REVISI : 8 OCT 2018
Jangan lupa vote dan komentar ya setiap habis baca! Aku suka baca komentar kalian lho!
Kinan memaksakan dirinya bangun dan berdiri di depan cermin besar yang bergantung didaun lemarinya. Rambutnya berantakan, wajahnya kusut. Lengannya membengkak dan membiru akibat cubitan, tulang keringnya sakit.
Andai aja gue bisa pulang ke kanada malam ini. Pasti gue akan pergi. Tapi kasihan papa, batinnya. Hidup sendiri disana lebih enak daripada disini harus berantem dengan megan setiap hari.
Kinan mengambil sesuatu dilacinya. Obat. Ia menelannya dengan sisa air mineral di botol yang tergeletak di lantai. Ia kembali tidur dan memikirkan apa yang harus ia lakukan besok.
Jam menunjukkan pukul 4.10 pagi. Ayam yang berkokok menyadarkan kinan. Ia bangun dan merasakan sakit kepalanya sedikit berkurang. Ia melihat dirinya dipantulan kaca.
Dirinya tidak terlihat buruk tapi wajahnya memancarkan kekusutan. Ia tidak ingin masuk sekolah. Ia tidak ingin bertemu dengan siapapun.
Kinan keluar dari kamar mandi dengan sedikit rasa cerah. Tiba-tiba wajah papanya terlintas dipikirannya. Ia rindu sekali dengan papanya pagi ini.
Gunawan bangun lebih pagi karena ia akan berangkat ke bandara. Niatnya ingin pamit pada kinan sebelum pergi. Ia mengetuk pintu kamar kinan. "Kinan, nak. Bangun sebentar."
Kinan muncul dari balik pintu. Ia melihat ke arah dapur dan tidak ada mamanya disana. "Papa, tawaran papa yang kemarin masih berlaku?"
Gunawan mengerutkan dahi, "Tawaran yang mana?" Ia melihat wajah kinan yang sudah terlihat menggunakan make up. "Kamu sudah rapi jam segini?" Ia melihat jam dinding yang sudah pukul 4.40 pagi.
"Hadiah untuk nilai rapor."
"Masih, kenapa?"
Kinan keluar dari kamarnya. Pakaiannya sudah rapi. Ia memakai kaos putih dengan celana jeans hitam. Tubuhnya ia tutupi dengan jaket pemberian Rian. Rambut panjangnya ia gerai ke arah depan dan ditutup menggunakan topi bewarna putih.
"Kamu mau ke kemana?" Gunawan panik.
"Kinan boleh ikut papa ke jogja?" Tanyanya.
"Tapi sekolah kamu?"
"Pa, sekali ini aja. Kinan lagi gak mau ngapa-ngapain. Kinan cuma mau berdua aja sama papa." Pintanya.
"Kamu kenapa?" Gunawan khawatir. "Kamu bikin papa bimbang."
"Kinan cuma butuh udara segar, pa." Ia menarik napas. "Tiba-tiba pengen jalan-jalan.'
"Papa disana, cuma dua hari."
"Iya, gak apa. Kinan ikut aja."
Gunawan diam sesaat. "Kamu lagi menghindari sesuatu?"
Kinan terdiam.
"Nanti sekolah ...."
"Sekali ini aja, pa. Kinan ingin ke kanada tapi gak mungkin kinan pergi tanpa ijin papa."
"Ya sudah, boleh. Kamu sudah siap?"
Kinan mengangguk. Ia mengambil tas ranselnya dan menuju pintu keluar.
***
"Kenapa tiba-tiba?" Tanya gunawan didalam taksi yang sedang melaju.
Kinan menoleh, "Papa bilang kinan boleh berpergian kalau ada yang nemenin. Cuma papa yang bisa temenin kinan."
"Bukan itu alasan yang mau papa denger."
Kinan diam sesaat. "Kamu lagi berantem dengan teman sekolah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinan's Life Story (SELESAI)
Teen FictionKinan hanya ingin hidup seperti gadis seumurannya yang lain. Tinggal bersama keluarganya dan bermain bersama saudara kembarnya. Tapi penyakit itu malah membuatnya bahkan harus kehilangan orang yang paling ia sayang dalam waktu bedekatan hingga membu...