Happy reading!
******
"Makasih udah nganterin gue pulang," ucap Vanessa pada David setelah mereka pulang dari salon.
Ya, David dan Ardy serta Farel juga ikut ke salon bersama ketiga gadis yang akan mempercantik diri itu.
"Hm, sama-sama. Jangan lupa istirahat, sayang," ujar David sembari mengelus puncak kepala Vanessa.
Vanessa menoleh ke arah David dengan mengerucutkan bibirnya. "Apaan sih, manggil sayang-sayang. Geli tau gue dengernya,"
David terkekeh.
"Gue gak pernah nganggap lo sebagai pacar gue, ya. Inget itu!" ucap Vanessa dengan menatap tajam ke arah David. Bukannya sakit hati, David justru tersenyum miring.
"Lo bisa ngatain itu sekarang, tapi beberapa waktu lagi, lo akan menganggap gue sebagai pacar terbaik lo," kata David yang membuat Vanessa beku di tempatnya.
Tak ingin berlama-lama, Vanessa pun hendak membuka pintu mobil. Namun, tangannya lebih dulu dicekal oleh David.
"Tunggu!"
"Apaan lagi sih, Dav?"
"Cokelat buat lo,"
David memberikan 5 batang cokelat dengan isi kacang almond kesukaan Vanessa. Vanessa pun sangat antusias melihat cokelat pemberian David tersebut. Gadis itu mengambil kelima cokelat tersebut dan memasukkannya ke dalam tas pinknya.
"Makasih!" ucapnya dengan wajah berseri-seri.
David mengangguk kemudian tersenyum manis, "Sama-sama."
******
Vanessa melangkahkan kakinya hendak menuju kamar. Tetapi melihat ayahnya yang sedang menonton televisi di ruang tengah, membuat Vanessa mengurungkan niatnya sejenak.
"Ayah! Tumben cepet pulang," ucap Vanessa yang kini duduk di samping ayahnya.
Ayahnya yang terkejut dengan kehadiran Vanessa yang tiba-tiba tersebut hanya menggelengkan kepalanya sembari mengelus dadanya.
"Astaghfirullah, Van. Kapan kamu pulang? Kenapa tidak ketuk pintu dulu? Dateng-dateng langsung ngagetin Ayah. Salam juga enggak," omel Rudy sang Ayah. Vanessa pun cengengesan dan kemudian menyalami tangan Ayahnya.
"Assalammualaikum, Ayah. Vanessa pulang," ucap Vanessa dengan tersenyum lebar hingga matanya menyipit.
"Waalaikumussalam, Vanessa. Iya, Ayah tau kamu udah pulang. Buktinya kamu udah ada di depan Ayah," balas Ayahnya dengan terkekeh sejenak. Vanessa pun ikut terkekeh.
"Oh iya, Ayah tumben udah pulang jam segini," ujar Vanessa yang menyomot beberapa keripik kentang yang ada di atas meja.
"Hmm, kerjaan Ayah hari ini cepat selesai. Jadi pulangnya bisa lebih cepat,"
"Bagaimana sama ujian akhir semester kamu? Lancar?" tanya Rudy pada anak gadisnya yang sekarang sibuk mengemil sembari bermain hp.
"Humm, ya gitu deh, Yah. Gampang-gampang susah," ucap Vanessa seadanya. "Emangnya Ayah mau beliin Vanessa sesuatu kalau Vanessa bisa dapet ranking lagi?"
"Kamu mau sesuatu? Ayah belikan asalkan kamu terus menorehkan prestasi,"
Vanessa menimang-nimang tawaran dari Ayahnya tersebut. Kemudian gadis itu mengangguk.
"Oke, Vanessa akan buktiin ke Ayah kalau Vanessa bisa!"
******
![](https://img.wattpad.com/cover/133158809-288-k780458.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
For You [COMPLETE]
Novela Juvenil****** Rasa benci yang berlebihan, bisa saja berubah menjadi cinta. Itulah yang dirasakan oleh David dan Vanessa. Awalnya, mereka saling membenci satu sama lain. Tiap hari selalu berkelahi dengan masalah yang sepele. Namun, sejak kejadian 'itu'...