REVISI : 7 OCT 2018
Jangan lupa vote dan komentar ya setiap habis baca! Aku suka baca komentar kalian lho!
Ditengah rumah yang sedang berduka itu, terdengar suara riuh dari arah luar. Kinan melihat ke arah pintu dan tampak Megan yang juga sedang menatap ke arahnya dengan tatapan bingung.
Kinan menangkap sinyal yang tidak menyenangkan dari tatapan itu. Suara riuh semakin dekat dan jelas. Kinan berlari masuk kamarnya dan Jena di belakang yang tak jauh dari ruang makan. Ia menutup pintu kamar itu sedikit renggang. Jena bingung.
Tak lama segerombolan teman sekolah Megan datang untuk melayat dan berbela sungkawa. Mereka semua masih berseragam sekolah. Megan masuk rumah dan mencari sosok Kinan. Tenang hatinya ketika ia tidak melihat saudaranya itu.
Dari dalam kamar, kinan mendengar suara obrolan. Rasa penasarannya malah membuatnya mengintip pelan ke arah teman-teman Megan. Mereka berseragam putih abu-abu. Megan duduk membelakangi Kinan.
Awalnya Ranu enggan untuk ikut ke rumah Megan tapi berhubung teman satu kelas datang melayat, akhirnya Ranu ikut. Tapi Ranu memilih untuk duduk bertentangan dengan Megan yaitu tepat di depan pintu masuk. Selang beberapa detik mereka duduk, muncul dua orang dari arah luar. Fino dan Doni.
Kinan melihat dua orang cowok yang datang terakhir. Salah seorang dari dua orang cowok itu menarik perhatiannya. Cowok yang memakai sweater hitam polos dengan tas ransel tepatnya. Entah kenapa ia suka melihat wajah itu.
Fino melangkah maju dan duduk di sebelah kanan Megan. Sedangkan Riki sudah lebih dulu di sebelah kiri Megan. Rita terpaksa bergeser dan memberi ruang untuk fino. Sekilas fino mengibas sweater hitamnya kerena kepanasan akibat naik motor dengan Doni.
Beberapa anak lain mulai mengobrol dan bertanya soal kakek Megan. Dan Megan menjawab satu persatu pertanyaan itu. Ranu hanya duduk dan mendengarkan. Sedikit demi sedikit ia menangkap percakapan teman-temannya sambil matanya melihat sekeliling rumah Megan dan memperhatikan foto keluarga yang terpajang di ruang tamu.
Ranu melihat sebuah pergerakan di belakang fino. Ia heran. Ranu mempertajam matanya melihat pintu kamar disudut rumah tepat didepannya.
Kinan tidak sadar kalau ia sudah membuka pintu kamar itu cukup besar hingga orang bisa melihatnya. Sayangnya seseorang sudah melihat dirinya dengan jelas dan sedang menatapnya lekat saat ini.
Ranu melihat seorang cewek dengan rambut pirang ada disebalik pintu itu sedang melihat ke arah teman-temannya. Sepintas cewek itu terlihat familiar tapi ia yakin ini pertama kali ia melihatnya.
Ranu penasaran dengan cewek itu. Ranu bertanya-tanya kenapa cewek itu harus mengintip dari sebalik pintu hanya untuk melihat teman-temannya.
Kinan memperhatikan teman-teman Megan. Hingga matanya menangkap seorang cowok yang melihat ke arahnya lalu tersenyum padanya. Awalnya Kinan merasa mungkin ia salah lihat. Tapi tidak. Cowok itu memang tersenyum padanya.
Cowok dengan kulit sawo matang, bermata elang dan rahang tegas serta rambut tertata rapi dengan belah samping memang sedang tersenyum padanya. Dengan jelas Kinan yakin akan senyum itu. Kinan salah tingkah dan gelagapan. Dengan cepat ia menutup pintu kamarnya.
Ranu terheran saat pintu kamar itu ditutup. Ia menahan tawanya saat melihat dengan jelas wajah gugup cewek itu saat dirinya tersenyum. Ranu menunduk menahan rasa gelinya.
Tapi sepasang mata lainnya sedang memperhatikan tingkah laku Ranu dan ikut memperhatikan apa yang dilihat oleh Ranu hingga membuat cowok itu tertawa geli. Hanya saja sepasang mata itu tak melihat apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinan's Life Story (SELESAI)
Novela JuvenilKinan hanya ingin hidup seperti gadis seumurannya yang lain. Tinggal bersama keluarganya dan bermain bersama saudara kembarnya. Tapi penyakit itu malah membuatnya bahkan harus kehilangan orang yang paling ia sayang dalam waktu bedekatan hingga membu...