Seorang gadis berambut panjang sebahu berjalan dengan langkah pelan menuju sebuah pintu bercat putih gading di hadapannya.
Dia memutar kenop pintu dan membuka pintu bercat putih gading itu sepelan yang bisa dia rasa.Pelan!
Dia berjalan memasuki sebuah ruangan yang terlihat remang dan cukup gelap. Nampak beberapa pakaian dan kertas-kertas yang berserakan dilantai kamar tersebut.
Maniknya Melirik sekilas pada samping kanan.
Terdengar dengkuran halus dari seorang pria yang tengah terlelap dalam balutan selimut tebal nan hangat miliknya.
Walaupun ragu dia berjalan menghampiri pria yang masih terlelap itu.“Tuan muda saat nya bangun!”
Gadis itu mengangkat tangan kanannya, menyentuh dan menggocangkan bahu lebar pria itu dengan lembut.
Yah dia sangat takut jika tiba-tiba membangunkan pria yang tidak sedikitpun bereaksi atas hal yang dia lakukan.“Tuan Muda ini sudah pagi...”
Lagi dia kembali berusaha membangunkan pria yang masih terlelap itu, mencoba mengeraskan sedikit suara nya. Namun, baik yang pertama maupun sekarang tidak ada sama sekali reaksi dari pria yang masih terlelap dalam mimpi indahnya.
Gadis itu menghela nafasnya berat. Merasa tidak ada pilihan lain selain cara itu. Dia berpikir percuma saja membangunkan pria itu dengan suara ataupun goncangan dibahu nya, karena sepertinya pria itu begitu enggan untuk meninggalkan mimpi indahnya.
Gadis itu berjalan menuju jendela kamar yang masih tertutup tirai. Dia mengangkat tangannya dengan ragu.
melirik sekilas pada sosok pria yang masih bergumul dengan selimut hangatnya.Lagi-lagi Gadis itu hanya menghela nafas berat. Dia menyakinkan hatinya bahwa dia harus melakukan ini jika dia tidak ingin terlambat pergi ke sekolah.
Srek!!!
Walaupun ragu gadis itu menyibabkan tirai kamar itu.
Dengan cepat seluruh cahaya masuk memenuhi sudut kamar yang awalnya terlihat remang kini mulai terang dimasuki cahaya matahari pagi.
“Kau sangat mengganggu Park Jiyeon!!!”
Mata itu terbuka dan memperlihatkan mata tajamnya dengan wajah tidak senang menatap gadis mungil didepannya.
Dia merasa kesal dengan gadis berambut sebahu itu karena telah mengganggu tidur nyenyaknya.
“Maaf tuan muda kita bisa terlambat..”
Jiyeon hanya dapat menundukan kepalanya hingga poni tebal itu menutupi mata dan wajah cantiknya.
Dia tidak punya pilihan lain selain melakukan cara itu. Untuk membangunkan sang majikan.
dia juga tidak mungkin terus mengguncangkan pelan bahu pria tinggi itu, karena mau sekeras apapun Jiyeon melakukannya.
Pria berkulit tan itu tidak akan terbangun dari mimpi indahnya.“Keluar sana!!!” Ketus pria itu membalikan posisi tidurnya seakan tak ingin bangkit dari ranjang king size mewahnya.
Dia menatap malas pada gadis berambut sebahu yang berstatus sebagai pelayannya tersebut.
Jiyeon terdiam melihat kelakuan menyebalkan anak majikannya. Dia menahan nafasnya dalam-dalam saat merasakan lonjakan emosi yang begitu bergemuruh menyerang hati dan pikirannya. Tangannya terkepal dengan kuat. dia berusaha untuk menekan amarah dalam hatinya.
“Tuan Muda..” Lirih Jiyeon mencoba bersabar dengan tingkah menyebalkan anak majikannya tersebut.
Dia menatap dalam-dalam pada Kim Mingyu nama pria itu.
Mingyu nampak kembali membalikkan tubuh kekarnya. Menatap Jiyeon yang masih memandanginya dalam, yah Jiyeon berharap agar tuan menyebalkan nya itu akan tersentuh dengan wajah memelasnya.“Aku tahu! Aku tak akan tidur lagi jadi cepat keluar dan siapkan pakaian ku sekarang!!!” Gertak Pria itu seolah tahu apa arti tatapan Jiyeon padanya. Dia merasa kesal dengan tingkah Jiyeon yang masih tidak menyerah untuk membangunkan nya.
