Suasana hening nampak terlihat dari sebuah kelas.
Terlihat disudut ruangan Seorang gadis berambut hitam berjalan mondar-mandir di hadapan temannya yang tengah berkutak dengan buku tugas yang berada diatas meja nya.“Yak Lee Jieun!! Berhentilah mondar-mandir di hadapanku!!!”
Merasa terganggu dengan tingkah gadis itu. Gadis yang tengah sibuk dengan buku tugas itu berseru kesal pada Lee Jieun gadis yang sejak tadi terlihat begitu bingung itu.
“Jiyeon-a, aku harus bagaimana?” Tanya Jieun dengan raut wajah bingung dan begitu kalut, kini dia sudah terduduk diam di hadapann Jiyeon yang kembali berkutat dengan buku tugas tersebut.
“Itu salah mu sendiri Lee Jieun kenapa 2 soal terakhir itu tidak kau isi?” Cetus Jiyeon seperti tanpa beban mengatakan itu, dia menutup buku tugas milik salah satu anak majikannya itu.
PLAK!!
“Awww..... Sakit!!! Jieun ini sakit tahu!!!”
Jiyeon meringis memegangi jidatnya, menatap sebal pada sosok Jieun yang tiba-tiba saja memukul jidatnya sangat keras.
“Rasakan itu!! Sahabatmu ini tengah dalam masalah dan kau malah memperkeruh masalah itu. Cih! Sahabat macam apa?” Gerutu Jieun dengan kesal, gadis bertubuh mungil itu sama sekali tidak merasa bersalah karena telah membuat jidat sahabatnya memerah.
Kejam memang tapi cukup setimpal...
“Yah, sudah mulai malam ini sampai ayah mu pergi ke Thailand kau tidurlah di tempatku, bagaimana?”
Jieun menatap Jiyeon dengan wajah berbinar, dia merasa seperti mendapat angin surga saat Jiyeon menawarkan rumahnya untuk dia tidur malam ini dan besok.
“Tapi apa boleh?”
Sejenak dia terpikir akan satu hal dan itu membuatnya ragu untuk mengambil keputusan itu.
“Iya, kau kan tidur di rumahku bukan di rumah Tuan besar.”
Seakan tahu apa yang ada di pikiran sahabatnya, Jiyeon segera menjawab keraguan itu dengan pasti.
“Gomawo Jiyeon-a, kau sangat baik. Aku sayang padamu..."
Wajah Jieun berbinar kembali, dia memeluk Jiyeon dengan sangat erat. Bahkan begitu eratnya pelukan Jieun hingga membuat Jiyeon merasa kesulitan untuk bernapas karenanya.
“Uhuk!! Ne Park Jiyeon memang sangat baik...” Ujar Jiyeon dengan penuh percaya dirinya, namun disisi lain. Gadis cantik berambut sebahu itu berusaha melepaskan pelukan Lee Jieun yang semakin lama semakin mencekiknya saja.
“Sahabatku ini memang sangat baik..” Jieun tahu bahwa Jiyeon tengah berusaha melepaskan pelukan mautnya, gadis itu tersenyum senang lalu semakin mempererat pelukannya dengan sengaja.
“Yak! Lee Jieun!! Lepaskan apa kau mau membunuhku huh?” Jiyeon berseru kesal karena tindakan Jieun yang semakin disengaja.
“Uhuk! Uhuk! Yak Lee Jieun apa kau benar-benar ingin membunuhku?" Kembali gadis berambut sebahu itu terbatuk karena kesulitan bernafas, dia mendorong cukup keras tubuh Lee Jieun yang tadi memeluknya sangat erat. Menatap kesal karena tindakan berbahaya sahabatnya itu.
“Kekeke.... Bagaimana kau bisa tahu Park Jiyeon?” Jieun tertawa sekilas lalu melukiskan sebuah seringai dibibir tipisnya.
Jiyeon bergidik ngeri saat melihat seringai Jieun yang terlihat sama persis seperti para psikopat yang sering dia tonton, gadis cantik itu berjalan mundur perlahan. Meneguk ludahnya paksa saat merasakan aura kelam yang begitu menusuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED
FanfictionTerkadang kita selalu merasa takdir tak berpihak kepada kita,merasa tidak adil dengan jalan yang Tuhan berikan, tapi di balik semua luka yang mewarnai detik langkah kehidupan. Pasti disana terdapat secercah kebahagiaan walaupun itu dalam balutan pe...