"Sampai kapanpun gue tetep Cinta"
-Irham Nuran Harir-
___________________________________"Mah, gimana keadaan Aisyah?" tanya Bani, Kakak Aisyah.
"Dari kemarin masih belum sadar, Mamah takut dia kenapa-napa Kak" ucap Melati sambil memeluk Bani.
"Mah, Mamah percaya sama Bani. Aisyah pasti akan baik-baik aja" ucap Bani menenangkan.
"Ini semua karena Ari! Ari yang buat Aisyah jadi kaya gini" ucap Melati emosi.
"Mah, ini tuh kecelakaan. Semua orang gak ada yang mau ini terjadi, Ari juga gak akan tahu kalau bakal kejadian kaya begini. Mamah kan tahu Ari itu sayang sama Aisyah kan?" ucap Bani.
"Kok Kak Bani jadi bela-belain Ari gini sih! Udahlah percuma Mamah bicara sama kamu!" ucap Melati makin emosi.
Bani hanya menghela napasnya panjang, ia memilih untuk diam saja.
"Yaudah, Bani keluar dulu beliin makan buat Mamah. Dari pagi belum makan kan?" tanya Bani.
Melati hanya menggeleng pelan. Bani beranjak keluar dari ruangan Aisyah. Baru saja ia menutup pintu ruangan itu, ia sudah melihat Ari yang terduduk dibangku depan ruangan Aisyah. Kondisinya buruk, tak seperti Ari pada biasanya. Jaket kebesaran menghiasi tubuhnya yang lemah, matanya bengkak, rambutnya tak beraturan, serta jari tangannnya yang gemertak.
"Ri, lo gak papa kan?" tanya Bani.
Ari diam tak menjawab ucapan Bani dan pandangannya kosong.
"Ri, lo dengerin gue gak? Lo gak papa kan?" tanya Bani sekali lagi sambil memengang pundak Ari.
Ari baru saja tersadar dari lamunannya.
"Bang Bani? Aisyah udah baik-baik aja kan?" tanya Ari.
"Kayanya dia butuh dijenguk lo deh biar cepet sadar, lo sendiri gak papa kan?" ucap Bani.
"Gue udah baikan kok Bang" jawab Ari.
"Lo bolos Ri?" tanya Bani.
"Gue pengen jenguk Aisyah Bang" ucap Ari.
"Yaudah masuk aja, gue mau keluar dulu beli makan" ucap Bani.
Setelah mengatakan itu, Bani segera berjalan meninggalkan Ari. Ari tak salah dengar tadi kan? Kak Bani menyuruh Ari untuk masuk menjenguk Aisyah. Oke, Ari takkan melewatkan kesempatan ini. Dengan langkah penuh semangat Ari berjalan menuju ruangan tempat Aisyah dirawat.
"Tok..tok..tok"
"Masuk"
Suara itu? Suara Mamah Aisyah? Ari hampir saja mengurungkan niatnya untuk menjenguk Aisyah. Ia masih teringat perkataan Melati kemarin yang menyuruh Ari untuk jauh-jauh dari Aisyah. Tapi hatinya tak sanggup untuk melakukan itu. Ari makin bingung, dengan modal nekat akhirnya Ari memberanikan diri untuk masuk ke ruangan itu.
Dengan langkah tenang, Ari berjalan pelan mendekati ranjang ruangan itu. Ari melihat gadis cantik yang matanya masih terpejam terbujur diatas ranjang bersprei putih. Dadanya mendadak sesak, harusnya ia yang ada diposisi itu sekarang.
"Masih berani juga kamu kesini? Belum puas buat Aisyah menderita seperti ini! Iya?" ucap Melati emosi.
"Maafkan saya Tante" ucap Ari.
"Kamu pikir dengan kata maafmu itu bisa mengembalikan keadaan Aisyah seperti sedia kala? Iya? Kamu pikir dong!" ucap Melati.
"Harus berapa kali saya bilang sama kamu jangan berani berani lagi datang kesini dan jauhi Aisyah" ucap Melati.
KAMU SEDANG MEMBACA
D.I.A || Arsyah [END]
FanfictionDan Inilah aku.... Aku yang selalu gugup tatkala bertemu denganmu Aku yang selalu malu saat berada disampingmu Dan aku yang selalu rindu saat jauh darimu Bibirku memang berkata tidak untuk kita, tapi percayalah.... Disetiap kesendirianku aku tak per...