di hatiku
Merindukan kehadiranmu"__________
ANDRA masih menunggu jawaban Nabila. Gadis itu masih setia menunduk dan tidak berani menatapnya."It ... Ituuu milik Maudy," ucap Nabila sedikit terbata.
Nabila mengigau, ia berteriak sementara wajahnya penuh dengan keringat. Ia terus memanggil nama Andra dan Maudy di sela-sela tidurnya. Nabila membuka matanya dan terkejut, lalu duduk mengatur napasnya yang tidak beraturan.
"Cuma mimpi," ucapnya lirih.
Nabila merasa cemas dan ketakutan akan mimpinya, seakan ia dikejar-kejar perasaan bersalahnya sampai ke dalam mimpi. Nabila membuka laci kedua lemarinya, untuk memastikan sesuatu. Dan melihat ponsel Maudy masih tersimpan baik di dalam sana.
Mimpinya lumayan panjang juga.
Nabila merasa bingung yang mana mimpi dan yang mana kenyataan? Nabila mengingat-ingat kembali kejadian sebelumnya. Ia baru ingat setelah makan es krim dan berdebat soal Maudy dengan Andra, Nabila pamit pulang. Setelah sampai rumah ia langsung tidur.
Andra semakin sibuk dengan kafe barunya, pelanggannya semakin hari semakin banyak. Dan juga pendapatannya setiap hari semakin bertambah, ternyata ia sangat berbakat di bidang bisnis. Satu tahun sudah ia mengelola kafe, dan sekarang Andra sudah bisa membuka cabang baru kafe miliknya di daerah Jakarta Barat.
Kafe keduanya memiliki konsep serupa dengan kafe sebelumnya, Andra tidak ingin mengubah konsep yang sudah ada, karena ia sangat menyukai konsep tersebut. Andra ingin mempertahankannya, karena itu merupakan ciri khas dari kafe miliknya.
Nabila selalu datang dan menemani Andra di kafe setiap hari. Andra tentu saja sangat senang, apalagi ditemani sang pacar. Satu tahun bersama Nabila, ia merasa semakin ragu dengan gadis itu. Awal-awal pacaran memang Andra sangat menikmati kebersamaan mereka berdua. Namun entah mengapa, akhir-akhir ini, ia selalu merasa curiga dengan gadisnya.
Andra juga tidak tahu, mengapa hal buruk selalu saja muncul dipikirannya mengenai gadis itu. Andra selalu berpikir kalau Lily bukanlah Nabila, namun hal itu selalu ia tepis.
Setiap kali Andra membicarakan moment saat ia bertukar pesan dengan Lily, gadis itu selalu marah dan menghindari topik tersebut. Andra merasa aneh, bukankah seharusnya Nabila merasa senang dengan kenangan tersebut. Sebaliknya Andra justru sangat menyukai kenangan itu, apalagi karena moment itu akhirnya mereka berdua bisa bersama.
Dan tentang mimpi, sudah beberapa kali Andra selalu bermimpi tentang Maudy. Maudy yang menangis tepat di hadapannya. Maudy yang terlihat marah saat bertemu dengannya. Sebenarnya apa maksud mimpi itu? Andra sama sekali tidak mengerti. Meski sangat penasaran dengan kabar tentang Maudy, namun Andra tidak ingin menanyakannya pada Nabila. Ia takut pacarnya itu akan kembali kesal, seperti waktu dulu ketika ia membahasnya.
***
Di kampusnya, Maudy sibuk dengan tugas presentasi seputar kajian ilmiah hari ini. Setelah latihan semalaman, akhirnya presentasinya berjalan dengan lancar dan ia mendapatkan nilai yang memuaskan. Maudy belajar cukup keras, ia ingin mendapatkan nilai yang bagus dan segera menyelesaikan program sarjananya dengan cepat. Ia ingin segera kembali ke tanah air, bertemu dengan ortangtuanya serta sahabat, dan juga Andra. Maudy tidak sabar kapan hari itu tiba.
Banyak kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh pelajar Indonesia di Canberra, seperti mengadakan kajian ilmiah terkait masalah disekitar, mengikuti seminar ataupun kuliah umum. Maudy beberapa kali mengikuti forum tersebut. Forum ini memberikan kesempatan bagi pelajar Indonesia untuk mencetuskan buah pemikiran kritisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, MY PRIVATE TEACHER
Teen Fiction[COMPLETED] Silakan FOLLOW untuk membaca! #DESTINY SERIES 1 *Tulisan masih berantakan Maudy dan Nabila akhirnya berteman dengan Andra. Namun, Maudy berpura-pura menjadi Lily, seorang gadis yang akhirnya dicintai oleh Andra. Berharap hal ini dapat m...