Chapter 23

101 21 9
                                    

Setelah selesai sarapan bersama, kami berlima kembali ke tempat lomba karena sekarang sudah pukul delapan lewat lima puluh enam, sebentar lagi perlombaan akan dimulai.
"Eh lads, aku merasa sangat gugup" ucap Zayn seraya menggigit bibir bawahnya, tipe Zayn ketika sedang gugup.

"Kau tak perlu gugup Zayn, kau mempunyai suara yang bagus kau harus percaya diri" ucap Liam mencoba memberi semangat pada Zayn.

"Just stay cool Zayn" ucap Harry seraya menyisir rambutnya kebelakang.
Dasar banyak gaya.

"Kami disini bersamamu kita pasti bisa aku yakin itu" ucap Niall ikut meyakinkan Zayn.

Tanganku terulur untuk mengusap pundak Zayn.
"Aku yakin kau bisa" ucapku seraya tersenyum kearah Zayn.

Zayn tersenyum kearahku.
"Thanks Ailyn"
"Terimakasih semuanya" ucap Zayn yang kini telah mengembangkan senyumnya.

Tak lama kemudian kami berlima telah sampai dan segera keluar dari mobil, Niall membantuku keluar dari mobil yang sebenarnya bisa kulakukan sendiri.

Kami berjalan di backstage dan disana sudah banyak peserta yang menunggu.
"One Direction ?" tanya seorang perempuan yang memakai baju serba hitam yang kutebak ia adalah salah satu crew disini.

"Ya kami One Direction" jawab Liam.

"Ikut saya, akan kutunjukan dimana tempat kalian" ucap perempuan tersebut dan kami pun mengikuti langkah perempuan tersebut.

"Nah disini tempat kalian, kalian akan tampil jam 12 dan pastikan kalian telah menyiapkan segala hal dan semoga sukses" ucap perempuan tersebut.

"Terimakasih banyak" ucap Zayn dengan tersenyum ramah.

"Baiklah kalau begitu aku akan pergi" pamitnya kemudian segera meninggalkan kami.

"Lads boleh aku keluar sebentar aku ingin menjemput Claire di depan aku berjanji tak akan lama" ucap Harry meminta izin pada kami.

"Baiklah Harry" ucap Niall memberi izin Harry dan Harry langsung pergi menjauh dari kami.

"Lads boleh aku menyusul Samantha juga di luar, aku akan langsung kembali aku janji" ucap Zayn meminta izin.

"Baiklah Zayn kau boleh pergi" ucap Niall dan Zayn langsung melesatkan dirinya keluar.

"Well tinggal aku, kau, dan Ailyn sekarang" ucap Liam berbasa-basi.

"Ya aku tahu itu Daddy" ucap Niall dengan nada gurunya aku pun ikut terkekeh mendengarnya.

"Aku bukan Daddy mu Niall !" protes Liam tidak terima atas ucapan dari Niall.

"Bagiku dan yang lainnya kau adalah seorang Daddy bagi kami mengingat sikapmu yang selalu mengatur layaknya seorang Daddy" ucap Niall kemudian tertawa renyah tapi tidak berbunyi "kriuk kriuk" atau pun "krenyes krenyes"

"Tapi aku berumur sama dengan kalian jadi jangan panggil aku Daddy lagipula aku seperti itu karena kalian terlalu kekanak-kanakan" ucap Liam membela dirinya sedangkan aku dan Niall hanya terdiam.

"Hey hallo" sapa Claire, Harry, Zayn, dan Samantha bersamaan, mereka berempat datang bersamaan.

"Nah akhirnya kalian datang juga, sekarang ayo kita mulai latihan Harry jangan bercanda saat menyanyi nanti, Zayn kau ingat bagianmu kan ? Niall kendalikan suaramu dengan baik" ucap Liam yang mulai mengatur Harry, Zayn, dan Niall. Tak salah jika Niall memanggilnya Daddy karena memang ia pantas disebut Daddy.

"Baiklah Daddy" ucap Harry dengan memutar bola matanya jengah melihat Liam yang selalu mengatur tapi ini semua untuk mereka semua agar sukses kan.

Loved you firstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang