BAB 35 | By the time, they will know

25.8K 1.3K 10
                                    

REVISI : 8 OCT 2018

Jangan lupa vote dan komentar ya setiap habis baca! Aku suka baca komentar kalian lho!

Kinan memilih duduk di kelas saat istirahat kedua. Dewi pergi ke kantin untuk membeli air. Sedangkan wiji juga ke kantin bersama ranu, fino dan dani.

Doni memilih kembali ke kelas dan memanfaatkan situasi. Fino memintanya bertanya sesuatu dengan kinan tanpa ada siapapun yang tahu.

Doni masuk ke kelas dan melihat kinan sedang membaca sesuatu di majalah yang ia pinjam dari salah satu temannya.

"Lo gak ke kantin?" Tanya doni sambil duduk menghadap samping.

"Enggak ah, males." Jawab kinan sambil menoleh sekilas.

"Ana sama yuli?"

"Mereka lagi buat tugas jadi gak ke kantin."

"Main ke kelas mereka aja. Kan sekarang IPA1 dengan IPA5 gak kayak dulu lagi," aksinya dimulai.

Kinan menoleh sambil tertawa, "Gila lo! Enggaklah."

"Kenapa? Roy kan gak ada."

"Sama aja."

"Lo takut sama fino?" Ucap doni memancing.

"Hahaha, salah satunya." Kinan masih membaca majalah itu.

"Berarti salah banyaknya ada dong."

Kinan hanya tersenyum.

"Hahaha... siapa?" Tanya doni sambil membuka tasnya supaya terlihat tidak serius. "Ranu? Atau megan?"

Kinan melirik doni yang tampak sibuk mencari sesuatu ditasnya. "Enggak lah," jawabnya singkat.

Doni melirik. Ia bisa lihat ekspresi kinan berubah. Fino benar. Ada yang mereka tidak tahu. Doni mencoba membalikkan mood kinan lagi.

"Eh, lo tahu kan kalo sekolah kita selalu ngadain futsal tahunan?"

Kinan mengangguk.

"Minggu depan persyaratannya pasti bakal keluar terus minggu depannya lagi bakal dimulai selama seminggu."

"Cepet banget! Kapan kalian latihannya?" Kinan mulai tertarik.

"Hahaha... lo pikir bola kaki pakai latihan."

"Emang gak latihan?"

"Latihan sih tapi sama kayak main biasa aja."

Kinan mengangguk.

"Tapi gue gak bakal sama fino lagi timnya. Kayaknya dia juga gak turun main tahun ini."

Kinan mulai menatap doni dan mendengarkan celotehan cowok itu. Entah kenapa topik soal fino dan futsal menyedot perhatiannya. "Soal tangannya ya? Emang masih sakit?" Tanya kinan penasaran.

Doni merasakan ada sedikit perhatian dari kinan soal fino. Tak pernah gadis ini sebegitu ambil tahu soal fino. "Enggak tau juga sih. Kemarin dia bilang gak main. Mungkin karena riki." Jawabnya.

"Iya sih. Gak mungkin dia bakal mau satu tim sama riki."

Doni kembali diam dan memperhatikan wajah kinan. Wiji benar! Kinan memang cantik jika diperhatikan detil. Gadis itu terlihat kalem tapi sebenarnya ia seru dan lucu.

Jauh di dalam diri gadis itu ia menyimpan banyak perhatian untuk orang disekitarnya. Setengah orang yang dikerjai oleh fino habis-habisan, pasti tidak akan ambil peduli apapun tentang fino. Tapi tidak kinan. Diam-diam ia memperhatikan fino.

Kinan's Life Story (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang