Happy reading!
******
Kata-kata David masih terngiang dengan jelas di indera pendengaran Vanessa. Vanessa berusaha untuk tidak terlalu memikirkannya, namun ia tidak bisa. Kata-kata itu terus terdengar di telinganya. Padahal Vanessa sudah mendengarkan lagu dengan menggunakan headphone, namun apa yang dikatakan David masih saja terdengar dan terputar di otaknya.
"Pake cinta." ucap David dengan santainya. Vanessa melongo. "Pake cinta gimana? Jangan aneh-aneh lo, ah,"
"Aneh apaan? Gue b aja. Masih normal. Buktinya gue punya perasaan lebih ke cewek yang sekarang ada di deket gue,"
Vanessa memutar bola matamya dengan malas. Sebenarnya, ia cukup peka dengan apa yang dikatakan oleh David. Namun, ia tidak bisa langsung percaya pada ucapan laki-laki yang ada di dekatnya sekarang ini.
"Ngaco lo, ah! Udah, gausah bayar, digratisin aja. Pelit amat si, berbagi ilmu,"
"Yeuuu, yaudah deh. Gue gratisin. Tapi pake satu syarat," ucap David dengan mengacungkan jari telunjuknya.
Vanessa mengangkat sebelah alisnya, "Apa?"
"Lo harus jadi pacar gue."
Vanessa menggelengkan kepalanya mengingat percakapan singkat itu.
"Kayanya si Bunglon itu udah gila, ya?! Masa gue harus jadi pacar dia demi belajar gratis?!" cerocos gadis tersebut.
"Gue gak mau, ih!"
Vanessa menepuk-nepuk kasurnya dengan kedua tangan. Headphone yang ia kenakan, dilepas olehnya. Lalu, Vanessa mengambil hp-nya yang tergeletak di atas nakas.
Ia membuka obrolan chat-nya dengan seseorang. Ia men-scroll pesan-pesan dengan seseorang itu hingga sampailah pada topik yang sedang ia cari.
David itu, gak pernah pacaran sama sekali. Memang banyak yang suka sama dia, banyak yang deketin dia, cantik-cantik, seksi, model, dancer, singer, tapi gak ada satupun yang bisa narik perhatian David.
David juga gak pernah seperti ini sebelumnya. Senyum-senyum sendiri ngeliat foto cewek. Tidur larut malam karena mandangin foto cewek itu terus. Ngajakin pulang bareng. David gak pernah seperti ini sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You [COMPLETE]
Fiksi Remaja****** Rasa benci yang berlebihan, bisa saja berubah menjadi cinta. Itulah yang dirasakan oleh David dan Vanessa. Awalnya, mereka saling membenci satu sama lain. Tiap hari selalu berkelahi dengan masalah yang sepele. Namun, sejak kejadian 'itu'...