"Lihat data yang ini chagiya.."
Jiyeon melirik Myungsoo yang memanggilnya, dia menatap tidak mengerti pada data-data yang tertuang dilayar laptop Myungsoo.
"Aneh. Sekilas terlihat wajar, namun sepertinya mencurigakan."
"Matta! Ini adalah salah satu bukti mengenai penggelapan dana yang dilakukan oleh ayahnya Soojung."
Jiyeon tersenyum simpul saat mendengar perkataan Myungsoo, gadis itu seperti mulai menyusun rencana jahat bagaimana cara membuat Soojung semakin terpuruk nantinya."Tidak! Kalian tidak boleh membongkar itu, ayah Soojung tidak ada hubungannya dengan masalah ini."
Brak!
Jieun menutup laptop Myungsoo dengan kasar. Dia menatap tajam pada dua orang yang malah memandangi malas.
"Myungsoo bisakah aku berbicara berdua dengan Jieun?"
Myungsoo mengangguk mengerti lalu membawa laptopnya keluar dari ruang kelas kosong yang mereka tempati.
"Jebal hentikan! ini terlalu berbahaya Jiyeon aku mohon kau bisa mendapatkan masalah." Jieun memegang kedua tangan Jiyeon yang terdiam, dia tidak mengerti kenapa sahabat terbaiknya itu menjadi begitu jahat. Ada apa dengannya? Apa dendam begitu menutupi hati dan nuraninya? Kenapa dia tega akan menghancurkan sebuah keluarga.
"Jangan menganggu jika tidak ingin terlibat, aku tidak pernah mengajakmu. Jangan menganggu ku," ketus Jiyeon membuat Jieun tertegun. Dia merasa sangat asing dengan Jiyeon, Jieun semakin tidak mengerti akan sikap sahabat terbaiknya itu.
"Bagaimana caraku untuk mengembalikanmu Jiyeon. Apa yang harus ku lakukan untuk menyadarkanmu?" bisik Jieun menatap punggung Jiyeon yang telah sepenuhnya menghilang dibalik pintu.
Jieun terdiam menatap jalanan didepannya, dia merasa sangat bimbang dengan apa yang harus dia lakukan pada Jiyeon. Sisi lain dirinya mengatakan hal yang dilakukan Jiyeon adalah sebuah kesalahan besar namun, dia tidak tahu bagaimana cara untuk menghentikan Jiyeon yang sudah terlanjur jauh.
"Mingyu? Kim Mingyu matta!" seru Jieun saat sosok pria tinggi berwajah tampan itu terlintas dipikirannya.
"Wae? Ada apa?"
Deg!
"Yak sialan! Kau mengejutkanku." Jieun terperajat saat mendengar suara dingin itu terdengar di belakang punggungnya, dia menatap kesal sosok Mingyu yang entah berasal darimana telah ada dibelakang.
"Wae? Kenapa kau meneriaki namaku?" tanya Mingyu mendudukan dirinya diayunan kosong disebelah Jieun.
"Ka-kau ini hantu?" tunjuk Jieun masih belum sepenuh lepas dari keterkejutannya, dia menghela napasnya menepuk pelan dada kirinya.
"Wae? Kenapa kau malah menawarkan diri untuk membantu balas dendam Jiyeon?" tanya Jieun menatap pria yang sejak tadi memandangi arah depan mereka.
"Karena lebih baik aku yang hancur daripada Myungsoo dan Jiyeon." Jieun tertegun mendengar perkataan Mingyu, gadis itu menatap kagum pada sosok pria tinggi disampingnya.
"Sebesar itukah cintamu pada Jiyeon." Mingyu memalingkan wajahnya yang bersemu, entah apa yang terjadi kenapa gadis bertubuh mungil itu bisa tahu mengenai perasaannya pada Jiyeon.
"Berhenti mengatakan omong kosong! Aku akan mencari jalan untuk menyadarkan Jiyeon." Mingyu beranjak dari duduknya dia melirik Jieun yang memandangi sinis, pria itu hanya mengerling tidak peduli dengan wajah tidak percaya Jieun.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED
أدب الهواةTerkadang kita selalu merasa takdir tak berpihak kepada kita,merasa tidak adil dengan jalan yang Tuhan berikan, tapi di balik semua luka yang mewarnai detik langkah kehidupan. Pasti disana terdapat secercah kebahagiaan walaupun itu dalam balutan pe...