17. Maaf

2.9K 167 18
                                    

"Gue sayang lo, tolong maafin gue"
-Irham Nuran Harir-
D.I.A
( Dan Inilah Aku )
_____________________________________

"Oper gue Zka!" teriak Ari sambil menuding dirinya.

Azka mengangguk cepat dan memberikan bola itu pada Ari. Dengan cepat Ari meraih bola itu dengan kedua kakinya dan langsung menggiring bola menuju gawang lawan dan hap.. Dengan jarak yang masih cukup jauh Ari berhasil mencetak satu gol pertama dibabak final.

"Gooooolllll" teriak para supporter Pancasakti.

"Wuhh gol men" teriak Azka sambil mengacungkan jempolnya pada Ari.

Ari tersenyum puas pada Azka. Ia kemudian memberi aba-aba untuk segera waspada dan melanjutkan permainannya kembali.

Buana Raya mulai melakukan perlawanan, Ari makin was-was mencermati taktik yang dilakukan lawan mainnya itu. Ia segera menyusun strategi untuk mempertahankan kemenangan teamnya.

"Jil, lo tetep pantau jangan sampe kebobolan" teriak Ari pada Ajil yang berdiri sigap menjaga gawang.

"Oke Ri" balas Ajil.

Keadaan mulai memanas, bola dikuasai oleh Buana Raya. Ari berkali-kali gagal mengambil alih bola itu. Pemain Buana Raya sudah hampir sampai digawang Pancasakti, Ajil pun sudah siap mengambil gerakan sewaktu-waktu bola ditendang ke gawang. Tanpa diduga bola dengan cepat melesat kegawang tanpa bisa Ajil kuasai.

"Goooollllll" suara Pendukung Buana Raya bersorak gembira karena team mereka berhasil menyamai skor.

"Arghhhhh" teriak Ajil sambil terkapar dilapangan.

"Udah, jangan pesimis gitu. Kita belum kalah, masih banyak peluang" ucap Ari sambil meraih tangan Ajil.

"Ri gimana nih? Kebobolan kita?" ucap Azka menghampiri Ari dan Ajil.

"Lanjutin taktik permainan, jangan lengah atau kita kalah" ucap Ari yakin.

Azka menghela nafas sebentar dan kembali keposisinya. Begitupun dengan Ari dkk. Mereka sudah siap diposisinya masing-masing. Ari menatap depan dengan yakin, ia menarik nafasnya berat dan kembali fokus pada pertandingan.

Pertandingan dimulai kembali, Ari segera merebut bola dari lawan. Ia menggiring cepat bola itu kearah gawang lawan, namun ia kalah cepat bola itu sudah terlebih dulu direbut oleh lawan.

Ari masih terus memberi aba-aba pada teamnya agar tetap semangat dan berjuang melanjutkan pertandingan seri itu.

"Prittttt" peluit tanda babak pertama berakhir telah dibunyikan.

Ari, Azka, Ajil, Tio, dan Rama beristirahat ditepi lapangan sambil meminum air mineral yang sudah disiapkan oleh panitia. Mereka terlalu kewalahan menghadapi lawannya itu.

"Ri, Kalo Buana makin ganas gini mainnya. Gimana kita bisa menang?" tanya Azka hampir emosi.

"Iya Ri, mereka jago-jago" sambung Rama sambil terengah-engah.

"Kita lebih hebat dari mereka" jawab Ari singkat.

Semua menatap Ari dengan tatapan heran. Ari masih saja optimis ditengah-tengah keraguan. Inilah kelebihan Ari,  sehingga ia pantas jika dijadikan ketua futsal karena selain jago.

D.I.A || Arsyah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang