REVISI : 9 OCT 2018
Jangan lupa vote dan komentar ya setiap habis baca! Aku suka baca komentar kalian lho!
Kinan melihat deretan buku biografi tokoh, novel indonesia dan novel luar serta majalah. "Kata lo gak suka baca, ini lo tahu dimana letak buku-bukunya." Ucapnya pada riki.
"Gak suka baca bukan berarti gak ke perpustakaan." Sahut riki.
Kinan memilih salah satu majalah remaja. Dan riki memilih majalah automatif. Mereka duduk di salah satu sudut ruangan. Mereka larut dalam bacaan masing-masing.
"Eh, lo pernah nonton AADC?" Tanya kinan disela bacaan mereka.
"Pernah lah. Siapa gak pernah nonton. Lo belom?"
"Belom," jawab kinan polos.
"Parah banget lo. Emang kenapa?"
"Gak ada sih. Gue lihat ini." Kinan melihat interview AADC 2 di majalah. "Kayaknya semua orang nonton itu."
"Anggap aja kayak lo sama fino."
"Kok gitu?"
"Iya awalnya kesel-keselan terus bete. Terus marah-marah gak jelas terus endingnya jatuh cinta."
"Huh," kesal kinan.
"Endingnya sih seru."
"Kenapa?"
"Lo nonton gih. Entar gue spoiler jadi gak seru." Riki kembali melihat majalah automotifnya.
Kinan merengut. Ia kembali membaca majalah itu.
"Lo kuliah dimana nanti?" Tanya riki.
"Semua orang nanya soal itu mulu. Kenapa ya?" Kinan bingung.
"Ya iyalah. Kita kan kelas 3 SMA. Itu pertanyaan wajar. Kalo lo kelas 3 SMP atau kelas 6 SD pasti juga bakal ditanya hal yang sama. Masuk smp mana? Masuk sma mana?"
"Lo kemana?" Tanya kinan pada riki.
"Paling sini-sini aja. Dekat lebih baik."
"Gue masih ragu nih. Mau disini apa diluar." Wajah kinan merenug.
"Lo mau balik kanada lagi?"
"Kok lo tahu?"
"Tipe kayak lo pasti balik ke tempat dimana lo dibesarkan. Karena disana lo merasa tempat ternyaman lo. Iya kan?"
Kinan mengangguk. "Tapi kalo gue kesana. Gue gak tahu bokap gue kasi atau enggak."
"Kan lo yang menjalani kuliahnya. Lo yang tahu kemana lo harus pergi. Kalo orang bilang setahun itu sebentar. Bullshit. Buat mereka yang gak harus menghitung hari memang sebentar. Tapi buat mereka yang menunggu seseorang, pasti itu lama banget. Apalagi 4 tahun. Huft." Riki menoleh ke arah kinan sambil menjelaskan.
"Lo bener. Makanya gue gak tega mau bilang sama bokap." Wajahnya cemberut.
"Pelan-pelan aja kasi pengertian." Usul riki.
"Lo enak gak perlu kayak gue."
"Siapa bilang. Gue juga pernah kayak lo. Waktu gue lulus SMP bokap gue pengen masukin gue ke pesantren di pedalaman. Karna katanya gue nakal, pembangkang, kurang agama, banyak deh. Tapi gue gak tinggal diam. Gue debat sama bokap gue." Cerita riki.
"Terus?" Kinan terkejut.
"Bokap sih masih ngotot, akhirnya gue lari dari rumah. Seminggu deh gue kabur. Gue ke bandung tempat sepupu nyokap. Gue gak kasi tahu siapa-siapa termasuk nyokap. Akhirnya adek gue kirim message di facebook bilang kalo bokap sakit gara-gara gue kabur. Gue balik. Terus bokap bilang ya udah gue masuk SMA tapi gue harus lebih rajin ke mesjid." Riki menceritakan kisah hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinan's Life Story (SELESAI)
Teen FictionKinan hanya ingin hidup seperti gadis seumurannya yang lain. Tinggal bersama keluarganya dan bermain bersama saudara kembarnya. Tapi penyakit itu malah membuatnya bahkan harus kehilangan orang yang paling ia sayang dalam waktu bedekatan hingga membu...