Mingyu menyibakkan selimutnya dan berjalan memasuki kamar mandi didalam kamarnya.Jiyeon berjalan menuju lemari besar disana. Tangannya dengan cekatan menyiapkan semua pakaian sekolah Tuan muda nya tersebut.
Gadis berambut pendek itu lagi-lagi hanya mampu menghela nafasnya begitu dalam.
Dia terdiam seraya membalikkan tubuh mungilnya tersebut.‘Seandainya saja kau bukan anak Tuan dan Nyonya besar, sudah habis kau di tanganku!!! Dasar manusia menyebalkan!!!’ Batin Jiyeon menatap pintu kamar mandi dengan kesal dia tahu siapa dia sebenarnya.
Dia juga sadar akan posisinya, dia tahu dengan jelas siapa dirinya dan status nya tapi sebagai seorang manusia dia juga ingin di perlakukan adil walaupun dia hanya anak seorang pembantu.
‘Tak bisakah kalian tak memperlakukanku sebagai budak, eoh?'
Kini tatap kebencian itu berubah sendu dan seakan tersirat sebuah luka disana.
***Sebuah mobil mewah terpakir dengan tenang di area parkir sebuah gedung sekolah mewah dan megah. Tampak terlihat seorang gadis berambut panjang sebahu membuka pintu mobil mewah itu dengan tenang seraya menyampirkan tas selempangnya.
“Hay budak jangan lupa selesaikan tugas biologiku sebelum jam istirahat pertama habis!”
Sebuah tangan entah sejak kapan sudah bertengger merangkul erat bahu mungil Jiyeon, tanpa melihat siapa pemilik lengan itupun Jiyeon sudah tahu siapa orang tidak sopan itu.
'Kim Myungsoo sialan.' Batin Jiyeon masih berusaha mengontrol emosinya.
“Iya tuan muda Myungsoo saya tidak akan lupa.” Ucap Jiyeon masih menundukkan kepalanya. Bukan dia tidak berani untuk menolak hanya dia tidak ingin berdebat dengan salah satu anak majikannya tersebut.
Park Jiyeon!!
Segerombolan siswa wanita meneriaki nama Jiyeon seraya melambaikan tangannya dan tersenyum padanya.
Jiyeon menatap semua teman-temannya itu, melukiskan sebuah senyuman yang entah apa itu artinya pada mereka semua.
“Sudahlah Myungsoo ini saatnya si aktris memerankan perannya menjadi anak orang kaya bukannya seorang anak pembantu.”
Ketus seorang pria yang merupakan kakak kembar dari pria yang masih merangkul Jiyeon.
Kim Mingyu dan Kim Myungsoo adalah saudara kembar tidak identik. Kedua nya memiliki sikap yang jauh berbeda dan saling bertolak belakang.
Kim Mingyu yang lebih dulu lahir dari Myungsoo adalah seorang namja yang jutek dan begitu acuh dengan keadaan. Bahkan pada Myungsoo yang merupakan adik kembar nya saja dia tidak pernah bersikap baik ataupun menganggap Myungsoo ada.“Ah iya! Beraktinglah dengan baik budak ku!!!”
Myungsoo melepaskan rangkulannya pada Jiyeon, dia mengacak-acak poni tebal gadis cantik itu dengan lembut.
Mingyu masih berdiri dan menatap Jiyeon tajam. Entah apa yang membuatnya seperti itu, dia selalu saja terlihat begitu membenci Jiyeon.
“Hyung cepatlah!!” Seru Myungsoo saat mengetahui kakak kembarnya itu hanya berdiri diam seraya menatap Jiyeon tajam.
“Iya aku tahu!!” Seru Mingyu dengan nada tidak suka membalas seruan adik kembarnya.
“Dasar Artis!!” Cibir Mingyu saat dia melewati Jiyeon yang masih tertunduk menyembunyikan ekspresi wajahnya saat ini.
‘Kyaaaaaaaaa!!!!! Dasar setan kembar, lihat saja nanti akan ku bunuh kalian!!!!!!'
Jiyeon menjerit dengan kencang dalam batinnya, tangannya terangkat untuk mengacak-acak rambut sebahu nya. Kesal! Jiyeon benar-benar merasa sangat kesal dengan dua anak kembar itu.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED
FanfictionTerkadang kita selalu merasa takdir tak berpihak kepada kita,merasa tidak adil dengan jalan yang Tuhan berikan, tapi di balik semua luka yang mewarnai detik langkah kehidupan. Pasti disana terdapat secercah kebahagiaan walaupun itu dalam balutan pe...