Irene berjalan memasuki ruangan kelas seperti biasa namun baru beberapa langkah saja dia memasuki ruangan itu, langkah kakinya tiba-tiba terhenti saat melihat sebuah tulisan besar yang terpampang dipapan tulis didepannya.
"BUKANKAH HARUSNYA KAU KELUAR DARI SINI ANAK PEDUSTA!"
Tangannya terkepal kuat saat semua teman sekelasnya mulai berjalan menghampirinya dengan tatapan sinis.
"Irene kau tidak punya malu yah?" ucap seorang siswi berambut pendek seraya mendorong dengan kasar bahu Irene yang terdiam dengan wajah memerah.
"Hay Irene kau tahu pecundang saja jauh lebih baik darimu!"
"Iya benar harusnya kau punya malu Irene!"
Lagi dan sekarang semakin banyak saja anak yang mulai mencibirnya secara terang-terangan, pelupuk matanya berkaca-kaca menahan tangis.
"Kenapa anak-anak kelas ini kejam sekali?" timpal Daniel yang menatap kasihan Irene yang menjadi bulan-bulanan anak kelas 3-1.
"Yak! Hentikan!!!!!"
Hening!
Semua orang terdiam saat sebuah teriakan seorang gadis terdengar memecah kegaduhan. Semua anak disana hanya berbisik-bisik mengenai dua orang siswa yang kini tengah berjalan menghampiri Irene yang menunduk diam.
"Bae Irene jika aku jadi dirimu aku akan diam-diam mengundurkan diri dari tempat yang teramat tidak pantas untukku ini!"
Deg!
Irene terdiam menatap tidak percaya pada dua orang yang tengah memandangi dengan sinis. Airmata mengalir tanpa dia perintah, merasakan rasa nyeri yang begitu menyesakkan.
Irene pikir bagaimana bisa dua orang yang begitu dia percayai dan dianggap sebagai sahabatnya begitu kejam mengatakan hal yang sangat menyakitkan seperti itu.
Apa mereka benar-benar seorang manusia?
"Hah!" Dia memalingkan wajahnya menghapus jejak airmata yang membasahi wajah cantiknya.
"Aku mengerti bagaimana perasaan si anak pembantu itu kini."
"Baguslah jika kau mengerti," sinis Naeun yang kini mulai mengeluarkan suaranya.
"Dasar kalian sampah!!"
Plak!
Irene tersungkur karena tamparan keras Soojung yang tiba-tiba.
Perih!
Perih sekali rasanya, dia memegang pipi kirinya yang masih terasa memanas.
Kembali menjatuhkan tetes airmata merasa sangat terluka dengan perlakuan Soojung dan Naeun, gadis itu melirik sekitarnya dengan pandangan yang sering dia lemparkan pada Jiyeon.
Jijik!
"Haha kalian semakin seperti sampah!"
Entahlah apa yang ada dipikirannya sekarang dia pun tidak mengerti kenapa dia malah menertawakan Soojung dan Naeun.
"Kau cari mati!"
Naeun dan Soojung berlari menyerang Irene didepannya, keduanya menarik rambut panjang gadis berwajah cantik itu bersamaan.
"Ku pikir kalian adalah temanku, tapi kalian memang sampah dasar sialan! Argh!!"
"Kau yang sialan cepat lepaskan tanganmu sialan!!!" teriak Soojung, dia dan Naeun berusaha melepaskan tangan Irene dari rambut mereka.
"Wah daebak! Benar-benar seperti drama remaja!" seru Daniel yang malah asyik menyaksikan perkelahian didepannya.
"Yak kau harusnya memisahkan mereka!" seru Jieun seraya memukul bahu lebar Daniel yang berada disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED
FanfictionTerkadang kita selalu merasa takdir tak berpihak kepada kita,merasa tidak adil dengan jalan yang Tuhan berikan, tapi di balik semua luka yang mewarnai detik langkah kehidupan. Pasti disana terdapat secercah kebahagiaan walaupun itu dalam balutan pe...