PROLOG

17.6K 1K 54
                                    

Gadis itu berlari dengan cepat dengan sebuah gaun pengantin yang kini sudah berada dalam pelukannya. Beruntung ia pagi itu memakai sepatu flat berwarna peach, memudahkannya untuk berlari setelah dirinya telah keluar taksi yang ia tumpangi.

Ia terus berlari, menaiki beberapa anak tangga sebelum dirinya sampai di sebuah gedung hotel dan masuk ke dalam sana.

"Chaeyoung!!"

Gadis itu mencari seseorang yang memanggil namanya, bergerak cepat mendekat ke arah seseorang yang memanggilnya.

"Kenapa lama sekali?"

"Maafkan aku, Jennie eonni. Jalanan benar-benar sangat macet tadi."

"Ck, sudahlah. Cepatlah, Jisoo eonni sudah seperti orang gila sekarang karena gaunnya belum datang juga."

Jennie menarik Chaeyoung bersamanya dan kini keduanya sudah sampai di sebuah ruangan dimana sang pengantin wanita disana masih duduk dengan gelisah.

"Eonni.."

Jisoo beranjak dari duduknya dan berniat akan mengeluarkan amarahnya pada Chaeyoung.

"Simpan amarahmu nanti saja. Sekarang kita tidak punya banyak waktu lagi."

Jennie memotong ucapan Jisoo, membuat Jisoo hanya bisa mendengus menatap Chaeyoung dengan kesal sementara gadis itu hanya bisa menyengir menatap Jisoo.

.

.

Tepukan riuh para tamu undangan itu mengakhiri prosesi pemberkatan itu setelah melihat kedua pengantin yang telah resmi tersebut berciuman di depan para tamu yang ada disana.

Tak terkecuali Jennie dan Chaeyoung yang melihat Jisoo di altar sana dengan senyumannya.

Acara itu berlanjut menjadi resepsi pernikahan. Jennie dan Chaeyoung pun beranjak mendekat ke arah Jisoo tentunya.

"Eonni.."

Panggilan dari keduanya, membuat ratu dari pesta tersebut tersenyum dan mengisyaratkan agar keduanya untuk mendekat.

"Selamat atas pernikahanmu. Kuharap kalian akan bahagia setelah kalian melewati 7 tahun berkencan."

"Terima kasih, Jennie."

Jisoo mengalihkan pandangannya pada Chaeyoung dan sedikit menekan kening gadis itu dengan telunjuknya.

"Kau, bisakah hilangkan penyakit lupamu itu? Bagaimana nanti jika pernikahanku batal hanya karena gaunku tidak ada?"

Chaeyoung hanya menyengir, membuat wanita yang lebih tua 2 tahun darinya tersebut mencubit kedua pipi chubby gadis itu dan membuat sang empu meringis karenanya.

"Ck, eonni, lepaskan. Kenapa kau selalu mencubit pipiku?"

"Kapan lagi aku bisa mencubit pipimu setelah menikah, hmm?"

Jisoo melepaskan cubitannya, membuat Chaeyoung dengan cepat mengelus kedua pipinya tersebut.

"Kalian menikmati pestanya?"

Sebuah suara mengintrupsi ketiganya. Ia datang dan langsung merangkul pinggang Jisoo, membuat wanita itu tersenyum pada pria yang baru saja resmi menjadi suaminya tersebut.

"Seokjin Oppa, selamat untukmu."

"Terima kasih, Jennie."

Seokjin mengalihkan pandangannya pada Chaeyoung yang mengalihkan pandangannya.

"Ya, kau tidak mau mengucapkan selamat untukku?"

"Huh?" Chaeyoung terkesiap, berusaha menetralkan dirinya dan tersenyum tipis setelahnya.

unexpected ❌ taeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang