Happy reading!
******
Hari ini hari pertama masuk sekolah di semester dua. Masih di kelas yang sama, XI IPA 3. Dan seperti biasa, Vanessa datang terlalu pagi. Namun bedanya sekarang Vanessa tak diantar oleh Pak Abdul lagi, melainkan menggunakan motor yang diberikan oleh Ayahnya.
Gadis dengan tas berwarna pink dan rambutnya yang terurai tersebut berjalan menyusuri koridor lantai dua sembari bersenandung kecil. Tak lupa dengan wajahnya yang sekarang makin cerah.
Memasuki kelasnya, ia lantas menuju kursi dan meletakkan tas serta bokongnya. Dikeluarkan susu kotak cokelat dan puding oreo yang ia buat sendiri tadi malam. Sembari menunggu teman-temannya datang, lebih baik ia mengisi perutnya terlebih dahulu. Sebelum berangkat tadi sebenarnya ia sudah sarapan, tapi entah kenapa belakangan ini Vanessa merasa nafsu makannya meningkat.
"Kayanya gue bakal ngikutin jejak Bunda yang suka masak dan bikin kue. Puding oreo yang gue buat aja udah seenak ini. Emang ya, gue tuh serba bisa. Udah cocok belum ya, jadi istri Taehyung?" gumam gadis tersebut sembari mengunyah puding oreonya.
Ia melirik pada jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kiri. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh lewat namun teman satu kelasnya belum ada yang menunjukkan batang hidungnya. Vanessa bersikap masa bodoh dan melanjutkan untuk menghabiskan puding serta susu cokelat yang ia bawa.
Beberapa detik kemudian, ponsel yang berada di saku rok gadis tersebut bergetar. Rupanya ada sebuah panggilan yang masuk berasal dari Dania.
"Halo? Paan?"
"Temen nelpon tuh, Assalammualaikum dulu, kek. Dasar keledai toa,"
"Ya Allah, aing khilaf. Yaudah gue ulang. Assalammualaikum Dania Angelica Floren," ucap Vanessa yang kini lebih melembutkan suaranya. Dania di seberang telepon terkikik. "Waalaikumussalam. Lo dimana? Udah di sekolah?"
"Gue kan anak rajin dan teladan serta baik hati dan tidak sombong. Jadi gue udah di sekolah jam segini. Lo sendiri kan, jam segini baru bangun tidur,"
"Emak lo empat! Gue sama Ardy lagi otw ke sekolah. Lo gausah banyak bacot. Gue udah bawain oleh-oleh dari Prancis buat lo,"
"Tumben banget berangkat bareng Mas Ar. Anyway, thanks ya, oleh-olehnya. Gue gak banyak bacot kalo lo udah bawain oleh-oleh, hehe,"
"Haha hehe haha hehe. Lo mah kangennya sama oleh-oleh. Kangen sama guenya kapan?"
"Besok aja. Sekarang oleh-oleh dulu,"
"Anjay. Yaudah lo tunggu, bentar lagi gue sampe di sekolah,"
"Wassalam--"
Tutt.. Tutt..
Panggilan diputuskan secara sepihak oleh Dania.
"--mualaikum,"
Vanessa memutar bola matanya dengan malas kemudian memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku rok. Puding yang ia makan sudah habis, begitu pun dengan susu kotak yang ia minum. Setelah menyimpan kotak bekas puding dan membuang kotak susu ke dalam tong sampah, Vanessa kembali duduk di kursinya sembari melihat anak-anak kelas lain yang mulai berdatangan.
Dan teman-teman kelasnya satu per satu mulai berdatangan. Bermacam-macam ekspresi yang terlukis di wajah mereka. Ada yang senang, ada yang seperti kesal karena mereka harus berurusan dengan 'tugas' kembali. Vanessa bersikap tak acuh. Dia merasa biasa saja ketika masuk sekolah kembali.
"Dania sama Ardy kok, lama banget ya? Masa iya macet," gumamnya.
Gadis dengan senyum manis dan rambutnya yang dikuncir satu berjalan melewati meja Vanessa. Ia melemparkan senyum ke arah Vanessa yang dibalas senyuman serupa oleh gadis tersebut. "Hai, Vanessa. Apa kabar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
For You [COMPLETE]
Teen Fiction****** Rasa benci yang berlebihan, bisa saja berubah menjadi cinta. Itulah yang dirasakan oleh David dan Vanessa. Awalnya, mereka saling membenci satu sama lain. Tiap hari selalu berkelahi dengan masalah yang sepele. Namun, sejak kejadian 'itu'...