BAB 7 | She has to do it!

28.5K 1.5K 5
                                    

REVISI : 7 OCT 2018

Jangan lupa vote dan komentar ya setiap habis baca! Aku suka baca komentar kalian

Jena masuk ke dalam kamar setelah ia merapikan meja makan dan dapur. Rowan sudah lebih dulu masuk ke dalam kamar setelah percakapan genting itu terjadi. Jena menutup pintu kamar dan melihat suaminya sedang membaca koran dengan kaca mata andalannya. Jena melirik ke arah Rowan sekali lagi kemudian ia beralih ke depan cermin untuk membersihkan wajahnya.


Sambil membersihkan wajahnya, Jena melihat ke arah rowan melalui pantulan cermin. Suaminya terlihat lelah dan banyak pikiran. Beberapa kali rowan menghela napas beratnya. "Are you okay?" Tanyanya.

"I'm good." Jawab Rowan sambil menegakkan kacamatanya.

"May i ask you something?" Jena menoleh.  (Boleh tanya sesuatu?)

"About what?" (Tentang?)

"Kinan,"

Rowan melirik istrinya. Ia berpikir sejenak. Rowan melepaskan kaca matanya. "Ask me!" (Tanyalah!)

Jena selesai membersihkan wajahnya. Ia beralih ke atas tempat tidur. "Why?"

"Apanya?" Tanya pria itu.

"Semua ini, rowan. Why?"

Rowan menghela napas dalam.

"Berapa kali kamu harus menghela napas seperti itu? Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Jen, we're old. Kita tidak akan pernah tahu sampai kapan kita bisa bersama kinan. Tujuh belas tahun itu waktu yang sangat lama untuk sebuah perpisahan. No calls, no text, no seeing each other, that's enough for kinan." (Jen, kita sudah tua. Gak ada nelpon, gak ada pesan, gak pernah ketemu, semuanya cukup untuk Kinan selama ini)

"I don't understand." Jena menggelengkan kepalanya. (Aku gak ngerti)

"Kinan tidak memiliki siapapun disini, kecuali kita. Tapi disana, apapun yang terjadi dia punya keluarganya. Dia punya saudara-saudaranya. Jika suatu hari sesuatu terjadi dengan kita. Kinan pasti membutuhkan tempat untuk dia bersedih." Jelas Rowan dengan lembut.

Jena merasa sedih seketika.

"Sepuluh tahun kita hidup berdua setelah anak-anak menikah, tiba-tiba muncul kinan. Rasanya seperti kita mendapatkan titipan kebahagian untuk yang keempat kalinya." Rowan mencoba mengingat.

"Iya. Merawat kinan membuat aku merasa muda kembali. Kita bahkan bermain, makan, tidur bersama. Dulu hanya ada kita kemudian berubah menjadi semua untuk kinan." Jena merenung.

"Aku masih ingat waktu dia harus masuk sekolah pertama kali, dia bahkan harus kita temani berdua disekolah. Kemudian diam-diam kita pergi."

Jena tertawa.

"Sekarang kinan sudah besar. Minggu depan dia sudah tujuh belas tahun. Selama itu dia sudah berpisah dengan dina." Suara Rowan melemah.

"You're right. We should ask." Jena mengangguk setuju. (Kamu bener. Kita harus minta Kinan setuju)

Rowan menatap istri tercintanya. "Jen, someday when it's happen, you should go with her." (Jen, kalau suatu hari hal itu terjadi, kamu juga harus ikut Kinan)

"What are you talking about?" (Kamu ngomong apa sih?)

Rowan mengalihkan pembicaraan. "Aku ingat waktu pertama kali kita ketemu di embassy waktu itu."

Kinan's Life Story (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang