Bed

36K 1.1K 6
                                    

NC ALERT!!

Major Lazer - All My Love

Minah mengenakan kembali bra miliknya, stylist langsung memberikan handuk besar pada Minah. Sang sutradara memujinya, beberapa kali juga para kru memberikan sanjungan atas aktingnya.

Kali ini mereka harus didandani seperti di pertengahan adegan seks. Sedikit berkeringat, dengan rambut yang basah.

Minah memerhatikan Jimin yang sedang didandani. Sang empunya nama merasa diperhatikan, sehingga ia menoleh kepada Minah. Sontak wanita ini segera membuang muka ke arah lain. Ia malu.

Setting kamar sudah disiapkan. Minah berinisiatif untuk menghampiri Jimin terlebih dahulu, sebelum syuting dimulai.

"Tolong bantu aku" bisik Minah

"Kenapa aku harus membantumu?" Tanya Jimin tanpa memandang wajah Minah sedikit pun

Minah berjinjit kemudian berbisik kepada Jimin.

"Aku belum pernah melakukan seks, jadi aku tidak tau bagaimana mengatur ekspresiku nanti" bisik Minah di telinga Jimin

Reaksi Jimin kepada Minah adalah tawa kecil, belum selesai Jimin menjawab, tapi sang sutradara menyuruh mereka untuk bersiap.

"Ayo bersiap, cepat ke tempat adegan. Take 1 scene 272 action!"

Minah dibaringkan di kasur, sedangkan Jimin berada di atasnya, separuh badan mereka tertutup oleh selimut sutra berwarna peach.

Jimin kembali mencium bibir kecil Minah, membuat wanita ini kehabisan nafas. Tangan lelaki ini bermain pada payudara Minah. Nikmat, Minah mendesah berkali-kali.

Lelaki itu menundukkan kepalanya, melihat bagian bawah wanita ini. Celana dalam berwarna hitam menjadi penghalang bagi Jimin.

Ia menyeringai, lalu berpura-pura seperti memasukkan miliknya kepada Minah. Seks dengan celana yang masih dikenakan. Semua tertutupi dengan selimut itu. Tipuan kamera.

Tangan Minah memeluk leher pria ini, lalu menyusuri punggung coklatnya.

"Cut!"

Jimin menghentikan permainannya. Minah menoleh kepada sang sutradara sambil menutup payudaranya dengan selimut.

"Park, bagaimana bisa kau memasukan milikmu di tengah-tengah permainan? Apa kau membaca dialognya? Disini seharusnya kalian sudah bermain sekitar 10 menit yang lalu"

"Maafkan aku PD-Nim" jawab Jimin

"Selimut itu juga menjadi penghalang, bagaimana ini terlihat nyata kalau sesungguhnya itu terlihat palsu. Semua orang tau kau pura-pura Park!" Lanjut sang sutradara lagi

Tangan lelaki ini sudah membentuk lingkaran-lingkaran astral yang tak berwujud, ia seperti menumpahkan lava panas dari mulutnya. Pakar bercinta mungkin adalah nama belakangnya.

"Aku mau lihat sekali lagi, tapi sungguhan"

"Tapi kan-" jawab Jimin dan Minah serentak tetapi terpotong oleh ucapan sang sutradara

"Tidak ada yang keberatan! Ingat kontrak kerja di awal?" Jawab sang sutradara licik.

Pikiran Minah benar-benar kalut, ia tidak bisa membayangkan miliknya yang berharga akan jatuh di tangan Park Jimin, seseorang yang belum dikenalnya lebih dalam. Ia tak tau, apakah hal ini baik atau buruk.

Pilihan yang bukan menjadi suatu jawaban atas beribu pertanyaan di kepalanya. Tentu saja ia menikmati semua gairah dan kenikmatan ini tetapi dengan pria bajingan, yang selalu merendahkannya. Tentu saja semua itu masuk akal untuk menjadi alasan agar ia menolak semua adegan ini, tetapi mengingat biaya ganti rugi, ia hanya bisa terdiam.

"Oke, kuberikan kalian waktu berdua 10 menit untuk bonding. Yang lain akan beristirahat dulu."

Sang sutradara sepertinya ingin Jimin dan Minah merasakan chemistry yang sesungguhnya.

Para kru dan sutradara mulai berhambur ke luar lokasi demi mengambil waktu istirahat. Menyisakan Jimin dan Minah berdua. Lampu studio pun tiba-tiba dipadamkan. Sontak wanita ini menaikan kedua bahunya terkejut.

Hening, mereka berdua hanya menatap ruang kosong. Suasana canggung mulai datang.

"Aku-" keduanya menghentikan ucapannya karena bertabrakan.

"Kau duluan Minah-ssi"

"Tidak, kau saja yang duluan" sahut Minah

"Aku tidak akan melakukannya" ucap Jimin pelan

"Jangan, lakukan saja"

"Itu sama saja bunuh diri Minah-ssi, aku akan membantumu mendapatkan klimaks tanpa penetrasi. Lagipula kau bukan seleraku"

Sikap sombong Jimin kembali muncul. Minah mengira maksud Jimin baik tetapi ia memiliki alasannya sendiri, alasan yang menekankan bahwa Minah bukan tipe seorang Park Jimin.

"Selera katamu? Tapi aku bisa merasakan milikmu mengeras sesaat setelah kau menciumiku" sindir Minah

"Itu yang kau bilang bukan selera?" Lanjutnya lagi

Kesal, Minah segera beranjak dari tempat tidur meninggalkan Jimin.

"Ya! kau mau kemana?" Teriak Jimin

"Bukan urusanmu" Minah sangat membenci sifat angkuh Jimin, bagaimana bisa sang sutradara memerintahkan mereka untuk bonding sedangkan Park Jimin tidak bisa diajak bekerja sama.

Minah melangkah tanpa arah. Ia menyadari seseorang mengikutinya dari belakang. Sesaat ia hendak membalikkan badannya matanya tiba-tiba saja ditutup dari belakang.

"Siapa kau!" Teriak Minah sambil berusaha membuka genggaman tangan yang menutup matanya.

"Jangan berteriak" suara bisikan memenuhi telinga Minah

'Oh, suara ini aku mengenalnya'

TBC~

Vote jika suka
Comment juga bakalan Kris tunggu...

[NC 21+] |PJM| HERO(IN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang