REVISI : 7 OCT 2018
Jangan lupa vote dan komentar ya setiap habis baca! Aku suka baca komentar kalian lho!
Saat bel jam istirahat pertama berbunyi, murid-murid berhamburan keluar. Kinan merapikan mejanya dan melihat teman sebelahnya yang juga melakukan hal yang sama.
"Sorry, ya temen sebangku kamu harus pindah belakang." Ucap Kinan dengan wajah bersalah.
Teman sebelahnya tersenyum, "Gak apa lagi." Sahutnya.
"Caca, lo mau duduk belakang gak?" Muncul suara dari belakang.
Kinan menoleh.
"Mau! Tapi kalo bu Asmi tanya?" Tanya caca balik.
"Pindah lagi aja."
"Oke." Si Caca itu pindah belakang sambil membawa tasnya.
"Hai, gue Yuli." Ia mengulurkan tangan pada Kinan.
"Kinan," ia menyambut uluran tangan itu.
"Gue Ana," sahut teman sebangku Kinan.
"Kinan," balasnya. Lalu Kinan melirik ke arah teman yang tepat dibelakangnya.
Yuli melirik ke samping dan berkata, "Oh, ini Dewi."
"Kinan," ia mengulurkan tangan.
Dewi mendongak kaget. Beberapa saat ia menatap wajah Kinan lalu menyambut uluran tangan itu. Mereka bersalaman.
Tak sengaja Kinan melirik ke arah belakang dan melihat cowok yang tadi pagi dilihatnya. Cowok itu sedang mencari sesuatu di dalam tasnya kemudian menutupnya kembali dan berdiri. Ia berjalan ke arah depan.
Kinan menunduk karena malu.
"Ke kantin, yuk!" ajak Yuli.
Ana mengangguk cepat. Kinan juga ikut mengangguk. Ia mencoba berbaur dengan teman barunya. Ia ingat pesan Rian yang mengatakn kalau bertemu teman baru adalah langkah awal bersosialisasi, dan ia sedang berusaha melakukannya walaupun canggung. Entah kenapa ia merasa nyaman sekali dengan Ana, Yuli dan Dewi. Mereka membuat Kinan merasa diterima.
Mereka bertiga beranjak dari kursi. Kinan menoleh ke belakang lalu melihat Dewi yang tidak ikut bergabung.
"Dewi gak ikut?" Tanya Kinan pada Yuli.
"Dia kemana-mana sendiri. Udah biarin aja." Celetuk Yuli.
Mereka berlalu pergi.
Kinan mengikuti langkah Ana dan Yuli menuruni tangga yang ia naiki tadi pagi. Lalu pergi kantin tepat di sebelah tangga tersebut.
"Ki, lo mau makan apa?" Tanya yuli.
"Apa yang enak disini?" Kinan bingung.
"Mie ayam enak banget. Mau?"
"Boleh,"
"Ya udah, lo jaga meja ya. Biar gue sama Ana yang beli." Yuli mulai mencari celah menembus keramaian pembeli.
"Eh, ini uangnya." Kinan memberikan uang sepuluh ribu.
Kinan duduk di salah satu meja bagian ujung sambil melihat sekeliling sekolahnya. Ia mendengar obrolan murid lain yang duduk di sebelahnya. Mereka mengobrol dengan santai dan penuh ceria layaknya remaja seumuran mereka.
Kinan memperhatikan cara mereka berbicara kepada teman, cara mereka makan dan cara mereka berdandan. Perlahan kinan mengambil apa yang perlu di tirunya, selebihnya ia singkirkan.
Tak lama Yuli dan Ana datang dengan membawa makanan dan minuman mereka.
"Disekolah ini banyak kantin, ya." Komentar Kinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinan's Life Story (SELESAI)
Teen FictionKinan hanya ingin hidup seperti gadis seumurannya yang lain. Tinggal bersama keluarganya dan bermain bersama saudara kembarnya. Tapi penyakit itu malah membuatnya bahkan harus kehilangan orang yang paling ia sayang dalam waktu bedekatan hingga membu...