BAB 10 | Her biggest lost

27.6K 1.6K 24
                                    

REVISI : 7 OCT 2018

Jangan lupa vote dan komentar ya setiap habis baca! Aku suka baca komentar kalian lho!

Pagi ini Rowan mengantarkan kinan ke sekolah seperti biasa. Gadis itu terlihat gembira. Beberapa kali Rowan melirik ke arah cucunya itu. Kinan selalu mengenakan sepatu pemberian papanya, jam tangan pemberian Jena dan jaket dari Rian sejak kemarin. Gadis itu sungguh menyukainya.

Rowan memarkirkan mobilnya dipinggir jalan di tempat biasa ia menurunkan cucunya didepan sekolah. Kinan menyalam tangan Rowan seperti biasa.

"You know how much i love you, right?" Ucap Rowan. (Kamu tahu kan Owen sayang banget sama kamu?)

Kinan memandang owennya bingung. "What do you mean?" (Maksud Owen apa?)

"I love you more than you thought." Rowan mengelus kepala cucunya pelan. (Owen sayang kamu melebihi apapun)

"I love you too owen." Kinan tersenyum. (Kinan juga sayang sama Owen)

"Give me a hug," pinta Rowan lembut sambil membentangkan tangannya. (Peluk, owen sini!)

Kinan mendekat dan memeluk owennya erat dengan penuh rasa sayang. Ia merasakan kehangatan yang luar biasa. Rasa hangat itu menenangkan perasaanya beberapa detik. Rasa hangat itu memang tidak pernah berubah sejak pertama kali ia mengerti arti sebuah pelukan.

Rowan melepaskan pelukan Kinan dan mencium kening cucunya kemudian memegang kedua pipi Kinan dengan lembut. Matanya terasa panas.
"Be a good girl," ucap Rowan pada Kinan. (Jadi anak baik, ya)

"Okay,"Kinan tersenyum. Ia memeluk owennya sekali lagi lalu turun dari mobil dan melambai pada kakeknya terus masuk ke dalam gedung sekolahnya.

Rowan mengcengkram stir mobilnya. Matanya berair. Dadanya sesak saat ini. Ia mengambil obat di dalam tas kerjanya lalu menelannya dengan air putih di dalam botol yang selalu dibawanya. Ia mencoba mengatur napasnya pelan. Dari jauh ia pandangi cucunya dari belakang yang perlahan hilang di sebalik dinding sekolah.

Rowan mengambil hp nya lalu menekan nomor seseorang. Bunyi di seberang sana sudah cukup lama namun tidak di angkat. Rowan mencoba sekali lagi dan tetap tidak ada jawaban. Rowan tegar. Ia berusaha sekali lagi dan tetap tidak ada. Rowan memutuskan mengirim pesan.

***

Kinan merapikan mejanya. Ia memasukkan buku dan alat tulis ke dalam tas dan bersiap untuk pulang. Satu-persatu teman sekelasnya sudah meninggalkan kelas.

"Where's miss sahardi?" Tanya suara yang cukup lantang di depan pintu. (Dimana nona Sahardi?)

"I'm here Mr. James. What's going on?" Kinan mendekat ke depan pintu. Beberapa temannnya keheranan. (Saya disini Mr. James ada apa?)

"We need to go to hospital now." (Kita harus ke rumah sakit sekarang)

"What!? Why? What happened?" Kinan bingung. (Apa? Kenapa? Apa yang terjadi?)

"Your grandfather..." kalimat itu terhenti. (Kakek kamu...)

Kinan mematung. Seketika ia tidak bisa mendengar apapun kecuali suara angin diluar jendela yang berhembus kencang.

***

Kinan duduk di kursi penumpang depan bersama Mr. James. Mereka dalam perjalanan menuju rumah sakit. Sepanjang itu pula Kinan cuma diam dan menatap keluar jendela. Inhaler yang selalu dibawanya dipegangnya erat. Sepanjang perjalanan itu sudah dua kali ia menghirup inhaler nya karena asmanya yang tiba-tiba muncul.

Kinan's Life Story (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang