Happy reading!
******
Leonard Karrel :
Van,maaf banget! Aku gak bisa nganter kamu plg. Nanti naik taksi aja ya! Maaf,Van :(Setelah menerima pesan berbasis internet dari Karrel, Vanessa kebingungan. Tadi pagi dia berangkat dengan Karrel, dan ia kira pulangnya juga mereka pulang bersama. Tapi ternyata Karrel tak bisa mengantarkannya pulang. Menelpon Pak Rudy? Vanessa tak punya pulsa. Memesan taksi? Uang Vanessa tak cukup untuk membayar ongkos taksi.
Angkot?
Yasudah,sepertinya hanya itu satu-satunya cara agar ia bisa pulang ke rumah. Vanessa berjalan keluar dari gerbang sekolah. Dania dan Felly sudah pulang duluan. Mereka berdua sama-sama mempunyai acara keluarga yang tak bisa ditunda. Ardy, Farel, serta David, entah dimana. Saat bel pulang tadi, mereka langsung ngacir duluan tanpa menunggu Vanessa. Dan, Karrel sendiri tak bisa mengantarnya. Akhirnya, dengan sangat amat terpaksa, Vanessa pulang naik angkot hari ini.
Vanessa berjalan ke depan sekolahnya. Menunggu angkot yang lewat. Namun,sampai 15 menit Vanessa menunggu,tak ada satu pun angkot yang lewat. Tiba-tiba saja,sebuah mobil berwarna putih berhenti tepat di depan Vanessa. Kaca jendela mobil tersebut bergerak,terbuka perlahan. Dan sang pengemudi lalu melemparkan sebuah botol air mineral kosong dan tepat mengenai kepala Vanessa. Vanessa meringis. "Aw," ringisnya.
Vanessa yang kesal diperlakukan seperti itu pun,melihat siapa pengemudi yang ada di dalam mobil tersebut.
"Oh,jadi lo yang ngelempar gue pake botol air mineral barusan?!" ucap Vanessa dengan kesal. Orang yang di dalam mobil itu tersenyum miring. "Hai,Vanessa."
"Gak usah basa-basi pake nyapa gue,deh! Lo kan,yang ngelempar botol tadi?! Ngaku lo?!" kali ini Vanessa benar-benar marah. Bagaimana mungkin orang yang telah melemparinya dengan botol lalu bisa-bisanya tersenyum tanpa rasa bersalah?!
"Kalo iya,emang kenapa? Mau marah? Silahkan aja!" sahut orang tersebut. Vanessa pun menggeram dan kakinya maju selangkah menuju mobil tersebut. Ia ingin sekali menendang dan menghancurkan mobil itu.
Baru saja Vanessa melangkah,mobil itu langsung melesat pergi dari hadapan Vanessa. Vanessa pun berteriak.
"TASYAAAA!!! LO JANGAN KABUR DONG,KUTIL KUDAAA!!"
Vanessa menghentak-hentakkan kakinya kesal. Pengemudi mobil itu,Tasya, pergi sebelum Vanessa ingin mencak-mencak padanya karena telah melempari kepala Vanessa dengan botol air mineral.
"Udah gak waras kayaknya tuh anak. Untung aja gue orangnya sabar."
"Sabar,Vanessa. Orang sabar itu cantik. Jadi,kalo lo mau cantik,lo harus sabar. Iya,sabar ya,Vanessa."
Vanessa menghibur dirinya sendiri. Ia tersenyum sembari mengelus-elus dadanya.
"Semangat,Vanessa!"
******
Sudah setengah jam Vanessa menunggu,namun masih tak ada angkot yang lewat. Vanessa kesal setengah mati. Huh.. Bagaimana ia akan pulang sekarang?
Baby, you got lucky, 'cause you're rocking with the best
And I'm greedy
'Cause I'm so greedy
'Cause I'm so
I ain't talking money, I'm just physically obsessed
And I'm greedy
'Cause I'm so greedy
'Cause I'm so greedy, ooh
KAMU SEDANG MEMBACA
For You [COMPLETE]
Подростковая литература****** Rasa benci yang berlebihan, bisa saja berubah menjadi cinta. Itulah yang dirasakan oleh David dan Vanessa. Awalnya, mereka saling membenci satu sama lain. Tiap hari selalu berkelahi dengan masalah yang sepele. Namun, sejak kejadian 'itu'...