Awal Sebuah Permainan

352 66 29
                                    


“Hmm, semoga aku tidak terlambat.” Jiwon berjalan di jalan setapak sore itu gadis yang kini memakai floral dress yang dilapisi cardigan itu sesekali merapihkan helaian rambutnya yang tergerai.

Bruk!

“Appo!”

Ringis keduanya saat tidak sengaja mereka saling bertabrakan.

“Maafkan aku, aku tidak sengaja.”
Jiwon membungkukan tubuh sesaat, dia meminta maaf pada seseorang yang menabrak itu.

“Jiyeon?”

Gadis itu membulatkan matanya tidak percaya merasa sangat heran kenapa bisa Jiyeon berada disini, apakah Jiyeon sengaja tadi?

“Oh Jiwonie tidak apa-apa?”

Jiyeon membulatkan matanya tidak percaya menanyakan keadaan Jiwon yang sudah ditabraknya.

Jiwon terdiam mengamati wajah yeoja cantik yang terlihat sangat khawatir dihadapannya ini. Dia menghela napas pelan.
Berusaha untuk mengambil sikap bagaimana menghadapi Jiyeon kini, jujur masih ada rasa kecewa dihatinya pada Jiyeon karena masalah kebohongan itu. Tapi melihat bagaimana Jieun dan Eunji yang sudah memaafkan dan mau menerimanya kembali jadi akan sangat jahat jika dia bersikap begitu egois dengan tetap tidak mau memaafkan Jiyeon.

“Ne aku tidak apa-apa.” Jiwon mengangguk pelan, dia tersenyum tipis pada Jiyeon yang menghela nafasnya lega.

“Oh syukurlah..”

  “Apa yang sedang kau lakukan disini?”

“Hem, yah biasa nyonya menyuruhku untuk membeli kebutuhan di swalayan.”

Jiwon nampak terdiam sejenak mendengar jawaban yang Jiyeon lontarkan, dia merasa senang karena sahabatnya itu kini tidak lagi berbohong.

“Apa kau akan pergi bersama Sehun?”

“N-ne ah ani.”

Jiwon mengelak malu karena ucapan Jiyeon, gadis itu merasa bingung bagaimana harus menjelaskan semuanya.

“Aish tidak usah malu seperti itu. Kau ini seperti pada siapa saja.” Jiyeon tertawa renyah memukul pelan bahu mungil Jiwon yang menundukkan kepalanya.
Ekor matanya nampak bergerak menatap suatu sudut tanpa Jiwon ketahui.

“Ah yasudah aku duluan yah Jiyeon-a.”

“Ne Semangat!”

Jiwon hanya tertawa ringan melihat tingkah Jiyeon yang menyemangatinya.
Jieun benar apa salahnya untuk menerima kembali Jiyeon walau sejujurnya dia masih merasa kecewa atas kebohongan itu.



“Belum saat nya kau merasakan hukumanmu Kim Jiwon.”

Jiyeon membalikkan tubuhnya menatap punggung Jiwon yang sudah berjalan jauh didepannya, dia membalikkan tubuhnya lalu menyeringai sesaat.

“Lihat saja. Tinggal menunggu waktu hingga kalian akan mendapatkan sebuah pengadilan.”

Flashback On.

Jiyeon berjalan menelusuri jalanan di taman sudut bibirnya terangkat senang saat mata indahnya menangkap suatu hal yang benar-benar sangat menarik baginya.

Dia menghentikan langkah kakinya lalu berdiri dibalik pohon yang tidak jauh dari dua orang manusia yang terlihat tengah saling berpelukan. Mengeluarkan ponsel dalam sakunya lalu mengambil gambar keduanya secara diam-diam.

“Tunggu saja tinggal menghitung waktu hingga bom waktu yang kalian buat akan menghancurkan kalian sendiri.” Desis Jiyeon menatap tajam pada Sehun dan Eunji yang masih berpelukan.
Flashback Off.
***



















FATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang