Masih Sama

322 59 24
                                    

Jiyeon menatap sosok pria yang berada disampingnya. Dia memandangi wajah serius pria yang biasanya bersikap tidak normal. Ada satu tanya yang mengganggu Jiyeon saat ini. Sejak kapan Myungsoo menjadi sangat berbeda seperti ini?

Jiyeon membanding Myungsoo yang dulu dengan yang kini duduk seraya menatap layar laptop didepannya merasakan desiran aneh saat melihat dengan jelas betapa tampannya wajah pria itu.

“Wae chagi? Apa ada yang salah denganku?”

Tanpa mengalihkan perhatiannya namja tampan itu bertanya pada sosok yeoja cantik yang sejak tadi memperhatikannya.

“A-ani. Memangnya siapa yang memandangimu.”

Jiyeon mengalihkan pandangannya merasa sangat gugup karena pertanyaan Myungsoo.

“Kapan aku mengatakan itu? jadi sejak tadi kau memandangi ku.”

Myungsoo menghentikan kegiatannya. Dia tersenyum tipis saat mendengar perkataan Jiyeon, jadi sejak tadi gadis itu hanya memandanginya.

Jiyeon menundukkan kepalanya meruntuki kebodohannya yang secara tidak langsung memberitahu Myungsoo bahwa dia memandangi namja itu sejak tadi.

“A-ani. Siapa?” Sanggah Jiyeon yang makin terlihat gugup. Gadis itu membalikkan tubuhnya terburu-buru.

Tap!

Myungsoo menahan lengan gadis cantik itu, menarik tubuh Jiyeon hingga terjatuh menimpa tubuh kekarnya. Dia terdiam saat merasakan tubuh mungil itu begitu menempel padanya. Menelisik pada setiap inci wajah cantik Jiyeon menikmati debar jantungnya yang kian cepat.

‘W-wae?’

Jiyeon merasa gugup saat Myungsoo semakin mendekatkan wajahnya, gadis itu menegukkan ludahnya paksa.

Ada apa dengannya? Kenapa dia malah terdiam seperti ini? nafasnya tertahan saat merasakan hembusan nafas Myungsoo menerpa wajahnya.

Semakin dekat.

Lebih dekat.

Hingga kedua hidung itu saling bersentuhan, Myungsoo menatap Jiyeon yang kini mulai memejamkan matanya.

Jiyeon-a!

“Ah iya Nyonya!”

Jiyeon mendorong tubuh Myungsoo darinya dia menegakkan tubuhnya dengan segera saat mendengar suara Nyonya Han memanggilnya.

Myungsoo menghela nafas kasar, dia menatap pintu kamarnya yang tertutup. Pria itu kembali fokus pada layar laptopnya.
Sejenak dia merasa sebal karena ibunya malah memanggil Jiyeon disaat yang tidak tepat.

Sangat tidak tepat.

‘Padahal tinggal sedikit lagi.’











“Jieun semuanya sudah selesai?” Tanya Myungsoo melalui sambungan telepon. Gadis berambut hitam itu kembali menatap pada map cokelat ditangannya, dia merasa enggan untuk mengirimkan map yang mungkin akan menghancurkan kehidupan seseorang.

“Apakah harus melakukannya?”

“Jika kau tidak mampu biar aku saja.”

Jieun terdiam.

Kembali teringat akan perilaku dan sikap Soojung selama ini padanya dan Jiyeon.

“Ani, aku sudah melakukannya.” Tegas Jieun seraya memasukan map cokelat itu pada kotak surat. Dia mengirimkannya pada sebuah kantor berita terbesar di Negeri ini.

“Nice..”

Gadis itu mendongkakkan wajah cantiknya menatap langit senja hari ini, dia memejamkan matanya saat kembali perasaan bersalah itu menyusup relung hati gadis berambut hitam tersebut.

FATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang