BAB 56 | Her precious gift

23.5K 1.3K 25
                                    

REVISI : 9 OCT 2018


Jangan lupa vote dan komentar ya setiap habis baca! Aku suka baca komentar kalian lho!

Megan melihat beberapa susunan buku diatas meja. Kinan yang tengah telungkup diatas tempat tidur, sadar ada orang di belakangnya. Ia menoleh.

"Megan mau ngapain?" Kinan bangkit dari tempat tidur dan berdiri menghadap megan. Ia seolah antisipasi kalau hal seperti kemarin terjadi lagi.

"Barang-barang lo banyak yang bagus dari pada punya gue." Megan beralih ke lampu meja yang unik. "Lo beli dimana? Kok gue gak pernah lihat sih?"

"Dari kemarin ada disitu. Udah lama."

"Buat gue ya." Megan langsung mengambil lampu itu tanpa basa-basi.

"Jangan!" Kinan menahan tangan megan. "Ini hadiah. Gue gak bisa kasi sama lo. Yang lain aja." Ia berusaha menarik lampu meja pemberian Rowan.

"Enggak, gue gak mau yang lain. Gue mau yang ini." Megan masih memegangnya dengan kuat.

"Lo mau apa gue beliin besok. Tapi jangan ini. Ini hadiah dari owen." Kinan sekuat tenaga merampas balik miliknya.

"Pelit banget sih lo. Owen juga banyak kasi hadiah yang lain sama lo. Gue cuma minta satu aja." Megan setengah berteriak.

Didi muncul di depan pintu melihat kedua kakaknya memperebutkan sebuah lampu. Wajahnya tampak bingung dan heran.

"Jangan megan. Ini beda. Gue gak bisa kasi lo." Kinan masih menarik kampu itu dari megan.

Megan mulai emosi. "KINAN! Gue cuma minta ini aja kenapa pelit sih."

"GUE GAK MAU!" Teriak kinan. "Banyak barang yang lain disini bisa lo pilih, tapi jangan yang ini." Sambungnya.

Megan menariknya dengan kuat dari tangan kinan lalu mundur beberapa langkah. Ia sengaja menarik penutup lampu itu.

"Megan, please jangan dirusakkan. Please." Teriak Kinan.

Megan tidak peduli. Ia meletakkan batang lampu di atas meja belajar kinan lalu menuju dapur kemudian membuka laci. Ia kembali ke depan kamar Kinan sambil memegang penutup lampu dikiri dan gunting ditangan kanan.
"Ini karena lo pelit." Megan merobek penutup lampu yang terbuat dari kanvas itu. Ia mengguntingnya hingga tidak berbentuk.

"MEGAAAAAN!!!" Kinan berteriak. Ia menangis seketika.

Megan meraih kaki lampu itu, "Kalo gue gak boleh punya, lo juga gak boleh." Megan membantingnya hingga menimbulkan bunyi pecahan kaca. Serpihan itu berserakan dilantai.

"MEGAAAAAN!!!" Teriak kinan lagi. Ia maju ke depan dan mendorong kuat tubuh Megan karena amarahnya.

Ardina, Gunawan dan Kemal muncul.

"Lo jahat banget sih. Kenapa lo pecahin?" Kinan menjambak rambut Megan. Tapi megan juga gak tinggal diam. Ia membalasnya. Mereka bertengkar.
Kinan tahu tenaganya tidak sebesar megan tapi saat ini ia sedang marah sekali dengan kembarannya itu.

"Sudah, sudah berhenti. Kalian kenapa?" Teriak Gunawan mencoba melerai.

"Kalian gak malu sama tetangga. Malam-malam berantem. Semua orang bisa denger suara kalian tahu gak?" Ardina menengahi.

"Kinan ma, pelit. Masa megan minta satu barang dia aja gak boleh." Megan mencoba mengambil perhatian.

"Bukan gue pelit. Lo boleh minta yang lain tapi bukan lampu itu." Kinan setengah berteriak. Barang paling berharganya sudah hancur. Matanya berair.

Kinan's Life Story (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang