REVISI : 8 OCT 2018
Jangan lupa vote dan komentar ya setiap habis baca! Aku suka baca komentar kalian lho!Kinan berlari di lorong rumah sakit dan membuka pintu kamar 525 dengan tergesa-gesa. Ia melihat mamanya, kemal, dokter dan perawat sudah ada disana.
Jena tersenyum melihat kedatangan Kinan, orang yang paling ditunggunya.
"What's going on?" Tanya Kinan menangis.
"I'm fine." Jena terlihat bersusah payah menjawab pertanyaan cucunya.
"Stop lying to me."
"I'm sorry baby." Jena mulai ikut menangis. "I miss him a lot."
"No, please. Don't leave me. Nana,"
Jena mengelus wajah cucunya, mencium ubun-ubunnya dan menggenggam erat tangan Kinan.
"You have no idea how much i love you." Ucap Jena."No! Stop it!"
Gunawan mendekat pada Kinan dan menenangkan putrinya.
"I'm sorry kinan."
"No, nana. Please!"
"Tenang, nak." Hanya itu yang bisa gunawan lakukan.
Jena tersenyum bahagia saat melihat ke arah pintu. "He's here."
"Nana please. Jangan pergi."
Jena semakin menggenggam tangan Kinan erat. "Owen sudah datang menjemput nana sekarang." Ucapnya.
"Please, everyone please! Save her!" Teriak Kinan. "NANA!?!!!"
Ardina dan didi berpelukan karena menangis melihat situasi itu. Sedangkan Kemal hanya berdiam diri dengan menahan air matanya. Megan menatap dengan wajah datarnya. Ia tidak begitu dekat dengan Rowan dan Jena. Kecuali, neneknya yaitu ibu gunawan.
"Be a good girl," ucap Jena terakhir kali dan menutup mata.
"NOOO!?!!!!" Teriak Kinan sekuat tenaga.
Gunawan menahan Kinan sambil memeluk putrinya yang meronta.
"Nana..." teriak Kinan.
"Istighfar sayang. Ikhlaskan." Ucap Gunawan masih memeluk erat putrinya.
Dokter menutup tubuh Jena dengan selimut.
"Jangan dokter, please." Teriak Kinan lagi. Air matanya mengalir deras.
"Tolong Kinan jangan seperti ini. Ikhlaskan." Gunawan masih menahan putrinya. Dadanya mulai terasa sedih.
Kinan makin berang dan meronta minta dilepas oleh Gunawan. "Enggak, pa. Lepasin Kinan."
Gunawan melirik Ardina minta bantuan namun orang yang diharapkan hanya bisa berdiam diri sambil menangis bersama Didi.
"Nana, kinan ikut." Pintanya. "Take me with you oween, please," ucapnya sekali lagi. Air matanya seperti air keran yang keluar begitu saja.
Gunawan membalikkan tubuh Kinan mengahadapnya. "Kinan dengar!?! Papa gak mau dengar kamu ngomong seperti itu lagi."
Kinan masih menunduk dalam tangis.
"Gak ada pergi-pergi lagi. Gak ada perpisahan lagi."
"Oweeen!" Ucap Kinan pelan dengan tubuh yang setengah lunglai.
"Kinan tolong!" Gunawan mengguncang tubuh Kinan hingga putrinya itu memfokuskan bola matanya. "Ijinkan papa jadi orang tua yang sempurna untuk kamu. Biarkan papa berbuat sesuatu untuk kamu. Setidaknya biarkan papa merasakan rasanya punya dua orang putri, bisa kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinan's Life Story (SELESAI)
Novela JuvenilKinan hanya ingin hidup seperti gadis seumurannya yang lain. Tinggal bersama keluarganya dan bermain bersama saudara kembarnya. Tapi penyakit itu malah membuatnya bahkan harus kehilangan orang yang paling ia sayang dalam waktu bedekatan hingga membu...