Besot

12.5K 629 14
                                    

The Weeknd - Earned It

'Bagaimana mengucapkannya, haruskah kuajak dia pergi bersamaku, atau...' Jimin sedari tadi memikirkan hal ini, ia bingung bagaimana menjelaskannya pada Minah.

Sebenarnya di jadwal, Jimin harus ke Busan sore ini, karena ia harus mengambil adegan untuk sebuah iklan disana. Permasalahannya adalah ia tidak beriklan sendiri, tetapi dengan seorang wanita.

Tentu saja Minah yang professional bisa mengerti, tapi ia bisa marah besar jika lawan mainnya adalah mantan kekasih Park Jimin.

Jimin sudah berkali-kali menolak tawaran iklan ini, tapi semakin hari perusahaan ini terus mendesak Jimin ditambah beberapa ancaman.

"Minah" ucap Jimin pelan sambil mengemudi

"Hmm" Minah hanya bergumam.

"Aku harus syuting ke Busan sore ini"

"Hmm"

"Itu berarti aku akan meninggalkanmu untuk beberapa hari"

"Hmm"

"Ya! Kenapa kau hanya bersuara seperti itu terus! Setidaknya katakan sesuatu"

"Apa yang harus kukatakan?" Tanya Minah dengan geram. Amarahnya mulai datang, ia tidak suka diteriaki oleh Jimin seperti tadi.

"Jika kau mengatakan aku pasti merindukanmu, atau jangan pergi, aku pasti menolak iklan ini" ujar Jimin. Ia berharap Minah melarangnya pergi jadi setidaknya ia punya suatu alasan untuk diberitahukan kepada manajernya.

"Aku tidak bisa melarangmu Park Jimin, lakukan yang kau sukai"

---

Jimin mengetuk pintu kamar mandi Minah terus menerus. Wanita itu setelah turun dari mobil segera berlari ke dalam rumahnya, yang tentu saja membuat Jimin panik dan segera mengikutinya.

"Minah apa kau tidak apa-apa?"

Suara air mengalir dari wastafel ditambah dengan suara muntah Minah memunculkan wajah khawatir seorang Jimin.

"Buka dulu pintunya"

"Pergilah...aku baik-baik saja

"Setidaknya lihat wajahku dulu dan aku akan memastikan dirimu baik-baik saja atau tidak" ucap Jimin sambil mengetuk pintu kamar mandi itu lagi.

Suara kenop pintu terdengar, pintu pun terbuka terlihat Minah yang sedang berdiri tersenyum sambil membuka pintu tersebut.

"See? Sebaiknya kau harus segera pergi, semua orang bisa menunggumu disana"

---

Selama perjalanan ke Busan peraasaan Jimin bergejolak. Ia tidak tega meninggalkan Minah yang sedang tidak enak badan.

Jari-jarinya daritadi mengetuk layar ponselnya. Suara dari speaker pun terdengar di ponsel Jimin.

"Noona, apakah dia masih sakit?"

"Setidaknya ucapkan salam dahulu Park Jimin,
Iya dia baik-baik saja,
Seorang teman sedang menjemputnya"

"Teman? Dia tidak memberitahuku tentang teman itu?" Tanya Jimin, nada suaranya mulai terkesan cemburu. Panggilannya buru-buru dimatikan.

[NC 21+] |PJM| HERO(IN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang