REVISI : 7 OCT 2018
Jangan lupa vote dan komentar ya setiap habis baca! Aku suka baca komentar kalian lho!
Gunawan mencengkram stir mobil dan menarik napas dalam. Ia merasa bersalah karena banyak hal yang tidak ia ketahui soal Kinan dan malah mertuanya yang harus menjelaskan padanya.
"Pacar kamu di Kanada gimana? Kan kamu udah pindah kesini." Goda gunawan. Ia sengaja mencari tahu soal putrinya sendiri dan dengan caranya.
Kinan tersipu malu. "Gak ada, pa." jawabnya. Pikirannya tertuju pada Rian yang tidak ada kabar.
"Hahaha..." gunawan menahan tawa. "Disekolah megan banyak yang ganteng. Pasti nanti kamu akan jumpa." Pungkas gunawan.
Kinan hanya tersipu malu.
***
Gunawan memarkirkan mobilnya sedikit jauh dari pintu gerbang SMA Nusa Jaya. Kinan memperhatikan sekolah barunya dari dalam mobil. Di sepanjang gerbang sekolahnya terdapat warung yang berjualan.
Disebelah kanan mobil Gunawan, muncul sebuah mobil sedan bewarna merah marun berhenti. Kinan menoleh. Seorang cowok keluar dari dalam mobil dengan menggunakan sweater bewarna hijau tua sama dengannya. Kinan mengerutkan kening.
Ini bukannya cowok yang kemarin, batinnya. Senyumnya mengembang halus.
Cowok itu lebih tinggi darinya. Rambutnya dibiarkan terjatuh tepat diatas matanya. Rambut itu masih tampak sedikit basah. Kinan tersenyum melihat cowok yang sudah menarik perhatiannya itu.
Cowok itu lalu melambai pada seseorang. Mereka tos bersama lalu berjalan memasuki gerbang sekolah itu.
"Yuk, sayang." Ajak Gunawan sambil membuka pintu mobil. Mereka berjalan memasuki perkarangan sekolah Nusa Jaya. Kinan hanya menunduk sambil sesekali memperhatikan sekelilingnya. Entah apa yang ia takutkan, tapi memasuki sekolah itu membuatnya deg-degan.
Saat tiba di depan ruang kepala sekolah, Kinan menahan papanya sesaat. "Pa, sebentar." Tahannya.
"Kenapa, sayang?" Tanya Gunawan heran.
"Kinan mau minta sesuatu sama papa." Ia tampak ragu.
"Apa?"
"Hmm... bisa gak papa bilang sama kepala sekolah supaya gak bilang ke yang lain siapa kinan sebenarnya."
Gunawan berkerut, "Kenapa?"
"Hmm... itu karna...."
"Karna apa?" Gunawan masih menunggu.
"Hmm... kinan gak mau mereka tanya yang macam-macam. Kalau kinan jelaskan pasti akan panjang." Suaranya terdengar sedih.
Gunawan berpikir. "Tapi kan..."
"Biar mereka tahu sendiri aja. Kinan mau tenang sekolahnya, pa. Satu pertanyaan pasti akan ada dua pertanyaan terus tiga pertanyaan. Gak akan habis."
Gunawan menarik napas. "Oke." Ia merangkul bahu putrinya. Kemudian ia mengetuk pintu ruang Kepala Sekolah.
Kinan memperhatikan gambar yang terpajang pada dinding disampingnya. Mulai dari lomba melukis, sepak takraw, volly dan lain-lain.
"Yud, bisa kan tolong bilang sama wali kelas Kinan nanti, apa yang tadi aku bilang sama kamu?" Tanya gunawan.
Yudi melirik ke arah Kinan sesaat, "Kamu tenang aja, Gun."
"Bukan apa-apa. Kamu pahamlah. Cukup kita-kita aja yang tahu." Gunawan penuh harap. " Yaudah, kalo gitu aku titip Kinan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinan's Life Story (SELESAI)
Roman pour AdolescentsKinan hanya ingin hidup seperti gadis seumurannya yang lain. Tinggal bersama keluarganya dan bermain bersama saudara kembarnya. Tapi penyakit itu malah membuatnya bahkan harus kehilangan orang yang paling ia sayang dalam waktu bedekatan hingga membu...