Chapter 24

97 18 0
                                    

Aku memilih untuk memeluk Zayn agar hatinya kembali tenang dan membuatnya kembali ceria. Zayn membalas pelukanku dengan erat, menenggelamkan wajahnya di leherku.

Kulihat bahunya bergetar dan ia mulai terisak.
"Samantha mengkhianatiku Lyn, aku sangat menyayanginya tapi kenapa ia meninggalkanku ? Apa yang kurang dariku ? Aku sudah memberikan apapun yang kumiliki untuknya" ucap Zayn dengan lemah, aku jadi merasa kasihan padanya.

Aku mengusap bahunya dengan perlahan berharap dapat membuatnya tenang.
"Sshh sudahlah kau harus tetap tenang, ambil sisi positif dari masalah ini kau harus tetap semangat Zayn mungkin Samantha bukan yang terbaik untukmu. Aku percaya bahwa Tuhan akan memberimu wanita yang jauh lebih baik darinya. Jangan bersedih aku jadi ikut bersedih jika melihatmu menangis seperti ini ayolah jangan seperti lelaki cengeng seperti ini aku tahu kau bisa kuat" tuturku memberi Zayn semangat namun yang terjadi ia malah mengucurkan air matanya semakin deras.

Aku melepas pelukannya dan memegang bahunya, menatap mata cokelat hazel miliknya dalam.
"Hey lihat aku, dengarkan aku" ucapku dengan menghapus air mata yang berjatuhan di pipinya.

Zayn mulai menatap mataku dan menghentikan isakan tangisannya.
"Sebentar lagi kau akan perform di atas panggung, banyak pendukungmu yang menanti-nantikan aksi panggungmu, mereka ingin melihat kalian menghibur mereka tapi, bagaimana bisa kau menghibur mereka jika kau saja kini sedang sedih. Sekarang aku ingin kau jangan mengecewakanku dan pendukungmu yang lain kau harus bisa buktikan pada Samantha bahwa kau bisa meskipun tanpanya" ucapku kemudian Zayn menunduk untuk menggenggam tanganku erat.

"Kau benar Ailyn aku tidak boleh lemah aku harus menang, dari dulu aku ingin memenangkan perlombaan ini, aku akan memenangkan perlombaan ini dan membuat orang-orang di sekitarku bahagia !" ucap Zayn yang kini tengah bersemangat kembali dan memelukku senang, aku pun ikut senang jika melihatnya senang seperti ini.

"Ya kau harus Zayn ! Sekarang kita harus kembali ke backstage" ucapku dan Zayn mengangguk setuju.

Aku dan Zayn berjalan kearah backstage melewati gerombolan banyak orang yang tengah menikmati alunan lagu. Untung saja kami tidak menemukan keberadaan Samantha dan Ashton, aku tidak bisa membayangkan betapa hancurnya perasaan Zayn. Aku harap mereka berdua meninggalkan tempat ini sekarang agar Zayn tak lagi melihat mereka berdua, jujur aku merasa sangat kecewa dengan Samantha aku kira ia bisa membuat Zayn bahagia namun ia malah mematahkan hati Zayn.

"Hey ! Kalian darimana saja ? Aku dan Niall baru ingin mencari kalian berdua" tanya Liam, kuliah Zayn hanya meringis dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Kami hanya mencari udara segar agar tidak terlalu tegang Li" jawabku kemudian mengisyaratkannya untuk diam. Seperti mengerti maksudku Liam pun akhirnya diam.

Zayn duduk di kursi sambil mengotak-atik ponselnya entah apa yang ia lakukan. Aku kembali duduk disebelah Niall dan Liam.
"Ada apa dengan Zayn ? Ia terlihat aneh padahal sebelum ia pergi ia terlihat baik-baik saja" tanya Liam dengan mendekatkan tubuhnya kearahku.

"Iya babe, kau darimana saja ? Hingga kau mencampakkanku, tega sekali" ucap Niall dengan nada yang dibuat-buat sedih.

Aku terperanjat kaget, ya Tuhan bagaimana bisa aku lupa ?! Aku langsung mencubit pipi Niall gemas.
"Aww bayi pipi merahku, aku lupa maafkan aku ya" ucapku memohon maaf pada Niall.

Niall melipat kedua tangannya di depan dada.
"Bisa saja asal kau mau membelikanku keripik kentang" ucap Niall dengan senang ketika mengatakan keripik kentang. Kenapa aku punya kekasih kekanak-kanakan seperti ini ya, tak apalah yang terpenting aku bahagia bersamanya.

"Baik boss" ucapku dengan memberinya hormat.

"Sudah sudah sekarang cepat ceritakan" ucap Liam yang tidak bisa sabar, ia terlalu penasaran yah wajar saja Zayn dan Liam mereka cukup dekat.

Loved you firstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang