Jiyeon masih tetap setia mengikuti kekasihnya. Gadis cantik itu merasa begitu senang karena dengan seperti ini, dia bisa tetap disamping pria yang sangat dicintainya.
Yah walaupun memang terasa pahit untuk dia rasa..
***
"Aku rasa sampai disini saja."
Chanyeol melepaskan genggaman tangannya dari Jiyeon.Seperti membuang permen karet.
Pria dingin itu pergi menjauh tanpa sedikitpun berbalik untuk melihat Jiyeon yang dia tinggalkan, tidak sedikitpun bahkan melirikpun tidak dilakukan oleh pria yang berjalan semakin menjauhi Jiyeon.
Gadis itu tertunduk dalam.
Layaknya seperti permen karet. Setelah tidak terasa manis dia akan dibuang begitu saja.
Sama seperti dirinya
Saat dia tidak dibutuhkan lagi, Park Chanyeol akan meninggalkannya begitu saja.
Seperti ini.
Sama seperti permen karet. Dibuang tanpa dilihat kembali.
TES!
Tetesan kristal bening itu kembali mengalir tanpa Jiyeon perintahkan, keluar dari ujung manik indahnya. Bergulir menuruni pipi merona nya dan jatuh perlahan setelah mengenang didagu gadis berwajah cantik itu.
Pelan.
Tapi sangat menyakitkan...
"Hah... Kau pasti bisa Jiyeon! jangan lemah! Jangan menyerah! Park Jiyeon kau harus kuat hiks! " Isak Jiyeon seraya memukuli dadanya yang terasa sesak.
Sakit sekali rasanya.
Dia terluka namun dia tidak bisa berhenti. Dia tersakiti namun langkahnya sudah terlanjur jauh, selalu memaksakan bibirnya untuk tersenyum.
Menyemangati dirinya agar selalu kuat, untuk terus bertahan dan tidak menyerah walaupun memang terasa sangat menyakitkan.Jiyeon masih tetap menundukan kepalanya, menyembunyikan linangan airmata yang membasahi pipinya.
"Dasar bodoh!! Apa kau masih akan bertahan dengan si muka dua itu hah?? Mau sampai kapan kau akan menderita seperti ini Park Jiyeon bodoh!!" Ucap seorang gadis menghampiri Jiyeon yang tengah terisak di koridor sekolah.
Dia yang sejak tadi berdiri melihat bagaimana kejamnya perlakuan Park Chanyeol pada Jiyeon hanya bisa terdiam seraya menggelengkan kepalanya pilu.
"Aku tidak akan menyerah Jieun! Chanyeol oppa hanya belum melihatnya saja!!"
Jiyeon mencoba untuk menghentikan tangisannya, menyakinkan dirinya bahwa suatu saat nanti. Jika dia terus bertahan dan bersabar. Takdir pastikan berbuah baik padanya.
"Dasar bodoh!" Cibir Jieun begitu menusuk.
Gadis berambut hitam panjang itu membawa Jiyeon dalam pelukannya. Mendekap tubuh ringkih itu kedalam hangatnya dekapannya.Dia marah.
Dia sangat marah terhadap pria yang dicintai sahabatnya itu. Dia terluka melihat untuk sekian kalinya dia selalu menemukan Jiyeon dalam keadaan seperti ini, menangis sendirian.
Terluka karena perlakuan kejam pria yang tidak pernah sekalipun melihatnya."Kenapa kau begitu bodoh Jiyeon?"
Jieun menyentuh helaian lembut rambut hitam Jiyeon mengelusnya dengan lembut, berusaha untuk menenangkan sahabatnya.
"Aku akan tetap disamping Chanyeol oppa sampai dia tak membutuhkan ku lagi hiks... Hiks..." Jiyeon terisak dalam pelukan Jieun.
"Sadarlah Park Jiyeon!! Muka dua itu hanya melihat Kim Jiwon saja! Dia hanya menjadikanmu pelampiasannya pada Kim Jiwon, dia tidak pernah ada untukmu Jiyeon. Chanyeol hanya memanfaatkan rasa cintamu untuk mendekati Kim Jiwon! Berhentilah Ji, aku mohon berhentilah Park Jiyeon!!" Ucap Jieun melepaskan pelukannya. Dia memegang kedua bahu Jiyeon dan menatapnya tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED
Fiksi PenggemarTerkadang kita selalu merasa takdir tak berpihak kepada kita,merasa tidak adil dengan jalan yang Tuhan berikan, tapi di balik semua luka yang mewarnai detik langkah kehidupan. Pasti disana terdapat secercah kebahagiaan walaupun itu dalam balutan pe...