3 = Balas dendam?

320 16 0
                                    

"Hai, Dav!" sapa Tasya dengan gaya centil khas-nya. David yang tak mengenal Tasya hanya mengerutkan keningnya. "Gue gak kenal sama lo." ucap David dengan nada yang ketus.

"Kenalin. Nama gue Tasya Irvina Christine. Lo bisa panggil gue Tasya." ucap Tasya sembari menyodorkan tangannya ke arah David.

1 detik.

2 detik.

3 detik.

"Oh."

"Oh?" Tasya mengerutkan keningnya. Cuek banget, sih! Untung cakep. Kalo enggak, udah gue ceburin ke kolam ikan yang ada di depan sekolah! batin Tasya dalam hati.

"Duh, Sya. Sabar aja, ya. David emang gitu. Cuek cuek tapi sebenarnya perhatian," timpal Farel. David melotot. "Gaje lu, nyet!"

David memukul tengkuk kepala Farel hingga Farel meringis. "Sakit goblok!"

"Bodo!"

Tasya berdeham. "Ehem. David, gue boleh foto bareng lo gak?"

David kembali mengerutkan keningnya. Begitu pun dengan Farel. "Buat apa?" tanya David tanpa menoleh ke arah Tasya yang berdiri di sampingnya sambil menggenggam handphone dengan logo apel yang telah digigit.

"Mending foto sama gue aja, Sya. Gue gak kalah cakep kok, dari David. Malah lebih cakep gue dibanding dia." ujar Farel seraya menaik-turunkan alisnya. Tasya bergidik. "Ogah! Gue maunya sama David bukan sama lo yang mukanya sebelas dua belas sama alas sepatu!"

"Tai." Farel mengerucutkan bibirnya.

"Ngapain lo minta foto bareng gue?" tanya David. "Gue suka sama lo." ucap Tasya terang-terangan.

Karena suaranya yang cukup keras, anak-anak lain pun menoleh ke arahnya dan segera meneriakinya. "HUUUUU! DASAR CENTIL!"

"Murahan!"

"Sok cantik, ih!"

"Sok cakep lo!"

"Gausah ganjen!"

Tasya tak mempedulikan ocehan teman-teman yang menjelekkan dirinya.

"Gak ada hubungannya." ucap David. Tasya menghela napas dengan kasar. "Yaudah. Sekarang intinya, lo mau kan, foto bareng gue?"

"Gak."

"Kenapa?"

David terdiam. Ia pun bangkit dari duduknya dan segera menghampiri Vanessa yang sedang ngobrol-ngobrol dengan teman-teman perempuan yang lain.

"Loh, Dav? Mau ke mana?!" ucap Tasya dengan sedikit berteriak ketika mengetahui David malah berjalan ke arah Vanessa.

David menghampiri Vanessa yang sedang asyik mengobrol. Segera ia meraih tangan gadis tersebut dan menggenggamnya. Tentu saja Vanessa terkejut dengan perlakuan David itu. Teman-temannya yang lain hanya menatapnya dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Ekhem."

"Duh aduh, Vanessa."

"Baru juga kenal udah maen pegang-pegangan aja."

"Cie cie, Vanessa."

"Kok gue iri, ya?"

"Loh, Vanessa sama David pacaran?"

David tak peduli dengan komentar-komentar teman Vanessa yang ia anggap berlebihan. Vanessa sendiri juga tak mengerti kenapa David tiba-tiba menggenggam tangannya. "Ikut gue." ujar David dengan dingin.

For You [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang