"Terimakasih tuan." Jiyeon menegakkan tubuhnya. Dia menatap wajah pria tua itu perlahan.
Deg!
"T-tae Hee?"
Pria itu membulatkan matanya. Dia menatap tidak percaya pada sosok gadis kini berhadapan dengannya. Wajah itu?
Astaga dia mirip sekali dengan wanita yang sangat dicintainya.
"Jiyeon!"
Chanyeol meraih tangan Jiyeon yang tadi sempat menatap heran pada pria tua didepannya yang memanggil dia Tae Hee? Kenapa namanya seperti nama ibunya.
"Wae?"
"Aku punya alasan kenapa tidak datang saat itu," ucap Chanyeol berusaha menjelaskan pada Jiyeon mengenai kejadian semalam. Dia yang berjanji namun dia sendiri yang tidak datang.
"Tidak perlu! Alasannya sudah pasti Kim Jiwon," ketus Jiyeon dia menepis tangan besar itu darinya. Jiyeon menatap pada orang yang tadi memanggilnya Taehee. Jiyeon sedikit membungkuk lalu berlari sebelum Chanyeol kembali menahannya.
"Ji-"
"Chan tunggu!"
Pria tua yang di ketahui bernama Park Haejin itu menghentikan langkah kaki Chanyeol yang akan mengejar Jiyeon.
"Ne aboeji?"
"Kau Kenapa? Memangnya dia siapa?" tanya tuan Park menatap bingung pada tingkah aneh putra sulungnya. Dia merasa sangat heran karena tidak biasanya Chanyeol bersikap seaneh ini, Chanyeol bukan orang yang berusaha menjelaskan sesuatu pada orang lain walaupun dia tahu jika dia benar.
"Tidak apa-apa. Dia Park Jiyeon kekasihku," ucap Chanyeol membuat tuan Park terdiam untuk beberapa saat
Kekasih? Chanyeol dan gadis itu saling mencintai?
'Tuhan kenapa takdir bisa serumit ini?'
***
Soojung dan Naeun tersenyum mengejek pada Jiyeon yang kini sedang menggandeng seorang pria aneh yang sudah mereka ketahui sebagai ayah kandungnya. Langkah mereka berjalan menghampiri Jiyeon.
"Appa sebaiknya appa menunggu di dalam. Teman-teman ku ingin bertanya beberapa hal," ucap Jiyeon melepaskan tangan Yoochun yang sejak tadi menggandengnya. Dia melirik pada dua yeoja jahat yang seperti sudah bersiap untuk menghinanya. Jiyeon sudah terbiasa dengan hal itu, tapi ayahnya mereka tidak boleh merendahkan Yoochun sedikitpun.
"A-arasho." Yoochun mengangguk cepat, dia berlari menuju tempat dimana nenek wang dan keluarga Kim menunggu.
"Wae? Kau takut kami menghina ayahmu yang memalukan itu?" tanya Soojung tersenyum remeh pada Jiyeon yang masih berdiri dengan wajah dingin miliknya.
"Sekarang kau mengakui jika kau anak pembantu dan ayahmu idiot," tambah Naeun membuat diam-diam Jiyeon mengepalkan tangannya.
"Soojung kita lihat sampai berapa lama kesombonganmu itu akan bertahan. Lihat saja nanti ayahku atau ayahmu yang lebih memalukan," ketus Jiyeon seraya menunjuk dirinya lalu menunjuk Soojung yang mendecih kesal.
Ayahnya tidak pernah memalukan. Dia pria terhormat yang sudah jelas ayahnya adalah ayah yang normal. Dia ayah yang sempurna yang Soojung memiliki.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED
FanfictionTerkadang kita selalu merasa takdir tak berpihak kepada kita,merasa tidak adil dengan jalan yang Tuhan berikan, tapi di balik semua luka yang mewarnai detik langkah kehidupan. Pasti disana terdapat secercah kebahagiaan walaupun itu dalam balutan pe...