Kris buka event Q&A ya, kalau mau tanya, silahkan isi komen. Ask me anything and I will answer your curiosity ;)
John Legends - All of Me
"Jangan melihatku seperti itu" gumam Minah pelan
Jimin mendongak memperhatikan detail wajah Minah. Alisnya sedikit berkerut, terlalu banyak kekhawatiran dalam dirinya.
"Apa kau lupa?" Tanya Minah kemudian tertawa.
Deretan gigi rapi berwarna putih menghias senyumannya, beberapa helai rambutnya bergerak-gerak mengikuti arah tubuhnya yang tertawa. Minah ingin terlihat tidak menyedihkan di depan Jimin, ia sengaja tertawa di akhir kalimatnya.
"Jimin oppa jangan melihatku seperti itu. Aku tidak akan mati hari ini, ingat?" Ucap Minah meyakinkannya lagi.
Jimin mengingat semuanya, setiap dialog, adegan yang mereka lakukan, ia masih mengingatnya. Ia tersenyum, menyentuh pipi Minah perlahan, sentuhan itu membuat sel-sel darah mengalir begitu cepat, bereaksi dengan pipi Minah yang mulai memanas. Kemudian wanita itu memegang tangan Jimin, lebih tepatnya menggenggam erat.
---
Minah memaksa ingin melaksanakan pernikahan. Ia mempunyai konsep pernikahan di luar, taman lapang yang dihiasi bunga-bunga dafodil. Meski ia sekarang menggunakan infus di tangannya.
Pernikahan sederhana di taman kecil yang dihadiri keluarga dan teman dekat saja. Kursi dan meja bundar menjadi pemanis daerah lapang itu. Senyuman bahagia dan haru dari keluarga dan kerabat muncul dari wajah para tamu.
Di altar berdiri laki-laki tampan, badannya tegap, sepatunya berkilap, suara degupan jantung yang hanya bisa didengar oleh laki-laki ini. Gugup, bahagia, sedih, semua perasaan tercampur aduk. Hari ini Jimin benar-benar terlihat lebih sempurna, biasanya saja ia sudah terlihat sempurna, tapi jika ada kata di atas sempurna pasti kata itu sangat tepat menggambarkannya sekarang.
Jimin mengenakan jas rapi berwarna hitam, dalaman kemeja putih, dengan tema biru pada dasi dan bunga kecil di kantung jasnya.
Menikah, satu kata yang terus terngiang di kepala Minah, ia berjalan memasukki gerbang yang berwarna putih dengan hiasan bunga berwarna biru, di dekat gerbang itu Minseok menunggu Minah. Ia menggandeng tangan wanita itu. Botol kecil yang digantung dan dihiasi dengan rangkaian tanaman rambat berbunga putih sedikit menghilangkan kesan menyedihkan pada botol infus Minah. Ia harus mendapatkan asupan dari cairan-cairan kimia tersebut, beberapa kali Minah mencoba untuk tidak menggunakannya, tapi berkali-kali juga Minah tidak sadarkan diri, karena kehilangan tenaga. Bekas-bekas jarum suntik bermunculan di tangan wanita itu, akibat infus yang dipasang terus menerus.
Lagu All of Me dari John Legend pun menjadi latar belakang Minah dan Minseok yang memasuki altar pernikahan.
Jimin tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca melihat kedatangan Minah.
Minseok mengantarkan Minah menuju altar, ia berdiri di sebelah kiri Jimin, Minseok pun duduk di kursi paling depan, dekat dengan Cheonsa dan Yoongi.
Lalu pendeta memberikan kode agar para tamu kembali duduk.
"Di hadapan saya berdiri mempelai laki-laki dan perempuan yang akan mengikrarkan janji di hadapan Tuhan. Park Jimin apakah kau bersedia menerima Jang Minah sebagai istrimu dan kau akan mengasihinya sama seperti kau mengasihi diri sendiri, mengasuh dan merawatnya, menghormati dan memeliharanya dalam susah maupun senang, dalam kelimpahan atau kekurangan, dalam keadaan sakit dan sehat dan setia kepadanya selama kalian berdua hidup?"
