24

4.2K 459 21
                                    

"Apalagi? Tentu saja aku harus meninggalkannya."

Amarah tampak jelas di wajah Jungkook saat ini dan dengan cepat pula ia mencengkram kerah kaos yang dikenakan Taehyung, membuat pria itu kini bisa menatap dengan jelas wajah penuh amarah Jungkook.

"Kau pikir kau bisa pergi begitu saja? Kau tidak memikirkan bagaimana Chaeyoung nanti jika dia tak melihatmu di sampingnya?"

"Bukankah lebih baik aku pergi? Jadi dia tidak akan lagi menangis terus-menerus."

"Kau ingin pergi? Setelah membuatnya menjadi orang paling egois di dunia karena dia memilihmu dan kau membalas apa yang sudah ia lakukan dengan pergi meninggalkannya?"

Taehyung terdiam, tak bisa menjawab.

"Apa kata-kata menghadapi semuanya bersama tidak berarti apa-apa untukmu?"

Taehyung masih diam.

"Dia sudah kehilangan kemampuannya untuk berjalan. Dan sekarang kaulah yang ia punya satu-satunya, malah pergi meninggalkannya. Kau pikir ia akan bahagia ketika kau pergi?"

"Tapi jika dia bersamaku--"

"Bukan itu sekarang masalahnya. Tapi ini tentang kau yang mau atau tidak menghadapi dunia bersama Chaeyoung."

Taehyung semakin terdiam ketika Jungkook kini sudah meninggikan suaranya padanya.

"Jika kau kembali berniat ingin meninggalkan Chaeyoung, aku akan mencarimu ke seluruh dunia ini. Menyeretmu dan menyuruhmu untuk berlutut di hadapan Chaeyoung dan meminta maaf padanya."

Jungkook melepaskan dengan cepat cengkramannya pada Taehyung, berlalu begitu saja meninggalkan Taehyung yang masih sibuk dengan pikirannya.

.

.

Taehyung membuka dengan perlahan pintu kamar rawat Chaeyoung. Ya, kemarin Chaeyoung telah dipindahkan ke ruang perawatan. Tentunya Taehyung tak bisa begitu saja menemui Chaeyoung ketika Jisoo masih menghalanginya walaupun yang lainnya sudah menghentikan wanita itu.

Taehyung sampai di sisi ranjang Chaeyoung, menatap wajah gadis itu yang masih dengan kedua matanya yang tertutup. Hati pria itu tentu saja sakit melihat sang kekasih terlihat tak berdaya. Tapi ia tak boleh berlama-lama atau Jisoo akan kemari dan kembali mengamuk padanya.

Taehyung mendekatkan dirinya dengan telinga Chaeyoung, membisikkan sesuatu yang ia tahu memang tidak ada gunanya mengingat Chaeyoung tak akan bisa mendengarnya.

"Chaeng, ini aku. Maaf selama tiga hari ini aku tak bisa menemuimu. Tapi kupikir, pergi darimu lebih baik. Aku tidak akan lagi bisa melihat wajah menangismu, mendengar suara tangismu dan juga kata-katamu bahwa kau baik-baik saja padahal tidak. Jadi jangan mencariku. Hiduplah dengan baik. Aku mencintaimu. Aku berharap kau akan mendapatkan yang lebih baik dariku nantinya."

Taehyung mendaratkan sebuah kecupan di keningnya dan tersenyum setelahnya.

Taehyung dengan cepat beranjak dari sana. Tak tahu jika kata-katanya mendapatkan respon dari gadis itu dimana sebulir airmata jatuh begitu saja dari pelupuk matanya.

.

.

"Kau mau?"

Jennie melirik pada gelas kopi dihadapannya, mendongak untuk melihat siapa yang memberikannya.

"Anggap saja sebagai ucapan terima kasihku saat itu karena kau telah menolongku."

Jennie kembali melirik pada gelas kopi itu. Lalu pada seseorang yang masih setia menyodorkannya.

unexpected ❌ taeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang