Christina Perri - I Believe
Saat sadar Minah memerhatikan situasi di sekelilingnya. Ia berharap bertemu dengan kakaknya, tapi semua tidak sesuai dengan ekspetasi.
"Aku dimana?" Minah bangun dari tempat tidurnya. Suster yang melihat gelagat Minah segera menghampirinya.
"Apa Anda mau pergi nona?"
"Oh iya, ponsel" Minah mengabaikan suara suster lalu menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari ponselnya.
Banyak sekali panggilan tak terjawab di ponsel Minah. Kebanyakan berasal dari manajernya.
---
Minah kembali ke lokasi syuting. Gelang rumah sakit masih bergantung di pergelangannya.
Ia mengatur napas yang tidak beraturan akibat berlari dari parkiran menuju studio. Surai hitamnya juga berhamburan karena angin yang mengganggunya.
Bagaimanapun juga Minah harus bersikap profesional, apalagi di depan sutradara.
"Jang, kemana saja kau? Siapapun cepat ganti bajunya" perintah sang sutradara kepada stylist
Minah menuju studio 1, malam ini mereka melakukan pemotretan untuk cover film mereka. Dinding berwarna putih menjadi latar mereka.
Sang fotografer yang memegang kamera lengkap dengan lensa panjangnya sudah berdiri menunggu Minah.
"Ayo cepat sedikit!"
Jimin yang melihat dari kejauhan pun ingin membantu Minah, karena terlihat sekali dari wajahnya kalau ia sedang tidak enak badan.
Sang fotografer mulai mengarahkan kedua pemain film ini, ia memerintahkan Jimin untuk memeluk Minah. Saling berhadapan, nafas mereka beradu satu sama lain. Sangat dekat. Intim.
Mata coklat Minah benar-benar merasuki Jimin, ia memerhatikan gadis itu dengan serius.
"Park Jimin, pikiranmu kemana? Ayo fokus!" Teriak sang fotografer, kemudian lampu blitz menyala berkali-kali, menandakan tombol shutter kamera yang ditekan.
Tak terasa pemotretan mereka selesai, Jimin pun memberanikan diri untuk berbicara dengan Minah.
"Apa kau baik-baik saja Minah-ssi?"
Kaget mendengar suara Jimin, Minah membulatkan matanya. Tanpa sadar mulutnya sedikit terbuka. Dari mana ia tahu kalau wanita ini sedang dalam keadaan tidak baik.
"Iya, aku tidak apa-apa, apa kau mengkhawatirkanku?"
"Ani, mak..sudku..maksudku kalau kau tidak dalam kondisi yang prima, sebaiknya kau izin dengan sutradara. Aku tak mau kita terus menerus mengambil adegan yang sama" jawab Jimin terbata-bata
"Tenang saja Jimin-ssi, aku akan berusaha sebaik mungkin" sahut Minah sambil menepuk pundak lelaki itu.
"Minah-ssi, aku ingatkan sekali lagi, karena besok adalah adegan yang diminta sutradara agar terlihat nyata. Kerjasama kita akan dilihat"
"Adegan 269 maksudmu? Aku harap kau tidak membuat kesalahan Jimin-ssi" ucap Minah cuek, ia tidak suka direndahkan oleh orang lain.
Minah beranjak meninggalkan Jimin, tiba-tiba saja pergelangan tangan Minah ditahan oleh Jimin. Tangan hangatnya menggenggam pergelangan kecil Minah. Sentuhan kulit di luar adegan film kembali terjadi lagi.
Sel-sel darah Minah terasa mengalir lebih cepat, terlebih lagi ketika ia mendengar suara Jimin berkata
"Bagaimana kalau kita latihan dulu?"
TBC~
![](https://img.wattpad.com/cover/125327784-288-k224733.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[NC 21+] |PJM| HERO(IN)
FanfictionBermain blue film dengan Park Jimin? Hal buruk atau baik? Kedua-duanya mungkin #2 Jimin (09.08.18) #7 BTS (09.08.18) #3 ParkJimin (25.05.18) #6 Marriage (23.05.18) #5 fanfiction (14.09.18)