"Ya, saya bersedia" jawab Jimin mantap. Ia mengulum bibirnya, perasaan gugup mulai menjalar hingga ke bibirnya.
"Jang Minah apakah kau bersedia menerima Park Jimin sebagai suamimu dan apakah kau bersedia tunduk kepada suami, mengasuh dan merawatnya, menghormati dan memeliharanya dalam susah maupun senang, dalam kelimpahan atau kekurangan, dalam keadaan sakit dan sehat dan setia kepadanya selama kalian berdua hidup?"
"Ya, saya bersedia"
Usai Minah mengucapkan kalimatnya, seorang gadis kecil mengantarkan cincin pernikahan di dalam kotak berwarna putih. Ukiran klasik di kotak itu menjadi ciri khas tersendiri, berkesan tua tetapi anggun.
Suara pendeta kembali terdengar "Cincin ini menggambarkan kasih antara seorang suami dan istri. Cincin melambangkan kasih yang tidak akan berhenti. Demikian kiranya kasih antara Park Jimin dan Jang Minah tidak akan berakhir selama keduanya hidup, bertambah hari bertambah matang, bertambah hari bertambah tulus"
Sang pendeta pun memberikan kedua pasang cincin itu kepada Jimin dan Minah.
"Park Jimin masukkan cincin ini pada jari manis tangan kanan Jang Minah sebagai tanda kasih kepadanya yang tidak akan berakhir dan luntur"
Jimin pun mengangkat tangan kanan Minah, jemari kanan laki-laki itu telah menggenggam erat lingkaran emas tersebut. Ia memasukkannya perlahan pada jari manis Minah.
"Jang Minah masukkan cincin ini pada jari manis tangan kanan Park Jimin sebagai tanda kasih kepadanya yang tidak akan berakhir dan luntur"
---
"Kau tau, ini momen yang membuatku sangat bahagia" ucap Minah dengan nada girang, ia berkali-kali menekan tombol panah kanan dan kiri pada keyboard laptopnya. Jimin yang dari tadi duduk di hadapan Minah pun beranjak mendekati wanita itu.
Posisi Minah sekarang bersender pada tumpukan bantal di kasur rumah sakit. Setelah pernikahan dijalankan, malam ini ia harus melakukan scan menyeluruh. Ia menyempatkan untuk melihat hasil foto tadi pagi. Jimin memanfaatkan kesempatan ini untuk menghabiskan waktu berdua di kamar Minah.
"Kau harus lihat pidato Yoongi hyung" Jimin menyodorkan ponselnya, ia duduk bersender di sebelah Minah. Lebih tepatnya, ia menyenderkan kepalanya di dada Minah. Sedikit menindih, intim, dan rasa hangat. Sore ini mereka habiskan beberapa jam demi melihat video-video lucu saat pernikahan tadi pagi.
"Minah-ssi" seorang perawat datang dengan kereta dorong berisikan jarum suntik dan botol-botol kaca kecil berisi cairan.
Jimin beranjak dari kasur dan segera berdiri di samping Minah. Ia mengelus lengan kecil wanita itu, menyuruhnya agar tetap tenang. Sentuhan lembut Jimin membuat sang perawat sukses menyuntikkan cairan itu dalam tubuh Minah.
"Aku takut, bagaimana kalau hasilny-" ucapan Minah terpotong
"Shh..tenanglah" Jimin mengelus kembali lengan Minah, memberikan stimulus kepada wanita ini, agar tetap tenang.
"Jimin-ssi saya akan membawa pasien ini menuju ruang periksa, jadi dimohon untuk tidak mengikuti"
Jimin hanya menggangguk pasrah, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Dalam hatinya, ribuan doa sudah dipintanya.
TBC~
Suka? Vote ya💜💜
Mau tanya apapun, isi di komen, bakal Krista jawabin ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
[NC 21+] |PJM| HERO(IN)
FanficBermain blue film dengan Park Jimin? Hal buruk atau baik? Kedua-duanya mungkin #2 Jimin (09.08.18) #7 BTS (09.08.18) #3 ParkJimin (25.05.18) #6 Marriage (23.05.18) #5 fanfiction (14.09.18)