3. Salah target

955 57 8
                                    


Cukup tahu, cukup rasa.

———

“Bangsat!”

Pranggg

Agam menghentikan kegiatannya yang sedang membaca proposal Osis di sofa ruang tamu miliknya. Tatapannya mengarah pada salah satu temannya yang sejak tadi sibuk mengumpat sejak insiden yang terjadi siang tadi.

“Brisik ah, lo kalau pengen ngamuk jangan pake ngancurin barang-barang di rumah gue dong,” Kesal Agam, melirik pecahan guci berceceran di lantai ruang tamu. Hasil perbuatan Reza, temannya yang sejak tadi hanya sibuk menggerutu.

Reza mendengus. “Ini pertama kalinya gue di tolak, Gam. Ditolak cewek! Ah bangsat! Tuh cewek juga nggak cantik amat padahal,” Ocehnya lalu menghempaskan diri di samping Agam. Ia bersandar pada sofa sembari memejamkan mata. “Sialan,”

“Senjata makan tuan,” Celetuk Ari tanpa mengalihkan pandangan dari game di ponsel genggamannya.

Hapati terkekeh, lalu mengulurkan tangan kearah Reza. “Sekarang, karena lo udah kalah taruhan. Gue mau nagih kunci mobil,”

Reza mendelik kesal, “Gue belum kalah yah, tadi kan targetnya salah. Yang lo target ke gue namanya Icha, sedangkan yang gue tembak tadi namanya Miranda Sekar Putri,”

“Lagian kenapa bisa salah orang sih,” Ari kembali berucap.

“Gue cuma tau dia lewat chat. Nggak tau wajah aslinya,” Balas Reza dengan malas. Mulai membuka seragam sekolahnya, menyisakan kaus putih yang membungkus tubuhnya. Kemarin Hapati memang menantangnya untuk menaklukkan cewek bernama Icha yang namanya sedang tren di dunia sosial media karena wajah cantiknya. Dan ia dengan mantap melaksanakan taruhan itu karena beberapa hari terakhir ia dengan cewek bernama Icha itu sudah sering berkirim chat. Dan Reza sangat yakin, bahwa cewek itu memiliki ketertarikan padanya.

Reza akhirnya sepakat untuk bertemu dengan Icha di lapangan sepulang sekolah. Dan sialnya, karena tidak begitu hafal dengan wajah Icha. Reza bertindak asal menyatakan perasaannya pada cewek yang berhenti di koridor itu. Yang sedang berdiri diam menatap kearah mereka.

Disaat semua siswi suka rela menyerahkan diri padanya. Saat semua cewek ingin di jadikannya pacar. Cewek itu, dengan pandangan bingung seakan tidak mengenalinya. Menolaknya dengan keras.

“Maaf, aku nggak kenal sama kamu. Dan tolong, jangan suka permainin cewek dengan nyatain perasaan sembarangan kayak gini. Kamu memang tampan, tapi kamu murahan,”

Setelah mengucapkan kata-kata itu, cewek itu langsung berlalu. Meninggalkan Reza yang ternganga lebar, sangat shock dengan apa yang baru saja menimpanya. Reza sangat mengingat itu.

Reza mengepalkan tangan. Ia ingat sig name yang tertera pada seragam cewek itu sebelum dia pergi. Miranda Sekar Putri. Dan Reza bersumpah akan membalas perbuatan cewek itu padanya.

--{}--{}--{}--

“Ya mungkin aja kita emang punya kemiripan. Makanya Kak Reza ngiranya elo itu gue,”

Miranda menatap jengah Icha yang terus-terusan membela Reza, cowok yang tadi siang salah menyatakan perasaan. Seharusnya pernyataan itu tertuju pada Icha, bukan Miranda. Tapi tetap saja cowok bernama Reza itu salah!

Bagaimana bisa cowok bernama Reza itu ingin menyatakan perasaan sementara ia tidak mengenali wajah cewek yang akan ia tembak. Sudah jelas pasti cowok itu hanya menganggap Icha sebagai permainan. Atau lebih parahnya lagi hanya menjadikannya sebagai bahan taruhan, seperti yang dilakukan cowok kebanyakan.

Rahasia RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang