Happy reading!
******
Hari ini adalah hari pertama Ujian Akhir Semester 1 atau biasa disebut UAS. Vanessa sudah belajar dari jauh-jauh hari untuk mempersiapkan ini semua. Ia ingin orang tuanya bangga padanya. Ia bertekad untuk di semester 1 kelas 11 ini, Vanessa bisa mendapatkan peringkat 5 besar kembali. Semoga berhasil!
"Van, ajarin gue dong," ucap Dania yang berada di sebelahnya.
Kini mereka ada di luar ruangan ujian, tidak diperbolehkan untuk masuk ke dalam ruang ujian sebelum bel berbunyi.
"Ajarin apaan?" tanya Vanessa yang kini sibuk dengan ponsel-nya.
"Pelajaran elah,"
"Kan lu lebih pinter dari gue, Dan," ujar Vanessa.
Ya, selama ini Vanessa berada di peringkat 5. Dibawah sahabat-sahabatnya itu. Memang, keempat sahabat Vanessa pintar-pintar semua.
Peringkat 1 ditempati oleh Dania sendiri. Gadis itu memang pintar namun terkadang suka tidak percaya diri. Peringkat 2 ditempati oleh Ardy. Tentu saja, karena Ardy adalah laki-laki yang tekun dan rajin. Peringkat 3 ditempati oleh Felly. Gadis cerewet nan cempreng itu juga pintar hanya terkadang ia suka bermalas-malasan seperti Vanessa. Peringkat 4 ditempati oleh Jello. Masih ingat dengan gadis yang selalu mengenakan bando? Ya, dia juga cukup pintar, saingan Vanessa.
Farel? Dia pintar juga. Selalu berada di urutan peringkat 10 besar.
Nah, Vanessa sudah menargetkan jika dia akan mengambil alih posisi Jello terlebih dahulu. Setidaknya dengan begitu, ia memiliki peningkatan.
"Tapi kan, lo juga pinter sekarang, Van," ucap Dania masih merengek.
"Daniaku sayang.. Jangan pesimis gitu ah! Lo tuh, harus percaya diri. Optimis. Oke?" ucap Vanessa sembari menoleh ke arah Dania yang menusuk-nusuk paha Vanessa dengan jarinya.
"Iya iya! Tapi besok ajarin gue Fisika sama Kimia, ya! Lo kan, udah jago sekarang,"
Vanessa memutar bola matanya dengan malas, "Iya iya,"
Mereka pun kembali sibuk dengan aktivitasnya masing-masing hingga bel berbunyi, tanda ujian pertama akan dimulai.
******
Tak terasa, sudah seminggu sekolah Vanessa mengadakan Ujian Akhir Semester 1. Jujur saja, Vanessa merasa mudah mengerjakan semua soal-soal tersebut. Tapi, ia tak berpuas diri dulu. Mungkin saja, ada beberapa jawaban yang salah. Iya, kan?
Nah, rencananya. Vanessa dan kawan-kawan akan pergi jalan-jalan untuk melepas penat. Mereka berencana untuk makan-makan terlebih dahulu di sebuah kafe rekomendasi dari Felly.
Sekarang, Vanessa masih di sekolah. Menunggu bel pulang berbunyi. Walaupun ujian telah berakhir, mereka harus tetap bersekolah. Mereka akan pergi makan nanti setelah pulang sekolah.
"Vanessa," panggil seorang gadis yang suaranya familiar di telinga Vanessa. Vanessa yang sedang bercanda tawa dengan sahabat-sahabatnya itu, menoleh ke belakangnya, karena gadis tersebut memang berada di belakang Vanessa.
"Loh, Tasya?" ucap Vanessa dengan ramah. Tak ada raut benci yang ia tunjukkan di wajahnya pada Tasya.
Lain halnya dengan sahabat-sahabat Vanessa yang sekarang berganti posisi menjadi di belakang Vanessa, mereka menatap Tasya dengan wajah yang datar. Terutama Dania dan Felly. Mereka tak suka jika Vanessa diganggu kembali oleh gadis perusuh tersebut.
"Ada urusan apa lo sama Vanessa?" ucap Felly dengan sarkastis.
Tasya menunduk. Ia tahu akibatnya akan seperti ini. Namun tekadnya untuk merubah dirinya membuatnya tetap berdiri di hadapan Vanessa dan kawan-kawannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You [COMPLETE]
Fiksi Remaja****** Rasa benci yang berlebihan, bisa saja berubah menjadi cinta. Itulah yang dirasakan oleh David dan Vanessa. Awalnya, mereka saling membenci satu sama lain. Tiap hari selalu berkelahi dengan masalah yang sepele. Namun, sejak kejadian 'itu'...