BAB 18 | Trying to invisible

25.7K 1.4K 7
                                    

REVISI : 7 OCT  2018

Jangan lupa vote dan komentar ya setiap habis baca! Aku suka baca komentar kalian lho!

Kinan duduk di kelas sambil mengerjakan beberapa lembar kerja siswa karena tadi malam ia sama sekali tidak membuka buku pelajaran dan hanya mengobrol dengan nananya sepanjang malam.
Sekaligus ia ingin membunuh waktu yang masih lama sebelum kelas dimulai.

Fino masuk kelas dan melihat kinan sibuk dengan dirinya sendiri. Ia sengaja menedang meja Kinan dengan keras dan membuat gadis itu terkejut.

Fino memasang wajah tak bersalah dan duduk di kursinya. Kinan hanya memperhatikan Fino dan tidak berkata apapun. Kinan memilih untuk menutup lembar kerjanya lalu pergi dari kelas.

Kinan sedang menghirup susu coklat kotak sambil menaiki tangga menuju kelasnya.

"Kinaaaaan," teriak Ana dari atas anak tangga beberapa jarak dari Kinan.

Kinan mendongak. "Hai, kamu udah datang." Ia memberi senyuman.

Wajah Ana tampak bingung, "Buku-buku lo kenapa berserakan di atas meja?"

"Hah? Maksudnya?" Kinan bingung.

"Sini ikut gue." Ana menarik tangan Kinan menuju kelas.

Betapa terkejutnya Kinan saat melihat buku-bukunya berserakan dilantai dan diatas meja. Alat-alat tulisnya pun ikut berantakan.

Parka hijau tuanya yang selalu ia bekal dalam tas, melayang hingga depan meja guru dan tasnya di depan papan tulis. Bahkan inhaler nya tergelatak diatas meja. Siapapun bisa menebak kalau dirinya memiliki asma sehingga membawa inhaler kemanapun.

Kinan buru-buru memungut semua isi tasnya dibantu oleh Ana.

"Siapa yang ngelakuin ini?" Tanya Ana.

Kinan menggeleng sambil merapikan buku-bukunya.

"Memangnya tadi lo datang jam berapa? Terus siapa yang ada dikelas?"

Kinan langsung menoleh ke arah Fino yang saat itu juga sedang melihat ke arahnya dengan ekspresi datar. Ana juga melihatnya. Doni juga melihatnya. Bahkan beberapa anak lain juga melihat ke arah mata kinan.

Kinan mengancing tasnya lalu berjalan menuju ke arah belakang namun ditahan oleh Ana. "Lo mau kemana?"

"Kayaknya aku tahu siapa yang ngerjain aku."

"Terus lo mau ngapain?" Tanya ana masih menahan teman sebangkunya itu.

"Aku mau tanya," jawab kinan. "Mau memastikan kalau dia orangnya."

"Udah lupain aja. Biarin aja. Mungkin juga dia iseng. Udah gak usah." Tahan Ana masih memegang kinan erat.

"Emang kamu tahu siapa?" Tanya Kinan bingung.

"Fino kan maksud lo? Iya gue tahu. Udah. Jangan perpanjang." Ana menggeleng tanda menyudahi percakapan ini.

"Aku cuma mau tanya aja," kinan masih bersikeras.

"Percaya sama gue. Lebih baik lo diem. Fino gak sama kayak orang lain." Ana masih meyakinkan kinan.

Kinan mendengarkan perkataan Ana dan kembali duduk. Fino hanya diam di mejanya. Rasa geramnya semakin bertambah karena sekarang ada Ana yang juga tahu sifatnya dan malah membuat keadaan menjadi tidak seru lagi.

"Sekarang Kinan masuk dalam daftar lo?" Tanya Doni dari sampingnya.

"Gak seru," jawab Fino pelan dan ketus. Ia sudah kesal.

Kinan's Life Story (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang