Betted

20.2K 840 18
                                        

Rihanna - Sledgehammer

Kim Seokjin's Diary
Pagi ini pasien dengan nama Jang Minah terlihat sangat putus asa, ketika saya menyampaikan hasil catatan medisnya. Tujuan utama kami adalah menyelamatkan nyawa, saya akan terus berusaha yang terbaik untuknya. Di sore harinya saya menerima hasil tes darah dari dua orang, Jang Minah dan Park Jimin. Besok pagi saya akan memberikan hasilnya kepada mereka. Sepertinya mereka berdua mempunyai hubungan spesial.

Wihh sudah 12 part, lebih panjang dari bts series yang biasanya ya. Makasih banyak yang sudah dukung, vote dan comment. Love you💜💜 yang request JJK sabar ya~

"Minah angkat teleponmu" Gumam Jimin dengan cemas.

Kakinya bergoyang-goyang demi menghilangkan rasa khawatirnya.

"Aissh kamu kemana?" Lanjutnya lagi

Yang ditunggu pun datang, ia sedikit berlari kecil menghampiri kru film Heroin. Ditambah Jimin yang memerhatikan Minah cemas. Wanita itu terlihat menunduk beberapa kali, menandakan ia meminta maaf kepada semua kru.

---

Sebelum menyaksikan film perdana, mereka menghadiri wawancara. Panggung memanjang telah disiapkan lengkap dengan meja panjang berwarna putih yang tertata rapi beserta mic bagi pemain film. Latar belakang mereka adalah papan iklan film mereka beserta sponsor-sponsor.

Minah dan Jimin duduk di tengah, pemain-pemain tambahan juga duduk di samping mereka.

Kilat dari kamera mulai berkedip bergantian. Jimin memerhatikan tingkah Minah dari tadi. Terlihat wanita itu sangat gugup. Entah apa yang terjadi di dalam pikirannya. Tapi ia terlihat memikirkan sesuatu. Terkadang matanya terlihat berkedip dengan cepat.

Naluri Jimin pun berjalan. Tangan hangat miliknya segera menggenggam tangan Minah erat di balik meja, jari kiri Jimin saling bertautan dengan jari kanan Minah. Wanita itu sedikit tersentak.

Ia segera melihat rahang Jimin, ya, laki-laki itu berpura-pura tidak memerhatikan Minah, ia tersenyum lurus ke arah reporter, tetapi tangannya masih menggenggam Minah.

Lalu, Minah menarik napas dalam, terasa oksigen mulai memenuhi paru-parunya, kemudian ia mengeluarkannya pelan diiringi senyuman manis. Deret rapi gigi Minah menjadi pusat perhatian para reporter untuk segera mengambil situasi sempurna ini.  Kepercayaan diri Minah kembali berkat Jimin.

'Sial, ia membuatku gila' rutuk Minah dalam hati

----

Mereka mulai menonton penayangan perdana film Heroin. Tiba dimana adegan Jimin dan Minah melakukan ciuman cepat yang sangat imut.

Hal itu segera membuat Minah mencuri pandang kepada Jimin yang kebetulan duduk di dekatnya. Terlihat laki-laki ini tertawa kecil, dengan menutup wajahnya dengan tangannya.

 Terlihat laki-laki ini tertawa kecil, dengan menutup wajahnya dengan tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa disadari sudut bibir Minah tertarik karena melihat tingkah imut Jimin.

'Apakah aku benar-benar menyukainya?' batin Minah ketika sadar akan reaksinya terhadap Jimin tadi.

Minah pun sadar bahwa adegan seks dia dengan Jimin semakin dekat. Ia malu untuk melihatnya lagi, apalagi ini ditonton oleh orang banyak dengan layar besar. Sudah cukup ia melihat preview saat proses produksi. Kali ini ia harus menontonnya dengan pemain-pemain yang lain.

Ia segera menundukkan kepalanya dengan sedikit gugup, tangan kirinya digunakan untuk menutupi pandangannya. Iringan musik romantis mulai terputar. Minah segera menggigit bibirnya sesaat mendengar suara desahannya.

Kebalikannya, kini Jiminlah yang memerhatikan Minah, tingkah Minah sukses membuat laki-laki ini kesal. Bagaimana adegan berharga ini ia lewatkan. Jimin segera memberi kode kepada Minah dengan memanggil namanya.

"Sst...Minah kau harus menontonnya" eja Jimin perlahan dengan suara yang kecil

Lalu, Jimin menunjuk layar agar perhatian Minah kembali ke layar bukan menutup mata.

----

Penayangan perdana telah usai. Tapi ada urusan Minah yang belum selesai hari ini. Iya, sehabis penayangan perdana. Kru dari rumah produksi mengadakan pesta makan malam. Terlalu dini untuk merayakannya, tapi itu sudah menjadi kebiasaan sang pemilik rumah produksi.

Waktu tengah menunjukkan pukul 2 pagi, Minah duduk sendiri sambil memutar-mutar air pada gelasnya. Ia berpikir akan hasil dari dokter Kim, sudah sejak lama ia menerima resiko yang terjadi, tapi semenjak bertemu dengan Jimin. Ia sangat berat hati untuk meninggalkannya di waktu yang lama. Ia masih ingin melihat wajah Jimin 60 menit kedepan, bahkan satu hari pun sangat berharga baginya. Ia ingin melihat Jimin setiap hari, saat bangun tidur ia ingin melihat Jimin tertidur pulas di sampingnya. Ia ingin membuatkan Jimin sarapan dan kopi sambil membicarakan hal-hal yang menyenangkan.

Memang terlihat berlebihan, tapi jujur saja bahwa Minah menyukai Jimin. Tetes air mata mulai membasahi pipi putih Minah sedikit. Dengan cepat ia segera menggosok-gosok pipinya, menghilangkan bekas air matanya.

Jimin melihatnya dari jauh, namun kesempatannya untuk menghampiri Minah diurungkannya, karena salah satu pemain lebih dulu duduk di sebelah Minah.

----

"Pagi dokter Kim"

"Pagi Minah, bagaimana acaramu semalam?"

"Menyenangkan" ucap Minah sembarang lalu mengambil satu buah kursi dan segera duduk di situ.

"Ummm...Kira-kira, bagaimana hasilnya dokter?"

"Ini agak sedikit mengejutkan" ucap Seokjin pelan

TBC~
Vote jika suka💜
Comment juga~
Senang deh liat feedback dari kalian. Jangan lupa baca series yang lain ya, pada berhubungan soalnya.

- Info:

Minah itu sudah lama kena penyakit sumsum tulang belakang, ia sudah lama mencari pendonor tapi belum ada yang cocok, termasuk kakaknya yang nggak bisa donor sumsumnya ke adiknya, karena golongan darah dan susunan jaringan sumsum yang beda. Mengingat mereka bukan saudara kandung, keduanya adalah saudara tiri yang dibawa masing-masing oleh ibu dan ayahnya.

Kalau kelamaan nungguin donor, penyakit sumsum tulang belakang bisa lanjut ke penyakit leukemia alias kanker darah dimana seseorang kekurangan sel darahnya. :(

[NC 21+] |PJM| HERO(IN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang