Happy reading!
******
Vanessa tak henti-hentinya berucap syukur pada Tuhan karena di semester ganjil kelas 11 ini, ia berhasil menduduki peringkat ke-4! Harapannya terkabul, readers.
Dan yang mengejutkan, peringkat 1 diambil alih oleh David Farizky Wijaya! Laki-laki itu memang pintar, dari awal menginjakkan kaki di kelas XI IPA 3 dia memang sudah menunjukkan kepintarannya dengan selalu menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru-guru mereka.
Sedangkan Dania berada di peringkat kedua, lalu di peringkat ketiga ditempati oleh Ardy. Dan di peringkat kelima ada Felly, kemudian di peringkat keenam Jello, lalu di peringkat ketujuh ada Farel, dan begitu seterusnya.
"Congrats, Van! Akhirnya lo bisa naik peringkat!" ucap Dania memberikan ucapan pada Vanessa setelah mengambil raport mereka.
"Congrats buat lo juga, ya!" ucap Vanessa. "Eh, tapi..."
Dania tersenyum simpul.
"Udah, gapapa. Gue tau David lebih pinter dari gue. Lagian kan, peringkat kedua gak jelek-jelek amat kok," ujar Dania.
Mereka berdua berada di taman sekolah menunggu kedatangan 4 personil dari Boom Squad yang entah sedang apa di dalam kelas setelah pembagian raport tadi.
"Ehm, Van. Gue punya sesuatu buat lo," ujar Dania yang detik berikutnya membuka tas ranselnya. Vanessa mengerutkan keningnya. "Ulang tahun gue masih lama kali, Dan,"
"Yeu, sok tau deh, lo. Ngasih hadiah kan, gak harus saat ultah kali,"
"Ya, terus, ada angin apaan lo mau kasih gue sesuatu?"
Dania pun menyodorkan sebuah kotak kado yang ukurannya tidak terlalu besar dan memberikannya pada Vanessa.
"Apaan nih?" tanya Vanessa.
"Udah, buka aja, elah. Banyak nanya lo," ujar Dania memutar bola matanya malas.
Vanessa pun mulai membuka kotak tersebut. Matanya berbinar-binar melihat isi dari kotak yang diberikan Dania. Dania memberikannya skincare dan beberapa make up dari Korea! Sesuatu yang Vanessa inginkan beberapa hari belakangan ini!
"DANIA! INI SERIUS BUAT GUE?!" teriak Vanessa histeris. Untung saja keadaan taman sedang sepi, hanya mereka berdua yang berada di taman tersebut.
"Gue tau lo seneng banget sama hadiah gue. Tapi gausah teriak-teriak juga kali, Van. Gue gak budek," omel Dania. Vanessa hanya menunjukkan cengirannya.
"Ehehe. Ya, maaf. Abisnya seneng banget dapet hadiah dari lo ini. Makasih ya, sahabatku yang terunch,"
"Dasar alay. Yaudah, sama-sama," ujar Dania yang kemudian menyentil jidat Vanessa dan berhasil membuat gadis tersebut meringis kecil.
"Anyway, gue lupa nanya sama lo. Beberapa hari yang lalu, gue liat postingan lo di instagram. Lo di endorse ya?" tanya Dania pada Vanessa. Vanessa mengangguk.
"Hooh. Lumayan tau, uangnya bisa gue tabung buat beli kebutuhan sehari-hari. Ngeringanin beban Ayah sama Bunda juga kan," ujar Vanessa yang kini sibuk melihat-lihat hadiah dari Dania. Dania mengangguk-anggukan kepalanya. "Bener juga sih. Salut deh, gue sama lo Van,"
Vanessa menoleh ke arah Dania dan tersenyum.
"Asalkan ada niat dan terus berusaha, semuanya akan berhasil kok, Dan,"
Dania tersenyum lebar dan sedetik kemudian berdeham. "Ehem, udah bisa bijak ya, sekarang,"
"Dari dulu kali!"
KAMU SEDANG MEMBACA
For You [COMPLETE]
Подростковая литература****** Rasa benci yang berlebihan, bisa saja berubah menjadi cinta. Itulah yang dirasakan oleh David dan Vanessa. Awalnya, mereka saling membenci satu sama lain. Tiap hari selalu berkelahi dengan masalah yang sepele. Namun, sejak kejadian 'itu'...