Happy reading!
******
"HAH?! SERIUS LO?!"
Vanessa, Dania, Ardy, Farel, dan David menutup telinga mereka ketika mendengar suara Felly yang begitu menggelegar membahana badai halilintar ulala itu.
"Bisa pake gak usah teriak-teriak segala gak, Fel? Telinga gue sakit denger suara lo yang ngalahin suara bedug di masjid deket rumah gue!" omel Dania. Yang lainnya mengangguk setuju.
Felly terlihat tak peduli dengan omelan Dania dan malah fokus menatap Vanessa dengan tatapan ingin menginterogasi. "Lo bener gak pacaran sama Kak Karrel?"
Ya Tuhan! Harus berapa kali Vanessa menjawab pertanyaan yang jawabannya sama terus! Tabahkan hati Vanessa, Ya Tuhan! Vanessa mengelus dadanya. Sabar ya,Van.
"Enggak, Felly. Gue sama Kak Karrel gak pacaran. Lagian cuma berangkat bareng doang. Terus tadi kebetulan Kak Karrel nganterin gue ke kelas duluan. Kenapa pada heboh banget,dah. Heran gue," ucap Vanessa cuek dan memainkan kuku-kuku jari tangannya.
"Ya gimana gak heboh sih, Van. Kak Karrel yang notabene-nya Ketos dan dikabarkan jarang banget jalan sama cewek, tiba-tiba aja berangkat sekolah bareng lo! Siapa yang gak kaget coba," Dania ikut berkomentar.
"He'eh. Lo pake pelet apaan, Van?" pertanyaan kurang ajar dari Farel membuat Vanessa melotot. Enak saja mengatai Vanessa memakai pelet. Vanessa tak serendah itu yang mengandalkan pelet demi mendapatkan perhatian seseorang. Segera saja ia menggeplak kepala cowok bergigi kelinci itu. "Enak aja ngatain gue pake pelet!"
Farel meringis. Ia tak tahu kalau pertanyaannya mengundang Vanessa untuk menggeplak kepalanya. "Sakit, ih. Lagian kan gue cuma nanya! Kasar banget,sih!"
Vanessa tak peduli dan malah menjulurkan lidahnya ke arah Farel. "Biarin!"
"Alah,palingan dia modus doang!" David angkat bicara. Semuanya kompak menoleh ke arah David yang duduk di kursinya dengan tangan yang bersedekap.
"Maksud lo?" tanya Ardy tak paham.
"Palingan juga si cewek ini yang keganjenan sama si Ketos itu. Gak mungkin banget kan,Ketos yang kalian bilang gak pernah jalan sama cewek, terus hari ini datang ke sekolah sama si cewek ini. Pasti dia keganjenan makanya si Ketos mau berangkat bareng dia dan dianterin sampe depan kelas," ucap David dengan menunjuk ke arah Vanessa menggunakan dagunya ketika menyebut kata 'si cewek ini' dan 'dia'.
Vanessa tentu saja tak terima dikatai seperti itu. Ia masih waras dan ia sama sekali tak serendah yang David katakan. David mengatakannya apa barusan? Ganjen? Hello!! Vanessa masih punya harga diri. Ia tak akan pernah bersikap ganjen kepada cowok mana pun. Walaupun ke cowok yang ia suka,Vanessa tak pernah ganjen.
"Lo ngerendahin gue?! Lo nuduh gue?! Mau lo apa,hah?!" Vanessa bangkit dari duduknya dan menghampiri David yang kini sedang tersenyum miring. Membuat gadis itu marah sekarang sudah menjadi hobi barunya. Entah kenapa, David suka saja ketika melihat bagaimana gadis itu tersinggung dengan ucapannya dan sekarang marah-marah padanya.
"Mau gue? Gue mau lo berhenti deket-deket sama si Ketos itu!" sahut David dengan lantang.
Semuanya terdiam. David yang melihat semuanya terdiam, menaikkan sebelah alisnya.
"Lo suka sama Vanessa?"
Pertanyaan itu meluncur dari mulut Dania, Felly, Ardy ,dan Farel secara bersamaan. Vanessa menutup mulutnya dengan sebelah tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You [COMPLETE]
Novela Juvenil****** Rasa benci yang berlebihan, bisa saja berubah menjadi cinta. Itulah yang dirasakan oleh David dan Vanessa. Awalnya, mereka saling membenci satu sama lain. Tiap hari selalu berkelahi dengan masalah yang sepele. Namun, sejak kejadian 'itu'...